Jumat 8 Juni 2023
Pekan Biasa IX
Tobit 11:5-14
Markus 12:35-37
Santo Primus dan Felisianus, martir
Pada suatu kali ketika Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berkata: “Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud?
Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.
Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?” Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat. Markus 12:35-37
Pada masa pelayanan Yesus, orang Yahudi mengerti bahwa Mesias akan datang dari garis keturunan Daud.
Selain itu, banyak yang berpikir bahwa Mesias hanyalah seorang pemimpin nasionalis yang akan memimpin bangsa Yahudi keluar dari penindasan bangsa Romawi.
Dengan demikian, mereka mereduksi Mesias menjadi keturunan Daud yang akan membebaskan mereka dengan cara yang lebih politis.
Dalam perikop di atas, Yesus menjelaskan pemahaman umum tentang Mesias sebagai “anak Daud”.
Mesias tidak hanya turun dalam wujud manusia dari garis leluhur Daud, Dia juga adalah “Tuan” dari Daud.
Yesus menunjukkan hal ini dengan menunjuk ke Mazmur 110 di mana Daud menyebut Mesias sebagai Tuhannya.
Dan meskipun perbedaan halus ini mungkin pada awalnya tampak tidak begitu penting bagi kita saat ini, Yesus dengan jelas berupaya untuk mengajarkan hal ini.
Satu pelajaran kunci yang harus kita ambil dari perikop ini adalah bahwa kita harus berusaha dengan tekun untuk memiliki gambaran yang benar tentang Yesus.
Meskipun hari ini kita mungkin tidak melihat Tuhan kita sebagai seorang pemimpin nasionalis yang datang untuk membebaskan kita dari penindasan politik, kita sering dapat membentuk gambaran keliru tentang Dia.
Bagi orang Yahudi pada waktu itu, gagasan bahwa Mesias juga adalah “Tuan” dari Raja Daud adalah hal baru.
Ini menunjuk pada keilahian Mesias dan sifat kekal-Nya.
Yesus memberikan klarifikasi halus ini dan “Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat.”
Kita juga harus berusaha agar memiliki pemahaman yang jelas dan benar tentang siapa sebenarnya Yesus, Mesias, Anak Allah, dan Anak Manusia itu.
Jadi, siapakah Dia?
Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama-tama pertimbangkan bagaimana kita melihat Yesus dalam hidup kita.
Yesus adalah teman kita, guru yang bijaksana, kepribadian yang menginspirasi, jiwa yang baik, pemimpin yang penuh belas kasihan, dan teladan bagi kita semua.
Tetapi Dia juga lebih dari itu.
Memilih hanya satu gambaran tentang siapa Yesus dan kemudian memberikan satu gambaran itu secara berlebihan dalam hidup kita adalah kesalahan yang serupa dengan kesalahan yang dilakukan banyak orang Yahudi pada saat Yesus mengajar mereka.
Lebih daripada teman dan guru kita, Yesus adalah juga Tuhan, Pribadi Kedua dari Tritunggal Mahakudus.
Sebagai Tuhan, Dia harus disembah dan dipuja. Dan meskipun Dia adalah Tuhan sejak kekekalan, Dia juga mengambil daging manusia, menyatukan manusia dengan keilahian.
Dan sebagai manusia, Dia membiarkan diri-Nya mati agar Dia dapat bangkit dalam sifat kemanusiaan-Nya.
Dengan cara ini, jika kita mempersatukan diri kita dengan Dia melalui penyerahan hidup kita secara total, maka kita juga akan mati dalam dosa kita tetapi kemudian bangkit bersama Dia ke kehidupan baru.
Dengan melakukan itu, kita diberi karunia keselamatan kekal dan dimampukan untuk mengambil bagian dalam kehidupan kekal dari Tritunggal Mahakudus.
Meskipun lebih banyak lagi yang bisa dan harus dikatakan tentang identitas Tuhan kita, pandangan sekilas ke dalam kehidupan-Nya seharusnya membantu kita untuk menghindari perangkap membatasi Siapa Dia dalam pikiran dan hati kita.
Renungkan, hari ini, gambaran yang kita miliki tentang Yesus.
Hindari segala hal yang secara tidak sengaja membatasi kebesaran dan kemuliaan-Nya dalam pikiran dan hati kita.
Cobalah memperluas citra Tuhan kita yang kita miliki, dan terbuka untuk semua yang Dia ingin ungkapkan kepada kita tentang diri-Nya.
Semakin banyak kita melakukannya, semakin kita juga akan dipenuhi dengan kegembiraan karena Pribadi Tuhan kita menjadi lebih jelas diungkapkan kepada Anda.
Ya Tuhan, yang tak terbatas dan mulia. Engkau begitu jauh di luar pengertian dan pemahaman kami. Namun Engkau mengundang kami untuk datang kepada-Mu agar kami dapat mengenal-Mu lebih lengkap. Beri kami rahmat yang kami butuhkan, agar kami membuang gambaran yang salah dan terbatas tentang-Mu yang kami miliki. Dengan demikian, oleh rahmat-Mu juga kami dimampukan untuk mengenal-Mu sebagaimana Engkau adanya. Yesus, kami percaya pada-Mu.
Amin.
SUMBER: mycatholic.life
EDITOR: Redaksi KrebaDi’a.com