Renungan Katolik Sabtu 10 Juni 2023: Tuhan Memelihara Orang-Orang yang Murah Hati

Avatar of Redaksi Krebadia
166B4979 8475 409D A508 0AFF8B84E9D8

Sabtu 10 Juni 2023
Pekan Biasa IX
Tobit 12:1.5-15.20
Markus 12:38-44

Beato Henrikus dari Treviso


Dikisahkan, ada seorang wanita miskin yang selalu siap memberikan apa pun yang dia miliki demi orang yang membutuhkan.

Karena kemurahan hatinya, ada beberapa kejadian di mana anak-anaknya dengan lembut mengingatkannya untuk tidak memberi, tetapi sebaliknya menyimpan untuk kebutuhan mereka sendiri. Apalagi mereka masih banyak kekurangan.

Tetapi wanita yang baik hati itu selalu menasihati anak-anaknya bahwa dengan memberi mereka akan menerima berkat yang tak terbayangkan dari Tuhan.

Bahkan jika mereka miskin, mereka selalu memiliki sesuatu untuk diri mereka sendiri, kata wanita itu.

Mengapa? Karena, sudah amat banyak kesaksian, Tuhan memelihara orang-orang yang murah hati.

Wanita itu sangat mirip dengan janda miskin di bacaan pertama, yang dengan murah hati memberikan air dan roti kepada Nabi Elia.

Demikianlah, Tuhan yang baik memelihara dia dan putranya.

Banyak dari kita mungkin tidak mengetahui hal ini. Bahwa orang miskin adalah orang yang paling dermawan di dunia.

Mereka memberi dari kemurnian hati mereka, tidak peduli seberapa kecil pemberiannya.

Mereka memberi bukan karena mereka tidak membutuhkan. Mereka memberi karena mereka murah hati. Itu saja.

Bandingkan dengan banyak orang kaya yang memberi dari kelebihan mereka.

Misalnya, para miliarder dan jutawan yang memberikan jutaan untuk amal favorit mereka.

Mungkin sebagian besar dari mereka memberi karena uang yang akan mereka berikan tidak akan pernah menguras kantong mereka lagi karena mereka sudah menyisihkan uang itu untuk amal.

Kemurahan hati sejati dicontohkan oleh janda miskin dalam Injil. Dia memberikan sedikit uang yang dia miliki. Bahkan dia memberi saat dia masih kekurangan, saat dia justru masih membutuhkan uang itu.

Dia sebenarnya bisa membeli makanan dengan dua koin kecil untuk memuaskan rasa laparnya. Tapi itu tidak pernah ia pikirkan.

Dia memberi dari kebaikan hatinya. Itu saja. Yang terpenting bagi si janda miskin adalah memberi tanpa pamrih.

Oleh karena itu, Yesus menyukai janda miskin itu. Yesus melihat kemurnian niatnya. Kemurnian kemurahan hatinya.

Bagaimana kita memberi kepada gereja kita? Bagaimana kita memberi kepada orang miskin dan mereka yang membutuhkan? Apakah kita juga memberi dengan murah hati seperti janda miskin dalam Injil?

Allah Bapa Maharahim. Sempurnakanlah kiranya perbuatan kami. Mampukanlah kami memberi dengan ikhlas. Memberi dari kekurangan. Memberi tanpa pamrih. Memberi tanpa mengharapkan balasan. Memberi semata karena kamurahan hati. Ajarilah kami mengimani Yesus Kristus, Sang Teladan Sejati dalam memberi, yang telah memberikan nyawa-Nya bagi keselamatan manusia. Yasus, kami percaya pada-Mu. Amin.


EDITOR: Redaksi KrebaDi’a.com