Ditulis oleh Hans Hayon
Overview: Sumber Data dan Metodologi
Menggunakan tools bigdata Newstensity dan Socialindex milik PT. Binokular Media Utama, riset sederhana ini coba menganalisis konten terkait Mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar).
Pendekatan yang digunakan yakni purposive sampling, dengan kriteria data dari media cetak, media online, dan media elektronik serta social media talks. Analisis Data menggunakan frekuensi & cross-tab, analisis tema berita, analisis konten artikel dan percakapan, dan analisis sentimen pemberitaan dan perbincangan. Sementara itu, sumber data berasal dan 10.212 pemberitaan di media cetak, online dan elektronik dan 37.746 percakapan di media sosial selama periode 11-15 Agustus 2024. Ada pun keyword dan konjungsi yang digunakan untuk memfiltering pemberitaan dan percakapan antara lain: Airlangga Hartarto OR Airlangga dan diberi konteks (AND) Ketum Golkar AND Ketua Umum Golkar AND Mundur AND Undur Diri AND Pengunduran Diri AND Mengundurkan Diri.
Puncak pemberitaan media massa terjadi pada tanggal 12 Agustus dengan dominan sentimen negatif. Dari total 10.212 pemberitaan, nama Presiden Jokowi di-mention dalam sebanyak 3.601 artikel ketika media membahas beberapa angle dominan diantaranya Mencuatnya Nama Gibran sebagai Ketum Golkar (932 berita), Respon Jusuf Hamkah (290 artikel), Mencuatnya Kasus Ekspor Minyak Sawit (268 artikel), Istana Bantah Jokowi Intervensi Pengunduran Diri Airlangga (122), Airlangga Sindir Bahlil Soal Kursi Kapolri Saja Diambil (102 artikel) dan Kasus Penyelundupan Nikel ke China (32 artikel).
Isu yang sama juga dibincangkan warganet di media sosial yang diproduksi oleh 37.746 talks dengan perincian 5.897 di Twitter (X), 2.289 di Facebook, 17.515 di Instagram, 10.554 di TikTok, dan 1.498 di YouTube. Khusus di Twitter, puncak percakapan warganet terjadi pada tanggal 11 (hari di mana Airlangga mengumumkan pengunduran dirinya) hingga 13 Agustus. @tempodotco dan @officialnews_ merupakan dua akun yang paling banyak memproduksi isu mundurnya Airlangga di Twitter (X).
Postingan Tempo tentang manuver Bahlil Lahadalia dan Agus Gumiwang Kartasasmita menggulingkan Airlangga menjadi postingan yang paling banyak di-retweet (https://x.com/tempodotco/status/1822981260303868016).
Bahlil bahkan menemui Jusuf Kalla, menyebut, dirinya akan maju sebagai calon Ketum dalam Musnaslub Golkar mendatang (https://x.com/Ombahku/status/1822688471422820487). Tidak ketinggalan, Idrus Marham mengklaim, 34 DPD mendukung Bahlil jadi Ketum (https://nasional.tempo.co/…/idrus-marham-klaim-34-dpd…)
Dari Nikel Ke Skandal Demurrage Impor
Mundurnya Airlangga diduga karena tekanan masalah hukum diantaranya: Pertama, terseretnya Airlangga bersama Bobby Nasution dan istrinya yang adalah putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu (https://www.suara.com/news/2024/08/13/121214/pengamat-sebut-airlangga-mundur-karena-mendukung-karir-politik-keluarga-jokowi-nama-bobby-nasution-ikut-terseret) dalam kasus korupsi penyelundupan bijih nikel ilegal ke China (Dalam sidang kasus Mantan Gubernur Malut Abdul Ghani Kasuba, muncul istilah Blok Medan). Dugaan terlibatnya Airlangga muncul dari Faisal Basri dalam podcast Guru Gembul pada Februari 2024. Bahkan ada dugaan, yang melaporkan Airlangga dan Bobby ke KPK adalah Luhut (https://x.com/yaniarsim/status/1822792221743284600)
Kedua, tidak berhenti di nikel, Airlangga disebut menerima surat pemanggilan dari Kejaksaan Agung sebagai saksi dalam kasus izin ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya periode 2021-2022 di Kemendag. Airlangga terseret karena keterlibatan Lin Che Wei, anggota tim asistensi Airlangga di bidang pangan dan pertanian.
Tempo menyebut, ada pengurus Golkar mengklaim, Airlangga diancam dan digeledah serta dijemput paksa jika tidak undur diri (https://metro.tempo.co/…/heboh-kabar-sprindik-muncul…?)
Ketiga, muncul dugaan keterlibatan Airlangga dalam kasus Demurrage Impor Beras dengan isu terkini yakni tertahannya 1.600 kontainer berisi beras yang diduga ilegal di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjong Perak Surabaya. Skandal demurrage sebesar Rp 294,5 miliar itu menyeret nama Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dan Dirut Perum Bulog Bayu Krisnamurthi.
Temuan Lain
Pertama, Paska Airlangga mundur, beredar flyer Gibran jadi ketum Golkar 2024-2029. Beberapa akun menyebut inilah momentum Jokowi coba bernegosiasi dengan Prabowo baik itu tentang bagaimana masa depan Jokowi sesudah pensiun (diantaranya mengutak-atik UU Watimpres) dan peran-manfaat yang diterima politisi cum pebisnis di sekitar Jokowi paska pelantikan Prabowo-Gibran.
Bisa dihipotesiskan bahwa gejala menjelang pelantikan merupakan peristiwa negosiasi politik Jokowi dengan Prabowo atau Prabowo dengan oligarki di sekitar Jokowi. Prabowo di satu sisi tidak ingin terlalu diintervensi dalam rancangan kebijakan ke depan, sementara Jokowi (dan politisi-pebisnis) di lain sisi merasa sudah berjuang memenangkan Prabowo sehingga berhak mendesain program rezim selanjutnya).
Kedua, selain Golkar, besar kemungkinan partai selanjutnya yang akan digoyang adalah PKB melalui pembenturan PBNU-PKB dalam Kisruh Kuota Haji yang membuat Menag Yaqut dilaporkan ke KPK dan Cak Imin dilaporkan ke MKD. Inilah mengapa Mega percaya diri dan kembali menjabat Ketum, untuk memastikan PDIP tak ikut dikudeta halus.
Mengapa penting menguasai parpol termasuk ketum? Jawabannya, karena mereka punya pasukan di parlemen yang bisa saja berbalik arah menyerang rezim selanjutnya. Dari komposisi substantif, tertinggal Gerindra sendirian dan jika tidak disiasati secara taktis, peluang terburuk adalah macetnya pemerintahan di mana beragam kebijakan yang diinisiasi pemerintah malah mandek di parlemen.
SNA Mundurnya Airlangga Hartarto
Social Network Analysis menjunjukkan bahwa jaringan percakapan terpusat pada cloud yang terdiri atas akun-akun utama diantaranya @Airlangga_Hrt, @Jokowi, @Gibran_Tweet, @Prabowo, @Gerindra, dan @Golkar_id sekaligus menengaskan argumen di key message bahwa mayoritas warganet menilai bahwa ada pertarungan politik antara Jokowi Cs dan Prabowo dengan menjadikan Airlangga sebagai proxy.
Perbincangan isu ini juga diramaikan oleh akun influencer diantaranya: Pertama, akun @BosPurwa dibincangkan dalam angle percakapan terkait ketidakmampuan Airlangga melawan rezim, prediksi Rocky Gerung tiga bulan lalu bahwa Airlangga akan diamputasi; kemungkinan besar Bahlil menggantikan Airlangga dibandingkan Agus Gumiwang (sohibnya Airlangga); prediksi penyidikan kasus Airlangga akan diberhentikan; dan kisruh internal Golkar paska Airlangga menyebut inisial S yang akan mendampingi Ridwan Kamil. Kedua, akun @Adipratutno_20 dimention warganet ketika membahas bahwa Daeng Aksa tahu suasana batin Airlangga saat ini; justru Airlangga lebih dekat dengan Prabowo daripada Jokowi Cs; dan mundurnya Airlangga membuat posisi politiknya semakin lemah.
Ketiga, akun @Fajarnugros disorot melalu angle perbincangan bahwa dalam multiplayer games, yang diamputasi adalah player beban, tetapi apakah Airlangga jadi beban? dan Airlangga sebagai Menko Perekonomian tahu baik lalu lintas uang dan kebobrokan rezim sehingga perlu dilengserkan dari Ketum yang punya kekuatan politik.
EDITOR: Redaksi Krebadia