Oleh Fransiskus Borgias
(Fakultas Filsafat, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung)
Kemarin kami balik dari Yogya ke Bandung, setelah mengikuti Kongres APTIK ke-42. Dalam perjalanan itu, kami mampir di dua tempat. Pertama, di Gua Maria Kerep Ambarawa untuk berdoa di sana sambil menghirup udara sejuk di bawah pepohonan. Tetapi rencana itu tidak terlaksana, karena sangat ramai. Parkiran dekat gua Maria sangat penuh. Ternyata Minggu kemarin ada Novena hari ketujuh. Umat banyak hadir di sana sehingga kami tidak bisa mendekati gua Maria. Akhirnya kami berdoa dari luar gua Maria itu. Selesai berdoa kami lanjutkan perjalanan. Tempat kedua yang kami singgahi adalah ruang-doa Santo Kristoforus “Pelindung Perjalanan” di Rest Area Milik Rosalia Indah KM 319 Pemalang-Batang. Saat kami masuk sudah ada seorang bapak yang sedang berdoa di sana. Hanya ada empat kursi. Yang menarik perhatian saya ialah papan nama di atas pintu masuk ruang-doa tersebut: Kapel St. CHRISTOPHORUS “Pelindung Perjalanan”. Saat melihat papan nama tersebut pikiran saya langsung terlempar ke masa kecil dulu saat kelas satu SD di SDK Lamba-Ketang. Saat itu kami mempunyai buku bacaan untuk anak-anak SD. Saya lupa judulnya. Salah satu bab-nya berkisah tentang Santo Christoforus. Bab itu dilengkapi dengan gambar. Saya ingat baik cerita itu. Dikisahkan, ada seorang bapak yang tinggal di pinggir sebuah Smsungai. Tatkala syngai itu banjir, ia dengan sukarela membantu siapa saja menyeberangi banjir itu dan tiba dengan selamat di seberang. Saat itu saya membayangkan, betapa kuat dan perkasanya orang itu.
Suatu malam, datanglah seorang anak kecil yang meminta bantuannya menyeberangi banjir deras itu. Melihat anak kecil itu, ia menyanggupinya untuk membawanya ke seberang menerobos banjir. Di tengah sungai, ia merasakan betapa beratnya anak kecil itu. Namun karena ia sudah menyanggupi untuk membantu, maka ia lanjutkan tugasnya menyeberangkan anak itu dengan selamat. Yang menarik dalam ingatan saya ialah ilustrasi cerita itu. Seorang bapa berbadan besar dan tegap memanggul anak kecil di pundaknya. Ternyata itu Anak Istimewa, Yesus sendiri. Di pundak bapa perkasa itu, Yesus memegang bola dunia. Itulah lambang Dia “Raja Semesta Alam”. Ada keterangan bahwa bapa tua itu merasakan beban berat. Hal itu membuat dia heran. Karena itu ia mendongak untuk melihat anak yang dipikulnya. Ia sangat terkejut karena Anak Kecil itu memegang bola dunia. Saat itu ia sadar bahwa yang dipikulnya bukan Anak Kecil biasa, melainkan Yesus Kristus sendiri, Raja Semesta Alam (dilambangkan dengan bola dunia yang dipegang-Nya). Setelah tiba di seberang dengan selamat, bapa tua itu menurunkan Anak Kecil itu dari pundaknya. Di sana Anak Kecil itu memberi nama baru kepada bapa perkasa itu, Christophorus, Yang menyeberangkan (fere) Kristus (Christus).
Pada masa kecilku di Ketang, ada dua sungai yang sangat dahsyat jika banjir. Pertama, Wae Ka (Kali Gagak) di sawah orang Lentang. Kedua, Wae Lelang (Kali Lelang) yang terletak agak jauh tetapi air Sungai itu bisa kami lihat dari mata air tempat kami menimba air minum. Saya ingat, sebelum kami membaca teks itu bersama-sama, ibu guru yang mengajar kami di kelas 1 SD, Ibu Sabina, menceritakan cerita itu kepada kami. Saat mendengar cerita itulah imajinasi saya membayangkan bapa tua itu menyeberangi Wae Ka atau Wae Lelang, yang di kala banjir, airnya sangat deras dan sangat tinggi, melampaui daya tampung alur sungai itu. Saya bayangkan bapa tua itu membantu teman-teman sekolah saya yang datang dari Lentang ataupun Lamba. Saya bayangkan bapa tua itu membawa sekaligus dua-tiga anak untuk menyeberangi kali tatkala banjir. Dalam imajinasi anak-anakku, saya iri dan cemburu pada mereka karena saya tidak mendapat kesempatan dipikul bapa perkasa, karena saya tidak perlu menyeberangi sungai baik waktu berangkat, maupun waktu pulang sekolah. Nah, peristiwa ia menyeberangkan Kristus itulah yang menyebabkan orang itu mendapat nama Christoforus, sang pembawa Kristus. Itulah sebabnya dia diangkat menjadi pelindung perjalanan, karena ia berhasil menyeberangkan orang, termasuk menyeberangkan Kristus.