Negeri Ini Lucu Sekali

Avatar of Gerard Bibang
Negeri Ini Lucu
(majalah.tempo.co)

Ibu bapa saudari saudara se-Nusantara

Negeri ini penuh dengan hari-hari yang kepalang

Luarannya lucu, isinya lebih banyak pilu

Demokrasi dan reformasi telah menjelma debu

Karena kejamnya mulut pemimpin yang menebar lintasan busa berbisa
Ayo ibu bapa saudari saudara, ilalang ganas kita babat dan ganti yang bernas
Hati yang putih bakal meluluh segala keculasan

Kekuasaan itu hanya titipan, hanya fana

 

Negeri ini lucu

Penguasa dan pengusaha mengharapkan kekal lelap mendengkur

Yang kaya boleh mengabaikan saudari-saudaranya yang melarat

Yang miskin dan bodoh boleh menggadaikan suaranya demi uang kertas dan sekilo beras

Yang di atas boleh dijilat hingga mabuk

Yang di bawah boleh diinjak hingga remuk
Semua lupa untuk apa negeri ini merdeka

Untuk apa kalau bukan untuk kesejahteraan semua

 

Negeri ini lucu

Menganggap grup–grup lawak hanya mengganggu

Pemimpin, tentara, dan polisi suka mengocok perut

Banyak yang terus pamer kebodohan dengan keangkuhan yang menggelikan

Banyak yang terus pamer keberanian dengan kebodohan yang mengharukan

Banyak yang terus pamer kekerdilan dengan teriakan dan pidato yang memilukan

Banyak yang terus pamer kepengecutan dengan lagak yang memuakkan

Banyak yang berucap pemilu jurdil dengan siluman, uang, senjata, ancaman, dan main curang

Politisi jalannya miring dan penuntut keadilan kepalanya pening

Hakim main mata dengan maling, baunya nepotis

Wakil rakyat baunya pesing mencari aman sendiri

Semua bermula karena ada udang di balik bansos

Pemimpin otaknya udang kepalanya bansos

Sekali dibagi berjuta kotak suara terlampaui

Sekali menang apa pun bisa dimaui

Mau apa lo semua yang teriak-teriak antre beras

Rasain lo semua!

Bodoh amat, yang penting menang, menang, menang, sekali putaran

Habislah segala perkara, kalian semua memang bisa apa

Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, nikmatilah enaknya sekarang

Haha hihi haha hihi

Negeri ini lucu sekali

(gnb:tmn aries:jkt:jumat:23.2.24)

 

Baca juga artikel terkait NARASI PUITIK atau tulisan menarik Gerard Bibang lainnya.
EDITOR: Redaksi Krebadia.com


gerard bibang, wajah, daun-daun kering, Tikungan Dungu nyawa kepadamu kepadaku

Gerard N. Bibang, alumnus IFTK Ledalero, dosen, dan penyair, mantan jurnalis-penyiar radio Deutsche Welle Jerman dan Radio Nederland Wereldomroep Belanda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *