3 Sajak Tetapi

"Rindu memang fana, kekasihku. Tapi telah menjadi energi jiwa yang tak tergilas waktu." – Gerard N. Bibang

Avatar of Gerard Bibang
sajak tetapi, rindu hidup, gerard bibang

TETAPI-1: KERAS BERTAHAN

tetapi aku keras bertahan

mendekap akal sehat dan suara jiwa

biarpun tercampak di selokan zaman

yang membuat peradabanku seperti dadu

terperangkap dalam hitung-hitungan  rugi dan untung

yang dikocok-kocok oleh nafsu cepat-cepat dapat nama dan harta besar

apa pun dilakukan yang penting menghalalkan cara

semuanya atas nama rindu dan cinta

 

oooo comberan peradaban tengik

oooo martabat rindu yang compang-camping

aku tidak mau hanyut dalam cinta buta

tetapi aku keras bertahan mencintamu secara benar

 

TETAPI-2: SEAKAN TIDAK HIDUP

bukan maut yang menggetarkan hatiku

bukan jarak yang membuat mataku silau

bukan kisah indah kita di masa lalu yang membuatku igau

bukan pula cinta liar yang dibawa oleh orang ketiga

oleh peradaban gila yang semakin menggelora

tetapi hidup yang seakan tidak hidup

karena kehilangan daya dan fitrahnya sebuah rindu

itulah yang membuatku sungguh-sungguh risau

aku merunduk malu

 

ada malam-malam aku menjalani lorong panjang

tanpa tujuan ke mana-mana

hawa dingin masuk ke badanku yang hampa

padahal angin tidak ada

bintang-bintang menjadi kunang-kunang

yang lebih menekankan kehadiran kegelapan

tidak ada pikiran, tidak ada perasaan, tidak ada suatu apa

semuanya adalah ekspresi jiwa yang lengang

aku memang tampak hidup tapi tidak hidup

rindu yang tak sampai telah menguras jiwa raga dan waktuku

 

TETAPI-3:  RINDU MEMANG FANA

rindu memang fana, kekasihku

engkau pun sudah tahu

tetapi keadaan tak berdaya membuat diriku tidak ada

kadang-kadang aku merasa terbuang ke belantara

atau terlantar di pasar loak

aku berbicara kepada diriku sendiri

tetapi orang-orang yang mendengarnya tertawa sinis

aku memang gagal menyusun bahasa rindu

maka mereka mentertawakan cintaku

aku marah, aku takut tapi sedikit pun tak gentar

sebab aku yakin akan cintamu

biarkan mereka-mereka terbahak-bahak tiada juntrungan

toh tidak ada yang lucu

 

aku duduk memeluk lutut sendirian

membuat hidupku tak ada harganya

tapi selalu saja ada yang mengagetkan dalam hidup ini

ialah setiap kali menyadari adanya kamu di dalam hidupku ini

aku merasa jalannya arus darah di sekujur tubuhku sangat deras

kelenjar-kelenjarku bekerja

sukmaku bernyanyi, dunia hadir

cicak di tembok berbunyi

inginnya hidupku menjulur ke seribu tahun

rindu memang fana tapi telah menjadi energi jiwa yang tak tergilas waktu

 

Baca juga artikel terkait NARASI PUITIK atau tulisan menarik Gerard Bibang lainnya.
EDITOR: Redaksi Krebadia.com


gerard bibang, wajah, daun-daun kering, Tikungan Dungu nyawaGerard N. Bibang, alumnus IFTK Ledalero, dosen, dan penyair, mantan jurnalis-penyiar radio Deutsche Welle Jerman dan Radio Nederland Wereldomroep Belanda.