Ditulis oleh Etgal Putra
Krebadia.com — Ratusan mahasiswa Universitas Terbuka (UT) Kelompok Belajar (Pokjar) Manggarai melaksanakan ujian akhir semester – ujian tatap muka (UAS-UTM) semester ganjil 2023. Ujian akhir semester ini dilangsungkan dua hari, 16–17 Desember, bertempat di SMPN 2 Ruteng, Jalan Pelita, Wae Palo, Ruteng.
Ketua Pokjar Manggarai 2, Mathildis Levi Nimung, S.Pd. mengatakan pendidikan tinggi adalah salah satu pilar utama pembangunan masyarakat dan peningkatan kualitas hidup.
Meski demikian, sayangnya tidak semua individu memiliki akses yang sama terhadap pendidikan tinggi.
Mathildis mengatakan, Universitas Terbuka hadir sebagai solusi akses pendidikan tinggi kepada mereka yang terkendala oleh batasan-batasan geografis, finansial, dan waktu.
“Sekarang Pokjar Manggarai 2 ada 320 mahasiswa,” kata Mathildis.
“Latar belakang mahasiswanya ada yang polisi, guru, ASN, yang anak muda juga banyak.”
Khusus UAS Universitas Terbuka periode ini, kata Mathildis, dibagi dalam dua skema, yaitu ujian tatap muka (UTM) serta ujian online (UO) yang diselenggarakan pada dua tempat.
“Nanti ada yang ujian di SMAN 1 Ruteng, dan ada yang di SMK Sadar Wisata,” kata Mathildis.
Universitas Terbuka: Sarjana di Ujung Jari
Kamaludin Jamal, selaku penanggung jawab lokasi ujian (PJLU) yang diutus UT Pusat menjelaskan, salah satu keunggulan utama dari Universitas Terbuka adalah penggunaan pembelajaran jarak jauh.
“UT memanfaatkan teknologi agar mahasiswa dapat mengakses materi pembelajaran, kuliah online, dan sumber daya lainnya dari lokasi mana pun,” kata Kamaludin.
Dengan demikian, mahasiswa dapat belajar sesuai dengan ritme dan jadwal mereka sendiri.
Tanpa hambatan geografis, dan akses ke pengetahuannya tidak memandang lokasi fisik.
Senada dengan Kamaludin, Yusinta Fina, penanggung jawab wilayah Kabupaten Manggarai sekaligus dosen Fisip Universitas Terbuka Program Studi Administrasi Negara mengatakan, untuk metode belajar, sistem tutor dan mentor online membantu menjembatani kesenjangan dalam proses pembelajaran jarak jauh.
“Di UT itu, sarjana ada di ujung jari,” kata Yusinta.
“Semua kemudahan yang ditawarkan teknologi dipakai oleh UT untuk menciptakan lulusan yang andal.”
Mahasiswa UT dapat berinteraksi dengan tutor atau mentor melalui platform online, melontarkan pertanyaan, mendiskusikan konsep, dan memperoleh bimbingan pribadi.
Hal ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung dan memastikan bahwa setiap mahasiswa mendapat bantuan yang diperlukan.
“Sebelum kampus lain mulai belajar online, UT sudah jauh di depan,” kata Yusinta.
Universitas Terbuka: Kampus Negeri yang Murah dan Berkualitas
Di tengah tuntutan ekonomi yang semakin meningkat, UT muncul sebagai solusi yang terjangkau dan berkualitas untuk mendapat gelar pendidikan tinggi.
Sebagai kampus negeri yang menawarkan berbagai keunggulan, UT telah menjadi pilihan utama bagi banyak individu yang mencari pendidikan tinggi tanpa membebani dompet mereka.
Menurut Yusinta, salah satu daya tarik utama Universitas Terbuka adalah biaya pendidikan yang terjangkau, namun tetap berkualitas.
Dibandingkan dengan universitas tradisional, biaya kuliah di UT jauh lebih rendah.
“Tidak ada uang yang lain, seperti biaya gedung dan pembangunan,” kata Yusinta.
“Mahasiswa dan orang tua tidak dibebankan oleh masalah biaya.”
Kemudahan yang diwarkan UT, menurut Yusinta, membuka pintu akses bagi banyak individu yang mungkin menghadapi keterbatasan finansial tetapi tetap ingin mengejar gelar akademis.
Mathildis juga menambahkan bahwa selain biaya kuliah yang murah, mahasiswa yang berkuliah di UT tidak perlu pusing memikirkan biaya pendukung kuliah seperti biaya tempat tinggal serta uang makan bulanan.
“Tidak perlu uang kos tiap bulan, uang makan tiap bulan,” kata Mathildis.
“Mahasiswa dan orang tua tidak akan beban.”
Kuliah Sambil Bekerja di Universitas Terbuka: Pendidikan dan Karier Berjalan Beriringan
Pendidikan tinggi seringkali dianggap sebagai langkah besar yang memerlukan komitmen penuh.
Namun, dengan perkembangan Universitas Terbuka, meraih impian untuk mendapat gelar akademis sambil tetap bekerja menjadi lebih mudah.
“Namanya belajar itu seumur hidup,” kata Maria Margareta Pape, salah seorang mahasiswa UT.
“Saya punya anak sudah selesai, tapi saya tetap kuliah.”
Maria Margareta Pape bukan mahasiswi biasa. Ia aparatur sipil negara (ASN) sejak 2003, dan saat ini mengajar di Taman Kanak-kanak St. Fransiskus Xaverius Wae Palo.
UT menawarkan kemudahan kuliah sambil bekerja, membuka pintu bagi individu yang ingin mengembangkan keterampilan akademis mereka tanpa mengorbankan karier profesional.
“Sekarang saya sudah semester 9,” kata Maria. “Tinggal sedikit lagi.”
Maria mengatakan, salah satu keuntungan utama kuliah sambil bekerja di UT adalah fleksibilitas jadwal.
Ini memungkinkan ia menyusun jadwal belajar sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, menghilangkan konflik antara tuntutan kuliah dan tanggung jawab profesional.
Maria mengatakan masa baktinya sebagai guru tersisa enam tahun. Namun itu bukan halangan baginya meraih gelar akademik.
“Saya nanti pensiun dengan gelar sarjana,” kata Maria.
Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN atau tulisan menarik Etgal Putra lainnya.
EDITOR: Redaksi Krebadia.com