Berhentilah Pinokio, Berhentilah

Avatar of Gerard Bibang
IMG 20240823 WA0001

engkau-lah ini, Pinokio, tak mungkin yang lain

asal muasal setiap guratan di langit-langit

baunya amis, amis sekali

jutaan guratan terlukis dalam senyum dan tawa

mereka samaran dengki yang diniatkan

 

berjuta-juta kata dan frasa diguratan itu

intinya cuma satu

mereka hanyalah himpunan nada dari nyanyianmu

ialah ingin berkuasa tujuh turunan

warisan untuk anak cucu berabad-abad

 

di depan guratan-guratanmu itu

amis membaui jutaan hidung

bumi Nusantara tercampak

langit hilang warna

leher kami enek di pengujung napas

berhentilah Pinikio, berhentilah

karena cakrawala ada di belakangmu

karena hari esok ada di lampaumu

 

kalau napsu kuasa memenuhi ingatanmu

pergilah ke alam semesta dan pandanglah ke segala penjuru

di atas langit masih ada langit

menemukan yang sejati di sini bukan mustahil

kalau cinta dan keindahan memberati pikiranmu

pandanglah cakrawala atau gemerlap galaksi

akan terbaca, sia-sialah guratanmu jika hanya untuk dirimu

 

kalau ilmu dan hal-hal rasional, ujungnya di buntu di tempat sunyi

kalau imajinasi, sirna di halusinasi

kalau ngaceng kebangetan, muncrat di puncak masturbasi

kalau napsu kuasa, mampus di akhir batas

untuk apa lagi lah Pinokio engkau berkata-kata

kebohongan dan hipokrisi tidak pernah punya pangkal paha

now or later, pasti terkejar  

selalu ada titik sampai di sini, selalu ada batas hukuman dan kuasa

sejauh-jauh estetika, terbentur bayangan maya

setinggi-tinggi rasa, hilang oleh rahasia

seluas-luas dan sebesar-besar kuasa, kandas di lubuk tiada

 

berhentilah Pinokio, berhentilah

setiap makhluk di bumi pasti berakhir di batas tiba

suka atau tidak suka, hidup di sini, fana

 

sebab kami sudah tidak tahu lagi

apa yang baik bagi hari esok kami

bumi kami porak-poranda oleh intrik licik anak kandungnya sendiri

 

kami tak tahu ke mana pergi

tak sanggup lagi kami dengarkan suara yang sejati

yang bisa kita pandang hanya kepentingan sendiri, narsis dan tipu sana sini

kami makin buta yang mana utara yang mana selatan

yang kecil dibesarkan yang besar diremehkan

yang penting disepelekan yang sepele diutamakan

yang sementara diabadikan, yang abadi disementarakan

yang korupsi dipuja-puja, yang jujur dituduh pengkhianat

yang berbau kentut dianggap berbau parfum, yang berbau parfum dituduh bau busuk menyengat

 

(gnb:tmn aries:kamis:22.8.24, saat aksi unjuk rasa massal menerobos masuk Kantor DPR Senayan memprotes wakil rakyat yang merevisi UU Pilkada)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *