Prefiks Se- dan Kehematan

Avatar of Ditulis oleh Bonefasius Rampung
Krebadia.com: Prefiks Se- dan Kehematan

Paling kurang ada dua topik Fatamorgana Bahasa Indonesia yang telah diturunkan Media Krebadia.com berisi ulasan tentang kehematan penggunaan kata dalam praktik berbahasa. Ada topik terkait penggunaan “Sinonim Mubazir” dan penggunaan “Konjungsi Ganda”. Dua topik ini memberikan kita panduan pengehematan kata dengan cara menghindari penggunaan bentuk yang berlebihan.

Dalam kajian morfologi, khususnya terkait afiksisasi,  prefiks se- termasuk salah satu imbuhan yang dipakai dengan aturan penggunaan dan maknanya tersendiri. Sebagai imbuhan, se- termasuk morfem terikat karena hanya bermakna setelah dilekatkan pada awal bentuk dasar. Prefiks se- tidak mengalami perubahan atau variasi bentuk (alomorf) jika dilekatkan pada bentuk dasar seperti halnya prefiks me- dan pe- yang berpeluang adanya alomorf me-, men-, meny-, meng-, menge- dan pe, pen, peny, peng- dan penge-.

Prefiks se- yang dilekatkan pada bentuk dasar seperti halnya prefiks yang lain, berfungsi membentuk kata keterangan atau adverbia. Adverbia hasil bentukan prefiks se- dan bentuk dasarnya bermakna bermacam-macam tergantung pada kategori kata dasar yang dilekati prefiks se-. Ada lima makna prefiksi se- yakni (a) satu, (b) seluruh atau segenap, (c) sebanding, sama, serupa, seperti, (d) sama waktu atau pada waktu, (e) seberapa, sebanyak, sesuai. Kelima makna ini muncul ketika prefiks se- dilekatkan pada kata berkategori benda, kerja, dan kata sifat.

Prefiks se- akan bermakna “satu”  dan “seluruh, segenap” hanya jika se- itu dilekatkan kata berkategori benda (nomina). Bentuk dasar: rumah, pohon, kumpulan, desa, kampung, kelas misalnya, merupakan contoh kata benda. Makna “satu”, “seluruh atau segenap”  untuk bentuk-bentuk dasar ini akan tampak jelas jika bentuk itu ditempatkan dalam konteks kalimat seperti contoh berikut.

  1. Dahulu, beberapa keluarga tinggal serumah.
  2. Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup bupati menaman sepohon
  3. Pedagang bakso didatangi sekumpulan anak muda yang mabuk.
  4. Warga sedesa semuanya divaksin semasa pandemi corona.
  5. Acara pernikahan anak pejabat itu melibatkan masyarakat sekampung.
  6. Lokakarya tentang fotografi dihadiri mahasiswa sekelas.

Makna imbuhan se- pada kata serumah, sepohon, sekumpulan pada kalimat (1), (2), (3) berarti satu rumah, satu pohon, dan satu kumpulan. Lain halnya dengan kalimat (4), (5), (6), imbuhan se- pada kata sedesa, sekampung, dan sekelas tidak lagi  bermakna satu melainkan beramakna suruh atau segenap.

Prefiks se- yang merujuk pada makna “sebanding, sama, serupa” mengharuskan prefiks se- dilekatkan pada bentuk dasar berkategori kata sifat (adjektiva). Bentuk dasar seperti: tinggi, pintar, luas, cantik berkategori kata sifat. Jika bentuk-bentuk ini diimbuhi prefiks se-, maka muncul bentuk turunannya setinggi, sepintar, seluas, secantik. Hal ini akan jelas terlihat dalam kalimat (7) s.d. (10) berikut.

7. Secara fisik Hendra setinggi Josua di dalam kelasnya.
8. Nesa tidak sepintar kakaknya yang baru tamat tahun lalu.
9. Lahan yang dibeli itu seluas lapangan bola sepak Unika St. Paulus Ruteng
10. Putri bungsunya secantik bintang sinetron asal India.

Kata setinggi, sepintar, seluas, dan secantik pada kalimat (7) s.d.(10) bermakna sama tinggi, sama pintar, sama luas, dan sama cantik. Pemakaian prefiks se- pada bentuk dasar berkategori adjektiva umumnya berkaitan dengan persoalan membandingkan (perbandingan) dua hal. Pokok yang dibandingkan secara eksplisit bertalian dengan kata sifat yang dilekati (tinggi perbandingan untuk Hendra dan Josua;  pintar perbandingan untuk Nesa dan kakaknya; luas perbandingan lahan terbeli dengan lapangan bola sepak; dan cantik perbandingan antara putri bungsu dan pemain sinetron India)

Prefiks se- dapat pula dilekatkan pada kata berkategori verba pada umumnya dengan makna “pada waktu atau bersamaan waktu” dan verba yang menggambarkan sikap atau kesanggupan dengan makna “sebanyak, seberapa, sesuai”. Kata seperti “pulang, tiba, kembali” merupakan verba dan kata “mampu, mau, suka” tergolong verba yang menyatakan kemampuan, sikap.

11. Apin semakin tekun belajar sepulang sang ayah mengecek hasil kuliahnya.
12. Mahasiswa langsung melaporkan kegiatan magang setibanya di kampus.
13. Sandro marah-marah sekembali liburan karena masih kekurangan uang.
14. Andri hanya membawa beras semampu yang
15. Anak itu bertindak semaunya tanpa mendengarkan nasihat orangtua.
16. Siswa tidak bisa bertindak sesuka hati karena semua ada aturannya.

Penggunaan se- pada bentuk sepulang, setiba, sekembali pada (11) s.d. (13) untuk menggantikan  frasa “pada waktu” pulang, tiba, kembali. Sementara itu penggunaan se- pada bentuk semampu, semaunya, sesuka pada (14) s.d. (16) untuk menggantikan frase sesuai dengan kemampuan, kemauan, dan kesukaan.

Memperhatikan uraian pada contoh (11) s.d. (16) ini, akhirnya kita memahami maksud uraian panjang-lebar serta contoh-contoh penggunaan prefiks se- dalam kalimat-kalimat yang tertulis dalam uraian ini.  Ternyata, prefiks se- dapat dipakai sebagai alternatif untuk menggantikan kata dan frasa saat orang berbahasa baik lisan maupun tulisan.

Uraian ini penting dan relevan bagi para jurnalis (pegiat media) dan juga bagi penulis yang mengutamakan penghematan kata dan keefektifan kalimat. Ingat, salah satu syarat atau kriteria kalimat efektif adalah hemat kata. Dalam dunia media, hemat kata menjadi “hukum” bagi para jurnalis.

 

Baca juga artikel terkait FATAMORGANA BAHASA INDONESIA atau tulisan menarik Bonefasius Rampung lainnya.
EDITOR: Redaksi Krebadia.com


bone rampung, simpulan, pergerakan, walau punBonefasius Rampung, S.Fil, M.Pd adalah imam Keuskupan Ruteng. Penulis buku Fatamorgana Bahasa Indonesia 1 dan Fatamorgana Bahasa Indonesia 2. Dosen dan ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Unika Indonesia Santu Paulus Ruteng.