Memilih Sukacita

Kamis, 30 Januari 2025

Kolom219 Dilihat
banner 468x60

Oleh Fransiskus Borgias
(Fakultas Filsafat, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung)

Pengalaman sukacita adalah pengalaman pembebasan, pengalaman yang membebaskan, pengalaman yang mendatangkan kebebasan dan kelegaan. Coba pikirkan salah satu pengalaman sukacita yang pernah kita alami dalam hidup ini. Lalu coba bayangkan juga perasaan lega dan kebebasan yang dibawa oleh rasa sukacita itu, atau yang terjadi bersamaan dengan pengalaman sukacita itu. Saya kira kita semua bisa melihat dan merasakan hal itu. Kita bisa mengalaminya. Memang benar demikianlah adanya. Kita tidak dapat menyangkalnya. Karena itu, kita dapat memahmi pada akhirnya bahwa pengalaman sukacita itulah yang bisa membuat hidup ini layak dan pantas untuk diarungi, dihidupi. Hanya pengalaman sukacita itulah yang membuat kita seperti mempunyai kekuatan untuk terus mengarungi hidup ini dengan penuh makna. Bahkan pengalaman sukacita itulah yang memberi makna kepada hidup kita. Pengalaman sukacita itulah juga yang membuat hidup kita ditandai oleh pengharapan, sehingga kita pun bisa hidup dalam sebuah perspektif pengharapan. Dalam perspektif pengharapan itu, cakrawala masa depan itu, betapapun terasa gelap dan mistier, tetap terasa cerah, seperti sedang disoroti oleh sebuah sinar yang ajaib. Tetapi rupanya juga tidak semudah itu untuk dikatakan, sebab mungkin ada banyak orang lain yang merasa bahwa tidak mudah untuk mendapatkan, merasakan, menikmati rasa sukacita itu. Perasaan sukacita itu seperti sangat jauh dari hidup mereka.

banner 336x280

Karena itu mereka mengeluh dan berkesah bahwa hidup mereka penuh dengan dukacita dan seperti tertekan dan terimpit terus. Di tengah kondisi seperti itu, kita bisa bertanya secara kritis, apa yang bisa mendatangkan sukacita itu dalam hidup kita, sukacita yang sangat kita dambakan dalam hidup ini? Apakah pengalaman sukacita itu hanyalah sebuah faktor kebetulan belaka? Yaitu bahwa ada orang yang memang sedang beruntung. Sementara orang lain di luar sana sedang mengalami kemalangan, tidak beruntung. Ternyata tidak demikianlah adanya. Mungkin terasa aneh dan asing, sebenarnya kita bisa memilih sukacita itu. Kitalah yang memilih dan menentukan. Bagaimana itu mungkin? Untuk dapat membayangkan hal itu, marilah kita mengkonstruksinya demikian. Ada dua orang dan kedua orang itu bisa saja pada saat yang satu dan sama mengalami satu peristiwa yang sama, menjadi bagian dari satu peristiwa yang sama. Tetapi kedua orang itu bisa saja memilih dan memutuskan cara dan jalan yang berbeda untuk menjalani, memaknai peristiwa itu. Yang satu memilih jalan A dan yang lain memilih jalan B. Jadi keduanya memilih jalan yang sangat berbeda satu sama lain. Misalnya, salah satu dari mereka memilih jalan untuk percaya bahwa apa yang sudah terjadi, betapa pun hal itu terasa pedih dan perih, mengandung sebuah janji dan pengharapan.

Sementara yang lain bisa justru sebaliknya memilih keputus-asaan dan kemurungan. Akibatnya pasti berbeda. Yang satu hidup dalam perspektif pengharapan karena janji masa depan tadi. Yang lain hidup dalam keterkungkungan dan karena itu ia bisa dihancurkan oleh pilihan cara hidupnya sendiri. Ia terhukum oleh kebebasannya memilih cara hidupnya. Ia memiliki kebebasan untuk memilih. Jadi pilihan itu sangat penting. Hendaknya selalu disadari bahwa apa yang membuat kita menjadi manusia dan manusiawi tidak lain ialah justru kebebasan untuk memilih itu. Kita manusia memiliki kemampuan akal budi dan kehendak bebas. Dengan kedua karunia itu, kitalah yang memilih dan menentukan arah dan cara hidup kita. Apapun yang kita pilih sangat menentukan bagaimana hidup kita ke depan dan di masa depan. Kata Jean Paul Sartre “we are condemned to be free.” Tidak mudah menerjemahkan frasa itu. Kita terhukum untuk bebas. Kebebasan adalah kondisi dasar kita. Kita tidak bisa tidak bebas. Kita harus bebas. Dalam kondisi kebebasan itu, kita harus mampu dan berani memilih dan menentukan cara dan arah hidup kita sendiri. Itu bukan keputusan orang lain. Tetapi pilihan dan keputusan itu yang akan mewarnai seluruh hidup kita. Maka pilihlah sukacita, pilihlah harapan. Sebab sukacita dan pengharapan akan mewarnai hidup Anda secara lain jika dibandingkan dengan pilihan-pilihan yang lainnya.

 

banner 336x280