Memberi dan Menerima Penghiburan

Minggu, 9 Februari 2025

Kolom388 Dilihat
banner 468x60

Oleh Fransiskus Borgias
(Fakultas Filsafat, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung)

 

banner 336x280

Setiap manusia pasti pernah ditimpa kesedihan. Juga pernah terjerembab dalam kesepian. Ketika kita mengalami situasi seperti itu, kita sangat mendambakan ada dan kehadiran orang lain di sekitar kita, yang bisa menghibur kita, yang memberi kekuatan dan pencerahan bagi kita dalam kesulitan dan kemumetan hidup ini. Ketika kita melihat orang lain murung, itulah saat yang tepat untuk membuka hati dan memberikan penghiburan dan kekuatan kepada dia agar bisa bangkit kembali. Ketika kita sendiri mengalami situasi down, kita mengharapkan ada dan hadirnya orang lain untuk menghibur kita. Pada saat itulah kita harus siap untuk menerima penghiburan. Jadi, seperti kata si Pengkotbah itu, semuanya ada waktunya dan pada waktunya: ada waktu untuk menangis, dan ada waktu untuk menahan diri dari menangis. Di sini kita berurusan dengan kata penghiburan. Sebuah kata yang indah. Dalam bahasa Inggris penghiburan itu ialah consolation. Menarik untuk menelusuri etimologinya. Con-solation, yang lebih jauh berasal dari sola, solus, berarti sendirian, bahkan kesepian. Sedangkan con berasal dari com atau cum yang berarti “menyertai” atau “berada bersama dengan”. Jadi, lengkapnya, menyertai atau berada bersama dengan yang sendirian, yang kesepian. Itulah arti dasar consolation (penghiburan) itu. Jadi, memberi penghiburan adalah cara terpenting untuk memberi per-hati-an, care. Hidup ini penuh dengan banyak kepedihan, banyak kesedihan, dan rasa kesepian sehingga kita bisa terheran-heran apa yang bisa kita buat untuk meringankan derita besar yang kita saksikan.

Memang di hadapan derita sesama, kita mempunyai suatu kewajiban etis-humanis untuk memberikan penghiburan. Kita harus dan bisa menghibur seorang ibu yang sedih karena kehilangan anaknya, orang muda yang menderita AIDS, keluarga yang rumahnya kebakaran, tentara yang terluka di medan perang, anak remaja yang putus-asa sehingga mau bundir, orang lanjut usia yang kesepian dan mulai berpikir mengapa dan untuk apa dia masih hidup, dst,dst. Pokoknya ada banyak sekali orang yang mengalami kesepian dalam hidup ini. Ada banyak sekali orang yang tidak lagi bisa melihat makna hidup di dunia ini.  Karena itu orang lalu mulai berpikir untuk melakukan yang bukan-bukan. Kehadiran kita di sekitar orang-orang seperti itu akan menjadi sangat bermakna untuk menyelamatkan mereka dari situasi yang sangat sulit. Tetapi menghibur, memberi penghiburan tidaklah berarti sekadar menyingkirkan begitu saja jauh-jauh kepedihan dan ketidak-bermaknaan hidup itu, melainkan, paling tidak pada tahap awalnya, sekadar hadir dan berada di sana, bersama dengan mereka. Kehadiran itu sendiri bahkan sudah mengandung sebuah makna dan pesan eksistensial, yaitu bahwa dalam peristiwa sedih dan tragis ini, engkau tidak sendirian. Aku, dia, kami berada bersamamu. Mungkin beban hidup itu, jika dipikul sendirian akan sangat berat, tetapi mari kita coba memikulnya bersama-sama.

Kehadiran sesama, orang lain di sana menyiratkan pesan moral-etis yang kuat, bahwa jangan sampai dia ketakutan, karena mengira ia sendirian. Tidak. Ia tidak sendirian. You are not alone. Saya, dia, kami, kita semua ada di sini untuk menyertaimu. Itulah substansi penghiburan, con-solation. Kita semua perlu memberikannya dan mungkin suatu saat juga membutuhkannya dan siap menerimanya dengan jiwa besar dan kelegaan tertentu. Kehadiran sesama, orang lain di sekitar orang yang sedang kesedihan dan kesepian, di samping bisa memberi penghiburan, consolation tadi, juga kehadiran itu bisa menjadi tempat pengungsian, tempat berbuka hati, atau dalam bahasa kekikian, tempat curhat. Kesempatan untuk bisa curhat sudah merupakan sebagian dari jalan keluar dari kemelut itu sendiri. Di sini saya teringat awal bait kedua dari sebuah lagu Maria dalam bahasa Latin: To solatium et refugium, Virgo Mater Maria. Memang dalam tradisi Katolik, doa rosario adalah salah satu sarana ampuh untuk memecah sunyi dan sepi hati, sebab di dalam pelbagai misteri peristiwa rosario itu kita merenungkan pelbagai peristiwa penting dan eksistensial dalam hidup Yesus dan Bunda Maria. Khusus dalam peristiwa sedih, kita seakan-akan dihiburkan bahwa Ia sudah pernah menderita juga bagi kita untuk menebus dan menyelamatkan kita.

 

banner 336x280