Karya Agust G. Thuru
Dari buku sejarah aku tahu
Ibu bapakku dan generasinya
Memilih anggota DPR 29 September 1955
Memilih anggota konstituante 15 Desember 1955
Setelah itu jeda panjang
Politik memberangus demokrasi
Presiden seumur hidup
Menutup jalan demokrasi
Setelah menulis sejarah dengan darah
Teriakan Orde Baru menggempar
Pemilu 3 Juli 1971 digelar
Politik intimidasi diracik
Golongan Karya menang
Rakyat menyambut gembira
Pak Harto presiden
Aku pun beranjak dewasa
Pertama kali punya hak suara
Di Pemilu 2 Mei 1977
Aku memilih lambang beringin
Golkar berjaya mengantar Pak Harto
Ke takhta presiden Republik Indonesia
Demokrasi mulai terasa hambar
Pemilu 4 Mei 1982 penuh tekanan
Kecurangan adalah kelumrahan
Yang tak bisa dilawan
Sebab selalu ada moncong bedil
Yang bisa saja dimuntahkan
Pak Harto pun tetap di takhtanya
Korupsi, kolusi, dan nepotisme
Adalah tanda zaman yang terus bicara
Pemilu menjadi sekadar formalitas
Nyanyian rayuan menggema
Pilihlah wakilmu yang dapat dipercaya
Pemilu 23 April 1987
Mengantar Pak Harto
Tetap kokoh di takhta presiden
Demokrasi penuh tekanan dimainkan
Korupsi, kolusi, dan nepotisme
Tumbuh subur merajalela
Mahasiswa berteriak dibekap
Aktivis ditangkap dan dipenjarakan
Pemilu 9 Juni 1992 dilaksanakan
Suara golput membengkak
Teriakan demonstran sia-sia
Karena dibekap dengan kekerasan
Pak Harto pun tetap di takhtanya
Kemarahan mahasiswa tak terbantah
Pemilu 29 Mei 1997 digelar
Di tengah jalannya demokrasi
Yang pincang dan tak seimbang
Sebab korupsi, kolusi, dan nepotisme
Telah tumbuh menjadi budaya
Yang protes mengantar nasibnya
Kalau bukan ke batas ajal
Pasti ke bilik penjara
Dan penghilangan secara paksa
Darah, darah, dan darah
Darah mahasiswa dan aktivis meleleh di jalanan
Tubuh-tubuh yang terkulai
Jasad korban reformasi bergelimpangan
Yang ditangkap dan disekap
Tak kembali lagi sampai kini
Angin reformasi berembus gemulai
Setelah darah anak muda ditumpahkan
Pemilu 7 Juni 1999 digelar
Penuh kebebasan dan kemerdekaan
Memilih para wakil rakyat
Dan mereka menentukan pemimpin bangsa
Gus Dur dan Ibu Mega
Adalah mandat menduduki takhta rakyat
Tapi korupsi tak juga mati
Angin reformasi berembus kencang
Demokrasi rakyat pun dibenahi
Pemilu 5 April 2004 menjadi tonggak sejarah
Rakyat serentak memilih wakil rakyat
Dan memilih presiden wakil presiden
Takhta para rakyat semesta
Dipercayakan pada SBY dan Yusuf Kalla
Lagi-lagi korupsi tak dapat dibenam
Era Reformasi pun berlanjut
Pemilu 9 April 2009 dilaksanakan
Wakil rakyat pun terpilih
SBY dan Budiono diberi mandat oleh rakyak
Memimpin bangsa dan negara
Sebagai presiden dan wakil presiden
Tapi korupsi tetap jadi momok
Reformasi terus menggaung
Pemilu para wakil rakyat
Dilaksanakan 9 April 2014
Dan tanggal 9 Juli 2014
Rakyat pun memilih presiden wakil presiden
Jokowi dan Yusuf Kalla
Simbol kedaulatan rakyat
Diantar ke takhta presiden wakil presiden
Tapi soal korupsi belum berujung kiamat
Angin reformasi terus bertiup
Pemilu 17 April 2019
Memilih wakil rakyat dari pusat dan daerah
Dan rakyat memilih langsung pemimpin bangsa
Jokowi dan Ma’ruf Amin
Didaulat menjadi presiden wakil presiden
Korupsi tetap saja marak
Kini berjuta rakyat
Sedang melangkah menuju bilik suara
Menyongsong Pemilu 14 April 2024
Memilih para wakil rakyat
Memilih presiden dan wakil presiden
Kepada siapa suaramu kau berikan?
Suara teriakan jujur, adil, dan netral
Menggema di tengah menggerusnya etika
Yah sudahlah, sudahlah!
Pemilu ini harus sukses dijalankan
Dengan kuasa para rakyat
Meski korupsi terus membara
Kemiskinan menjadi proyek kemanusiaan
Untuk menggelontorkan bantuan sosial
Meski rawan dipolitisasi
Yah, begitulah demokrasi negeri kita
Denpasar, 6 Februari 2024