PADA GUGUS MENDUNG
Mendung menggugus-gugus
Gugus-gugus mendung yang ranum
Menggugurkan hujan ke bumi
Dari langit jauh membasahi rindu dalam sanubari
Di sini, di atas jalan sunyi, sendiri
Gugus mendung menggugus-gugus
Menerpa galaksi di balik derasnya kabut
Senyap menghilang hanya sesaat
Tiba-tiba muncul kembali di sela-sela awan
Pesona memikat seluruh semesta
Bagaikan tetesan rindu melumeri tiap butiran udara
Ini awan biru bergugus-gugus, dek
Tiuplah dengan bening jiwa
Karena ini awan biru
Maka terimalah dengan syair rindu
Di sini masih kutiti jalan sunyi
Agar cinta kita selalu tersemai
Sunyiku adalah diam
Agar aku belajar tak mendua
(gnb:tmn aries:jkt:jumat:15.9.23)
RINDU DI ANTARA HIDUP YANG TAK KUNJUNG
Rinduku membayang-bayang di antara hidup tak kunjung namun mati tak sudi
Sudah kusisih-sisihkan badan agar tergabung bersamamu ternyata hanya bayanganku sendiri
Betapa sebuah pertemuan cinta yang menahun membara dalam sanubari
Menderas di darahku, aku yang selalu merindukanmu
Menderas, mengalir kepadaku seperti aliran sungai ke laut
Menderas, menggelombang dalam dada seperti ombak bergulung-gulung di danau biru
Kau tahu, kau dan aku saling mengaku, mengia, mengaku
Rindu kita berdenyut bagaikan angka satu
Kadang menghilang dan kadang menjelma angin
Sesukanya, sesukaku, sesukamu, hanya merasakannya sendiri-sendiri
Datang dan pergi tapi di sanubari bersemayam abadi
Kita bercanda, siang malam, meski banyak di alam maya
Bermain-main hidup dan bergembira ria di dunia
Kepadamu rinduku
Tidak maya, tidak semu
Sudah jelas luka tersobek rindu takkan usai
Karena tempat tinggalnya di rohani
Ia membelah diri kepadaku
Lihatlah penat aku menantikan ada-bersamamu
Sudah lama tak bisa kutahan cinta kesumatku
Doa terlantun hanya terasa seperti diiris-iris sembilu
(gnb:tmn aries:jkt:sept “23)
MEROBEK LANGIT GELAP
Rindu kita sudah amat tua
Darahnya kita hisap bersama-sama
Makin ke sini makin rapuh
Seiring usia yang menua dan meredup
Akhirnya jalan diam kulewati, sendiri
Langit gelap kurobek-robek hingga secercah cahaya terpencar ke bumi
Diamku adalah bahasaku
Langit diterabas agar makhluk-makhluk tahu
Badan dan punggung kita terpanggang oleh hawa panas rindu
Oleh cahaya yang terpencar cinta
Bahkan sejumlah pulau bisa ditenggelamkannya
Lainnya menjadi rawa-rawa
Tapi rindu kita tidak hidup sengsara
Karena rangsum bagi sanubari sudah tersedia
Tidak dihisap dengan semena-mena oleh semesta
(gnb:tmn aries:jkt:sept 2023)
JAUH-JAUH DEKAT
Jauh-jauh dekat, dekat-dekat jauh
Ketika berdekatan sedang rasa teramat jauh
Ketika berjauhan sedang rasa begini dekat
Seperti langit dan warna biru tipis sehalus kain sutera
Seperti sepi menyeru
Seperti rindu menderu-deru
Rindu kita seperti mengandung mimpi
Terendam di kepala masing-masing
Tapi sayup tak terhingga menyapa sukma
Dalam jarak tak tekira
Memang hanya berjauhan-lah
Mengajari kita untuk tak mendua
(gnb:tmn aries:jkt:sept 2023)
SEGERALAH TIBA WAKTUNYA
Seperti kapan saja, malam ini pun, rinduku kepadamu tak ke mana-mana
Tak berani aku menengadahkan muka
Sebab mengalahkan musuh-musuh yang kecil saja, aku tak kuasa
Ialah memuja diri dan mengunggulkan keangkuhan raga
Untuk mengukur keterbatasanku sendiri
Beratus kata dilontarkan seperti buih-buih
Agar melayang ke udara dan dihisap kembali oleh telinga angin
Dan tinggal jiwaku termangu-mangu di sini, sendiri
Menunggu tetesan-tetesan cinta yang membeningkan hidup kita bedua
Hidup kita mungkin berjarak tapi bukan lagi ihwal
Ada bersamamu adalah penantian yang tak tertahankan
Tak ingin kerinduanku menjadi kursi pesakitan
Tak sudi tubuhku dikerangkeng tak berjiwa
Kaki dan tangan ini seperti diikat sendiri
Segeralah tiba waktu agar kau dan aku berada di sini
(gnb:tmn aries:jkt:jumat:22.9.23)
SAJAK DUA BAIT
Dengan sajak dua bait; kerinduan kita merasa ditimang timang; oleh sebuah tangan gaib dari langit; melemparkan kita ke ruang hampa; merajut cinta yang tersemai abadi
Kau dan aku melayang-layang; jiwa kita didekap sangat keras; tak tahu oleh siapa; aku terpana saja; wah, sajak dua bait ini; energi bathin kita, hari demi hari
Kau tidak bersenandung untukku, aku tahu; sambil duduk di kursi kau memandang ke luar, ke langit biru; barangkali kepada angin dan bunga-bunga warna warni; kau diam-diam membathinkan sajak dua bait ini
Kata orang sajak itu jalan menuju rumah Tuhan; dan menyemai kerinduan ialah mengundang kehadiran Tuhan; aku sendiri telah lama lupa akan perkataan itu; aku menempuh lorong gelap di beberapa paruh waktu; berkali-kali memang ada yang menyapa tetapi entah siapa; akhir-akhirnya dalam sunyi aku tahu; itu suara Tuhan yang selalu menggetar dari dalam sukma
Sekarang aku tak mau ditipu lagi; oleh segala suara yang sayup-sayup ramai; aku ingin langsung mendengar jawabmu; saat kau membisikkan sajak dua bait ke telingaku; di lorong itu, dalam sunyi; kau dan aku, sendiri
(gnb:tmn aries:jkt:selasa:26.9.23)
PERLUKAH AKU MEMPEREBUTKANNYA
Perlukah aku memperebutkan segala macam rasa yang menjelma cinta
Yang sesungguhnya adalah anugerah Sang Pencipta untuk kita
Sedang jikapun tak mampu aku memilikimu
Kutahu aku tetap menjadi milikmu
Dalam sunyi tiada bertepi
Tanpa kata dan tanpa perlu menyuruh orang mengerti
Dalam rindu, aku dan engkau, tak terpisah
Kupilih jalan senyap
Sepi yang sunyi
Sepi dalam ramai
Sepi rahasia kerinduan
Yang menampung semesta rasa dalam waktu dan ruang
Tak penuh oleh keributan dan hura-hura jagat sejuta
Jangan ada suara gundah
Yang lirih pun jangan juga
Agar jalan sunyi terjaga
Jangan ada suara mengumpat
Jangan seorang pun dibiarkan menggugat kerinduan kita
Segala percakapan, segala kelembutan cinta
Semuanya tindakan kasih dalam diam
Jangan ada bisikan apa-apa
Kecuali bisikan cinta yang menggelora dalam diam
Ketika kubaringkan tubuhku yang letih
Kupejamkan mataku yang kotor tak jernih
Kutahan sunyi di tepi ranjang ini
Kuingin rindu kita berjaga sambil membelai
(gnb:tmn aries:jkt:sabtu:30.9.23)
Baca juga artikel terkait NARASI PUITIK atau tulisan menarik Gerard Bibang lainnya.
EDITOR: Redaksi Krebadia.com
Gerard N. Bibang, alumnus IFTK Ledalero, dosen, dan penyair, mantan jurnalis-penyiar radio Deutsche Welle Jerman dan Radio Nederland Wereldomroep Belanda.