Bungkus dan Isinya Beda

Oleh Gerard N. Bibang

Kolom160 Dilihat
banner 468x60

Bungkusnya ialah Wowo

Isinya ternyata Mulyono

banner 336x280

Engkau telah memilih bungkusnya

Nikmatilah isinya sekarang juga

Jantan luarannya, alay-alay dalamannya

Homo sapiens baptisannya

Homo homini lupus aslinya

Dalam modus super halus

Alay-alay, homo dan gay ditutup-tutup

 

Wahai anak-anak negeri

Dunia ini hanya diklat beberapa sesi

Suksesmu sejatinya bukan di sini

Yang engkau kuasai tidak abadi

Yang engkau punyai adalah tipuan sesaat

Adalah artifisialisme dan tipu daya hologram dalam waktu

Karena semua yang di sini pasti berpenghujung

Karena beberapa saat berikutnya akan engkau tinggalkan dan meninggalkanmu

Karena kesementaraan adalah hakikat makhluk ciptaan

Karena tiada lain engkau diciptakan untuk menjadi makhluk berguna bagi sesama

 

Kembalilah ke eksistensi diri

Untuk apa engkau dan aku ada di sini

Untuk apa Pancasila telah menjadi jiwa kita

Untuk apa berhura-hura hanya karena bungkusnya

Untuk apa berjoget-joget padahal   isinya ternyata beda

Coba lihat leluhur kita

Kemiskinan tidak pernah dijadikan bahan romantika

Tidak pernah disoraki dalam lagu dan tari

Tidak pernah diwara-wiri

Sejak lama Umbu Landu Paranggi mengingatkan:

 

Apa ada angin di Jakarta

Seperti di lepas desa Melati

Apa cintaku bisa lagi cari

Akar bukit Wonosari

 

Dilihatnya sejak era 70-an negeri ini sudah salah pilih

Orang-orang riuh rendah dalam kemewahan dan sakit jiwa globalisasi

Di sudut-sudut kota penuh sesak dengan badut-badut hipokrit

Disaksikannya sejak lama negeri ini sudah ugal-ugalan

Menjalankah salah salah sangka luar biasa terhadap keindahan

Yang mati-matian menguasai dunia karena disangka telah menguasai surga

Yang mengepalkan tinju ke angkasa karena disangka menjadi terhebat di dunia dan akhirat

 

Kembalilah, kembalilah ke asal usul dari mana datang

Dari kampung dan desa yang mememahami apa itu martabat manusia

Sejak lama pun, Umbu Landu Paranggi berujar:

 

Pulanglah ke desa

Membangun esok hari

Kembali ke huma berhati

 

Begitulah, suara hati adalah suara kebenaran, adalah suara TUHAN

Hanyalah ketololan dan kedunguan yang menjadi antitesanya

Ialah tahu mana yang sebenar-benarnya benar

Tapi lebih menerima dan memperkatakan kebohongan

 

Wahai anak-anak negeri

Bangunlah esok hari

Kembalilah ke huma berhati

Lantunkanlah nyanyian sunyi

Sendiri, di lubuk hati

 

(gnb:tmn aries:jkt:sabtu:01.03.25)

 

banner 336x280