Ini rabu abu berdebu; hujan tertalu-talu mengaliri banjir dan lumpur; menyesakkan dada tatkala wartanya bergema; segagah-gagahnya engkau, siapa kira engkau kekal; sebesar-besar kuasamu, siapa mengatakan engkau penuh rahmat dan sekaya-kayanya engkau siapa kira semuanya itu selama-lamanya
Ya, kita hanya debu; lekat di ban mobil; terjepit di bawah dan di antara gumpalan ta’i; terhimpit di aspal panas; tercecer di taplak meja; terlempar di parit-parit busuk; terinjak-injak di balik joget-joget dan pidato-pidato gemuruh
Ya, kita hanya debu; yang terpenjara dalam meterialisme, dengan rasa bangga penuh takjub; yang mengira jagat raya ini besar tak terkira; padahal alam semesta yang agung ini ternyata terletak di dalam setitik debu; semesta dalam debu; tiada seperberapanya-lah engkau dan aku
Ya, kita hanya setitik debu; yang menganiaya martabat sesama manusia; yang menginjak-injak harga diri saudara sebangsanya; yang melemparkan fitnah dan kebusukan hingga merusak persaudaraan dan kedamaian; yang sengaja berulang-ulang memperkatakan kebohongan dan kepalsuan agar lama-lama diterima sebagai kebenaran; yang tidak peduli dan tetap tertawa-tawa di atas kepalsuan demi kepalsuan; yang melakukan penghinaan dan pembrutalan atas firman TUHAN; yang memanfaatkan karya kebaikan hamba Tuhan untuk menumpuk keuntungan keduniaan
Ya, setitik debulah engkau dan aku; hakekat kita yang tak pernah bisa ditipu; yang mencuri hak milik sesama manusia; yang menjualnya demi menghimpun laba dunia; yang meminjam mulut kejujuran saudaranya
untuk dijadikan senjata untuk permusuhannya; yang menjadi penyembah berhala dan pembela kecurangan; yang menjadi penghancur akal sehat dan kemurnian jiwa; yang kepada TUHAN SANG PENCIPTA, melecehkannya dengan kelakuan hewan
Hari akan tiba, akan menjadi kenyataan; titik-titik debu itu putus harapan dan putus asa; karena ditusuk luka sampai ke kedalaman jiwanya; sakit mengerang berkepanjangan tanpa ada ujungnya; berdampak sengsara pada anak istri beserta keluarganya; jika lalai mohon ampunan kepada kerahiman-NYA
Hari akan tiba; sampah membusuk dan mengendap di perutnya; bara api memanggang seantero ruang dalam dadanya; ke manapun pergi terantuk kakinya dan terganjal jalannya; setiap perbuatannya menjelma kehancuran dalam hidupnya
Hari akan tiba; takkan bisa titik debu itu menghindar karena langit yang merundungnya; takkan reda seribu lidah api menghunjam tubuh dan sukmanya; tak kunjung beranjak gunung dan bukit berbatu menindih takdirnya; sebelum orang-orang yang dianiaya memaafkannya; karena doa orang-orang yang menderita selalu didengarkan TUHAN pencipta-nya
Hari akan tiba; takdir buruk mencegat di hari esoknya; sementara di akhirat sudah menganga luapan api neraka; mumpung masih ada waktu; masih ada rabu abu berdebu; kerahiman TUHAN tak berhingga; mohonlah kepada-NYA sekarang juga!
(gnb:tmn aries:rabu abu:5.3.25)