Lima Mahasiswa PBSI Unika St. Paulus Ruteng Dampingi Warga Desa Popo Olah Sampah Jadi Barang Bernilai Ekonomi

Avatar of Redaksi Krebadia
foto 1 e1686582186460

SOSIALISASI BERHASIL NYATA — Para mahasiawa Program Studi Pendidikan dan Bahasa Indonesia (PBSI) Unika St. Paulus Ruteng bergambar bersama Kades Popo Darius Ceha dan peserta sosialisasi pengolahan sampah bernilai ekonomi di Desa Popo, Kecamatan Satarmese Utara, Sabtu 10 Juni 2023. Tampak, mereka memperlihatkan hasi nyata sosialisasi berupa keset yang dibuat dari kain baju bekas.
FOTO: Istimewa

Oleh Adriani Miming dkk. (Mahasiswa PBSI Unika St. Paulus Ruteng)

KrebaDi’a.com — Sebanyak lima mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Unika St. Paulus Ruteng menggelar sosialisasi pengolahan sampah bernilai ekonomi di Desa Popo, Kecamatan Satarmese Utara, Sabtu 10 Juni 2023, pukul 11:30-15:00 Wita.

Sampah dalam sosialisasi ini berupa kain baju bekas dan perca yang diolah menjadi taplak kaki atau keset.

Adriani Miming, Apolonius Jantur, Arnolda A. M. Elan, Antonius Gatul, dan Aldo Z. Jantit melakukan kegiatan ini dalam rangka memenuhi persyaratan ujian akhir semester mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup.

Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan hidup. Juga kesadaran akan perlunya pengolahan sampah menjadi barang bernilai ekonomi yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.

Hadir sebagai peserta sosialisasi, jajaran Dewan Permusyawaratan Desa (DPD), Kelompok Disabilitas Desa (KDD), dan utusan dari masing-masing RT/RW di Desa Popo.  

Total peserta sosialisasi 15 orang. Terdiri dari 8 orang perempuan dan 7 orang laki-laki.

Kegiatan dibuka oleh Kepala Desa (Kades) Popo Darius Ceha. 

foto 2 e1686581613440

MEMBUAT KESET — Peserta sosialisasi Maria Suel (kanan) membuat keset dari kain baju bekas, didampingi mahasiswa Adriani Miming (kiri) dan kawan-kawan.  
FOTO: Istimewa 

Dinilai Luar Biasa

Dalam sambutannya Kades Darius Ceha menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa yang berkesemptan hadir untuk melakukan sosialisasi.

“Terima kasih kepada teman-teman dari Uniks St. Paulus  Ruteng yang mau berbagi pengetahuan kepada kami masyarakat Desa Popo terkait pengolahan sampah. Tentu ini sangat berguna bagi kami di sini.”

Menurut Kades Ceha, kegiatan sosialisai ini bukan hanya sekadar edukasi, melainkan juga bukti adanya praktik kerja nyata dari mahasiswa Unika St. Paulus yang berguna bagi keberlanjutan program pengolahan sampah. “Kedatangan mereka pada hari ini sangat luar biasa karena mereka tidak hanya sekadar bersosialisasi. Setelah ini sebentar mereka akan melakukan pelatihan kepada kita semua terkait pengolahan sampah menjadi barang yang bernilai ekonomi,” kata Kades Ceha.

foto 3

PESERTA LAKI-LAKI — Monal Pangkul (kanan) satu dari tujuh peserta laki-laki membuat keset didampingi para mahasiswa.
FOTO: Istimewa

Hasilkan Empat Keset

Pada  pelatihan ini, kelima mahasiswa menjelaskan dan memberi contoh cara menggunting kain bekas sampai pada cara menganyam sehingga sampah itu menjadi produk bernilai ekonomi.

Daya tangkap peserta sosialisasi sangat bagus. Mereka cepat paham dan terampil.

Begitu antusiasnya mereka menekuni tahap demi tahap kegiatan. Mulai dari sosialisasi sampai dengan monitoring. Situasinya semi-formal dibaluti canda ria.

Bahan kain berupa baju-baju bekas dan perca disiapkan oleh mahasiswa dan sebagiannya oleh warga peserta sosialisasi. Dari pelatihan hari itu peserta mampu menghasilkan empat keset dengan ukuran 35×25 cm dengan warna dasar merah bermotif variatif sesuai dengan ketersediaan bahan.

foto 4 e1686581939324

SOSIALISASI — Suasana sosialisasi. Tampak (dari kiri), Primus Dudur (aparatur desa) selaku notulis, Darius Ceha (kades Popo), serta para mahasiswa Adriani Miming,  Apolonius Jantur, Antonius Gatul, Arnolda A. M. Elan, dan Aldo Z. Jantit.
FOTO: Istimewa

Pengetahuan Baru

Maria Suel salah seorang peserta sangat antusias. Dia mengatakan sangat beruntung mendapat pengetahuan baru mengenai cara memanfaatkan kain bekas menjadi taplak kaki yang bernilai ekonomi.

“Terimaksih untuk materi yang telah diberikan oleh mahasiswa. Ini merupakan pengetahuan baru dan nantinya bisa dipraktikkan,” katanya.

Dari Ruteng menuju Desa Popo, kelima mahasiswa mengendarai sepeda motor dengan waktu tempuh 90 menit. 

Akses jalan menuju Desa Popo sangat bagus. Mereka menginap di rumah aparatur desa.  

Para nahasiswa mendapat kesan  kehadiran mereka diterima dengan baik oleh masyarakat Desa Popo. Warga desa sangat antusias dan ramah.

EDITOR: Redaksi KrebaDi’a.com