Keberanian Membuka Rahasia Kita

Senin, 24 Februari 2025

Kolom424 Dilihat
banner 468x60

Oleh Fransiskus Borgias
(Fakultas Filsafat, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung)

Saya selalu suka membaca buku yang sangat terkenal dari Santo Agustinus dari Hippo, yang berjudul Pengakuan-Pengakuan (Confessiones). Senang karena dalam buku itu Santo Agustinus seperti membuka semua lapisan cluster-cluster dalam dirinya dan dikisahkan kepada kita. Tidak ada lagi yang “tersisa”. Semuanya terbuka, terbentang nyata di hadapan kita. Pikiran-pikiran yang paling dalam dan tersembunyi pun dibuka, termasuk napsu-napsu dan kenakalan-kenakalannya sebagai remaja. Tetapi kaum feminis/womanis mekritik Agustinus, karena ternyata, menurut mereka, dia masih menyembunyikan sesuatu. Yaitu nama perempuan yang sangat dicintainya dan menjadi ibu dari anak yang sangat disayanginya dan diberinya nama Adeodatus (Anugerah Allah). Kritikus womanis itu berkata bahwa memang Agustinus sudah berhasil jujur dan membuka semuanya, tetapi ia masih menyimpan sebuah rahasia, karena ia dituduh telah menghapus nama istrinya dari lembar sejarah. Di mata womanis ini, hal itu merupakan kekejaman Agustinus. Saya tinggalkan diskusi itu di situ. Karena saya mau melanjutkan sebuah pokok yang penting dari Agustinus, yaitu keberanian moral-etis untuk membuka diri dan menyingkap semua rahasia hidup pribadi kita, dalam rangka otokritik dan mengajar orang lain untuk juga berani dengan rendah hati melakukan otokritik itu. Jika kita mau jujur, semua manusia memiliki rahasia; dalam hatinya ada relung-relung gelap dan dalam tempat tersimpan semua pikiran, kenangan kita, perasaan-perasaan kita yang kita simpan sebagai rahasia kita sendiri dan orang lain tidak boleh tahu, dan tidak perlu tahu.

banner 336x280

Mengapa begitu? Karena sering sekali kita berpikir atau berprasangka bahwa jika orang tahu relung-relung terdalam hatiku, apa yang kupikirkan dan kurasakan, boleh jadi orang-orang tidak lagi akan menaruh cinta dan perhatian kepada kita. Tetapi hendaknya selalu diingat bahwa rahasia-rahasia yang ingin kita simpan baik-baik, ternyata bisa juga mendatangkan bencana dan kerusakan bagi diri kita. Mengapa begitu? Karena hal-hal yang kita simpan di relung-relung terdalam hati nurani kita bisa saja menimbulkan rasa salah atau rasa malu yang berkepanjangan dalam diri kita. Bukan tidak mungkin kedua rasa tadi bisa menyebabkan kita tidak lagi menyukai diri kita sendiri, cenderung menolaknya, dan bahkan bisa terseret dalam depresi. Tidak tertutup kemungkinan juga bahwa hal-hal itu bisa saja bermuara pada pikiran-pikiran dan aksi-aksi nekat seperti bunuh diri. Betapa hal itu sangat berbahaya. Karena adanya kemungkinan bahaya besar seperti itu dan itu sangat nyata, bukan hanya spekulasi saja, maka tidak ada cara lain bagi kita selain berusaha mencari jalan keluar dari kemelut maut itu. Memang salah satu langkah penting yang perlu dilakukan ialah membuka relung-relung terdalam dari hati sanubari kita dan dibagikan dalam curhat kepada orang yang kita percayai dan itu pun harus dilakukan di suatu tempat yang aman dan terpercaya.

Manakala kita mempunyai sebuah cara tertentu membuka dan mencurahkan isi hati kita dan kemudian bisa memandang hal-hal itu secara kritis bersama orang lain dan teman-teman, dan bisa juga melihat hal-hal itu bersama dengan para sahabat, maka kita pun akan segera menyadari bahwa kita ini sama sekali tidak sendirian memikul atau menyimpan beban-beban rahasia hidup kita dan bahwa sikap atau putusan untuk percaya kepada seorang kawan, maka hal itu akan mendorong mereka (orang-orang tersebut) semakin lebih mencintai dan menyayangi kita secara lebih mendalam dan lebih intim lagi jika dibandingkan dengan yang sebelum-belumnya. Jika kita memiliki satu keberanian moral untuk membuka hati kita dan mencurahkan semua rahasia kita kepada teman yang kita percayai, maka peristiwa itu akan mampu membangun sebuah komunitas baru, sebuah komunitas yang mengadakan dan mengupayakan misteri penyembuhan batiniah. Sebagai buah hasil dari keberanian membuka dan mengungkapkan pelbagai rahasia dalam hidup kita, maka akan muncul dua macam iman dan hidup moral kita semua. Yang pertama ialah bahwa ada kemungkinan besar orang-orang lain akan mencintai. Tetapi tidak hanya itu. Yaitu dengan itu saya memiliki kesempatan, mumpung masih ada waktu, untuk mengasihi dan juga mengasihani diri kita sendiri secara lebih penuh.

 

banner 336x280