Mas Probo, kenapa sih dari tadi ketawa melulu
Anu mas Joko (batuk), uhukuhukhukuhukkkk
Lha itu kan, hanya batuk yang bisa hentikan ketawamu
Alaaaa, kamu ini baru ketemu langsung bahas ketawa; gini ya mas Probo, aku tuh tertawa kadang-kadang gak tahu alasannya; mudah-mudahan aku tertawa tadi tu semata-mata karena jenis adonan perasaan atau formula kejiwaanku berbeda dengan kamu, hahahahahaaaa hahahahaha hahahahahahaha
Itu tertawamu nongol lagi; kenapa sih, gak lucu tahu .…
Maaf aku sedang merasa geli kepada diriku sendiri; aku lupa di mana ayatnya tapi intinya begini: jangan lupa menertawakan kebodohan diri sendiri
Jangan bawa-bawa ayat, entar kena pasal penistaan
Hahahahahahahaa, hahahahaha, sedikit-sedikit ayat penistaan; penistaan koq sedikit-dikit?
Hahahahaaaa, ini baru lucu; aku juga menerrtawakan kebodohanku; padahal Tuhan dan agama itu gak perlu dinista, gak butuh dibela, mereka toh gak butuh apa pun dari manusia
Itu kamu tahu; tapi kenapa kamu ikut-ikutan tertawa
Bukan tertawa
Apa dong?
Bunyinya seperti tertawa tapi itu bukan ketawa; ini jujur aku bilang: aku tu gak ikut tertawa; jenis perasaan dan nasib kejiwaanku berbeda dari kamu
Ya sudah, asal tidak ada orang yang melarang kamu tertawa atau asal jangan melarang orang lain tertawa
Aku tidak pernah melarang; hanya kaget dan belum paham
Loh, kenapa? makin aneh kamu
Dengar ya: kalau aku tertawa, aku tertawa sungguh-sungguh; gak pernah tertawa main-main atau mempermain-mainkan ketawa
Ah, kamu membela diri
Listen Bro, mau tahu alasannya, ini aku bilang: tertawa itu suci, ia keluar apa adanya dari perasaan melalui mulut; tertawa itu bukan bermain-main; tidak semua tertawa itu bergurau; tertawa itu murni sebagai akibat dari suatu sebab; hubungan antara sebab dan akibat yang berbentuk tertawa itu serius dan nyata, bukan permainan; bukan cengengesan; bukan senda gurau!
Aku juga gak menuduh kamu main-main dengan ketawamu; hanya aneh aja, ketawa koq seperti diperjuangkan benar-benar dan terkesan diberhentikan dengan setengah terpaksa oleh batuk
Wah, ini serius neh; kamu mau jawabanku yang serius atau iseng?
Dua-duanya
Ah kamu ini dari dulu sama aja; gak pernah milih satu, selalu dua; masih ingat kan dulu waktu kita lagi muda, ke diskotek Monalisha di Mangga Besar malam-malam hingga pagi, pulang kamu gak pernah bawa satu cewek, selalu dua
Hahahahahaahahaaaa, masih ingat aja kamu; tapi serius, kenapa sih kamu ketawa terus? (Bersambung)
Baca juga artikel terkait NARASI PUITIK atau tulisan menarik Gerard Bibang lainnya.
EDITOR: Redaksi Krebadia.com
Gerard N. Bibang, alumnus IFTK Ledalero, dosen, dan penyair, mantan jurnalis-penyiar radio Deutsche Welle Jerman dan Radio Nederland Wereldomroep Belanda.