Bungkusnya ialah Wowo
Isinya ternyata Mulyono
Engkau telah memilih bungkusnya
Nikmatilah isinya sekarang juga
Jantan luarannya, alay-alay dalamannya
Homo sapiens baptisannya
Homo homini lupus aslinya
Dalam modus super halus
Alay-alay, homo dan gay ditutup-tutup
Wahai anak-anak negeri
Dunia ini hanya diklat beberapa sesi
Suksesmu sejatinya bukan di sini
Yang engkau kuasai tidak abadi
Yang engkau punyai adalah tipuan sesaat
Adalah artifisialisme dan tipu daya hologram dalam waktu
Karena semua yang di sini pasti berpenghujung
Karena beberapa saat berikutnya akan engkau tinggalkan dan meninggalkanmu
Karena kesementaraan adalah hakikat makhluk ciptaan
Karena tiada lain engkau diciptakan untuk menjadi makhluk berguna bagi sesama
Kembalilah ke eksistensi diri
Untuk apa engkau dan aku ada di sini
Untuk apa Pancasila telah menjadi jiwa kita
Untuk apa berhura-hura hanya karena bungkusnya
Untuk apa berjoget-joget padahal isinya ternyata beda
Coba lihat leluhur kita
Kemiskinan tidak pernah dijadikan bahan romantika
Tidak pernah disoraki dalam lagu dan tari
Tidak pernah diwara-wiri
Sejak lama Umbu Landu Paranggi mengingatkan:
Apa ada angin di Jakarta
Seperti di lepas desa Melati
Apa cintaku bisa lagi cari
Akar bukit Wonosari
Dilihatnya sejak era 70-an negeri ini sudah salah pilih
Orang-orang riuh rendah dalam kemewahan dan sakit jiwa globalisasi
Di sudut-sudut kota penuh sesak dengan badut-badut hipokrit
Disaksikannya sejak lama negeri ini sudah ugal-ugalan
Menjalankah salah salah sangka luar biasa terhadap keindahan
Yang mati-matian menguasai dunia karena disangka telah menguasai surga
Yang mengepalkan tinju ke angkasa karena disangka menjadi terhebat di dunia dan akhirat
Kembalilah, kembalilah ke asal usul dari mana datang
Dari kampung dan desa yang mememahami apa itu martabat manusia
Sejak lama pun, Umbu Landu Paranggi berujar:
Pulanglah ke desa
Membangun esok hari
Kembali ke huma berhati
Begitulah, suara hati adalah suara kebenaran, adalah suara TUHAN
Hanyalah ketololan dan kedunguan yang menjadi antitesanya
Ialah tahu mana yang sebenar-benarnya benar
Tapi lebih menerima dan memperkatakan kebohongan
Wahai anak-anak negeri
Bangunlah esok hari
Kembalilah ke huma berhati
Lantunkanlah nyanyian sunyi
Sendiri, di lubuk hati
(gnb:tmn aries:jkt:sabtu:01.03.25)