Joko dan Probo Tertawa-tawa (1)

Avatar of Gerard Bibang
joko jokowi probo prabowo

 Mas Probo, kenapa sih dari tadi ketawa melulu

Anu mas Joko (batuk), uhukuhukhukuhukkkk

Lha itu kan, hanya batuk yang bisa hentikan ketawamu

Alaaaa, kamu ini baru ketemu langsung bahas ketawa; gini ya mas Probo, aku tuh tertawa kadang-kadang gak tahu alasannya; mudah-mudahan aku tertawa tadi tu semata-mata karena jenis adonan perasaan atau formula kejiwaanku berbeda dengan kamu, hahahahahaaaa hahahahaha hahahahahahaha

Itu tertawamu nongol lagi; kenapa sih, gak lucu tahu .…

Maaf aku sedang merasa geli kepada diriku sendiri; aku lupa di mana ayatnya tapi intinya begini: jangan lupa menertawakan kebodohan diri sendiri

Jangan bawa-bawa ayat, entar kena pasal penistaan

Hahahahahahahaa, hahahahaha, sedikit-sedikit ayat penistaan; penistaan koq sedikit-dikit?

Hahahahaaaa, ini baru lucu; aku juga menerrtawakan kebodohanku; padahal Tuhan dan agama itu gak perlu dinista, gak butuh dibela, mereka toh gak butuh apa pun dari manusia

Itu kamu tahu; tapi kenapa kamu ikut-ikutan tertawa

Bukan tertawa

Apa dong?

Bunyinya seperti tertawa tapi itu bukan ketawa; ini jujur aku bilang: aku tu gak ikut tertawa; jenis perasaan dan nasib kejiwaanku berbeda dari kamu

Ya sudah, asal tidak ada orang yang melarang kamu tertawa atau asal jangan melarang orang lain tertawa

Aku tidak pernah melarang; hanya kaget dan belum paham

Loh, kenapa? makin aneh kamu

Dengar ya: kalau aku tertawa, aku tertawa sungguh-sungguh; gak pernah tertawa main-main atau mempermain-mainkan ketawa

Ah, kamu membela diri

Listen Bro, mau tahu alasannya, ini aku bilang: tertawa itu suci, ia keluar apa adanya dari perasaan melalui mulut; tertawa itu bukan bermain-main; tidak semua tertawa itu bergurau; tertawa itu murni sebagai akibat dari suatu sebab; hubungan antara sebab dan akibat yang berbentuk tertawa itu serius dan nyata, bukan permainan; bukan cengengesan; bukan senda gurau!

Aku juga gak menuduh kamu main-main dengan ketawamu; hanya aneh aja, ketawa koq seperti diperjuangkan benar-benar dan terkesan diberhentikan dengan setengah terpaksa oleh batuk

Wah, ini serius neh; kamu mau jawabanku yang serius atau iseng?

Dua-duanya

Ah kamu ini dari dulu sama aja; gak pernah milih satu, selalu dua; masih ingat kan dulu waktu kita lagi muda, ke diskotek Monalisha di Mangga Besar malam-malam hingga pagi, pulang kamu gak pernah bawa satu cewek, selalu dua

Hahahahahaahahaaaa, masih ingat aja kamu; tapi serius, kenapa sih kamu ketawa terus? (Bersambung)

 

Baca juga artikel terkait NARASI PUITIK atau tulisan menarik Gerard Bibang lainnya.
EDITOR: Redaksi Krebadia.com


gerard bibang, wajah, daun-daun kering, Tikungan Dungu nyawa kepadamu kepadaku

Gerard N. Bibang, alumnus IFTK Ledalero, dosen, dan penyair, mantan jurnalis-penyiar radio Deutsche Welle Jerman dan Radio Nederland Wereldomroep Belanda.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *