Maknai Pancawindu Pernikahan Orangtua Mereka, Anak-Anak Pasutri Sil Baeng dan Mery Gandut Gelar Pengobatan Gratis di Ruteng

Keempat anak patungan mengumpulkan Rp20-an juta. Sebanyak 400-an warga pun dilayani gratis oleh 12 dokter umum, 2 dokter gigi, 1 spesialis saraf, dan 1 spesialis THT. 

Avatar of Redaksi Krebadia
sil baeng, silvester baeng

Krebadia.com — Memaknai pancawindu pernikahan orangtua mereka, anak-anak buah hati pasangan suami istri (pasutri) Silvester Baeng dan Maria Goreti Gandut mengadakan pengobatan gratis bagi masyarakat kurang mampu dan lansia di Kumba Ruteng, Kelurahan Satar Tacik, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, pada Minggu 23 Juli 2023.

Disaksikan Krebadia.com, pengobatan gratis dilangsungkan di halaman Kampung Kumba, melibatkan 16 dokter, terdiri dari 12 dokter umum, 2 dokter gigi, 1 spesialis saraf, dan 1 spesialis THT.

“Pendaftaran dan pengobatan peserta kami buka mulai jam 10 pagi dan selesai jam 12.30. Semua (peserta) bisa dapat pelayanan dengan baik,” kata Tris Baeng, putra pasutri Sil Baeng dan Mery Gandut.

Terdata 400-an warga yang mendaftar, demikan keterangan ketua panitia Harjon Undur ditemui Krebadia.com usai kegiatan.

“Hampir semua lansia yang ada di sini (Kumba) diperiksa dan diberi obat secara gratis. Karena dari awal kita prioritaskan pengobatan gratis harus menyasar orang kecil, terutama orang-orang tua,” kata Harjon.

Dikatakan, tingginya antusiasme masyarakat yang datang berobat diimbangi dengan tenaga dokter yang cukup. Dengan demikian, terlibatnya belasan dokter membuat pelayanan menjadi lebih maksimal.

Disaksikan Krebadia.com, tidak tampak antrean panjang, sehingga anamnesis atau wawancara keluhan, diagnosis penyakit, pemeriksaan fisik, hingga pemberian obat dilakukan tidak terburu-buru.

Silvester Baeng adalah anggota DPRD Kabupaten Manggarai, mantan kepala SMA Negeri 1 Ruteng. Dia adalah juga tua golo Gendang Kumba. Sedangkan Maria Goreti Gandut adalah pensiunan guru, mantan kepala SDK Kumba I.

Pasutri Sil-Mery yang bertempat tinggal di Jalan Ranaka, Kumba-Ruteng, dikaruniai empat anak. Mereka adalah Romo Risal Baeng, Dokter Sari Baeng, Tris Baeng, dan Saldi Baeng.

sil baeng
Petugas kesehatan melayani pasien pengobatan gratis dalam rangka syukuran pancawindu perkawinan pasutri Sil Baeng dan Mery Gandut (Krebadia/Etgal Putra)

Inisiatif Anak-anak

Ketua panitia Harjon Undur menjelaskan, pengobatan gratis yang melibatkan kaum muda Gendang Kumba ini lahir dari inisiatif anak-anak pasangan Sil Baeng dan Mery Gandut.

“Ini bentuk syukur dari Romo Risal, Dokter Sari, Tris, dan Saldi. Mereka lakukan ini atas apa yang dialami oleh orang tuanya. Rangkaian kegiatan ditutup dengan misa syukur tanggal 28 Juli,” kata Harjon.

Pernyataan Harjon dibenarkan Tris Baeng. Ia dan ketiga saudaranya sepakat untuk mengumpulkan dana secara mandiri sebagi bentuk syukur atas berkat yang diberi oleh Tuhan kepada kedua orangtua mereka.

“Pembiayaannya dari kami empat (Romo Risal, Dokter Sari, Tris, dan Saldi). Kami berhasil kumpul sekitar 20 juta (rupiah). Paling banyak dipakai untuk beli obat, itu kena sekitar belasan (juta rupiah). Sisanya untuk terop, makan siang panitia, dan akomodasi lain,” jelas Tris.

Menurut Tris, pengobatan gratis ini juga merupakan bentuk bakti dan pengabdian dari saudarinya, Sari Baeng seorang dokter, kepada warga Gendang Kumba.

“Kaka Sari sudah lama jadi dokter. Beri pelayanan begini kami tahu itu dia punya mimpi sejak lama. Kami sepakat untuk gabungkan ini bertepatan dengan pancawindu pernikahan bapa-mama. Tanggal 28 (Juli) misa syukurannya,” kata Tris.

WhatsApp Image 2023 08 09 at 00.03.52
Panitia pengobatan gratis pancawindu perkawinan pasutri Sil Baeng dan Mery Gandut berfoto bersama usai kegiatan (Krebadia/Etgal Putra)

Apresiasi Masyarakat

Philipus Ados (58), peserta pengobatan gratis, kepada Krebadia.com mengatakan ia puas dengan pelayanan pada pengobatan gratis ini.

Siprianus Sampur (52), salah satu warga yang menerima pengobatan menyampaikan terima kasih atas inisiatif keempat anak Sil Baeng dan Mery Gandut yang mengadakan pengobatan gratis sebagai syukuran pancawindu pernikahan orangtua mereka bagi warga Kumba.

Sebagai warga Kumba, Sipri Sampur menyatakan bangga karena pasutri Sil Baeng dan Mery Gandut telah berhasil mendidik keempat anak mereka menjadi anak yang mau melayani dan terutama peduli pada sesama.

“Kami baru alami yang begini (pengobatan gratis). Kami yakin ke depannya keluarganya Pak Sil Baeng akan terus bantu orang yang lemah. Karena keluarga ini kami semangat. Rasa pelayanan dari keluarga ini kami selalu rasa,” kata Sipri.

Apresiasi atas pelayanan yang diinisiasi anak-anak pasutri Sil-Mery juga disampaikan warga lain yang menerima pengobatan gratis.

Maria Fabiola Dimus (51) mengaku puas karena dilayani dengan baik oleh dokter dan petugas medis yang bertugas.

“Jadi, mereka (dokter) tadi tanya kita baik-baik, dengan senyum, dengan sabar sekali. Jadi kita senang untuk cerita kita punya sakit,” kata Maria.

Selain pelayanannya sangat bagus, kata Maria, penjelasan medis oleh dokter yang bertugas menggunakan bahasa daerah membuatnya lebih memahami penyakitnya.

Senang kami woko nggo’o lise bao penjelasan pake bahasa Manggarai, hitu di paham ai toe ma lancar bahasa Indonesia (Kami senang karena tadi mereka memberikan penjelasan dalam bahasa Manggarai, kami jadi paham karena tidak terlalu fasih berbahasa Indonesia),” kata Maria.

pasutri Sil Baeng dan Mery Gandut
Pasutri Sil Baeng dan Mery Gandut berfoto bersama para dokter yang terlibat dalam kegiatan pengobatan gratis pancawindu perkawinan mereka. (Krebadia/Etgal Putra)

Tanpa Embel-Embel Kampanye

Apresiasi dengan poin lain disampaikan Siprianus Sampur, berkenaan dengan tidak adanya embel-embel kampanye terselubung dalam kegiatan amal ini.

Saat ini Silvester Baeng merupakan anggota DPRD aktif Kabupaten Manggarai periode 2019-2024. Ia kembali mencalonkan diri dalam pemilu legislatif 2024.

Krebadia.com yang meliput di lapangan tidak melihat satu pun atribut kampanye yang diselipkan dalam kegiatan pengobatan gratis ini.

Baliho pencalonan legislatif Silvester Baeng bahkan sengaja ditutup dengan selembar terpal biru agar tidak terlihat oleh masyarakat yang datang berobat.

“Kami senang karena ini tidak melibatkan politik. Kami rasa betul ini mereka buat karena gerakan hati. Karena soal politik ini urusan masing-masing. Tidak ada libatkan apa-apa, buat ini pakai uang sendiri. Karena ini kami bangga sekali pada Pak Sil sekeluarga,” kata Sipri Sampur.

WhatsApp Image 2023 08 08 at 23.36.57 4
Siprianus Sampur (52) mengapresiasi kegiatan pengobatan gratis yang diadakan oleh anak-anak pasutri Sil Baeng dan Mery Gandut. (Krebadia/Etgal Putra)

Kekuatan Doa dan Berserah

“Kekuatan doa dan berserah pada Tuhan merupakan tumpuan utama keluarga.”

Begitu kata Mery Gandut saat ditanyai Krebadia.com tentang rahasia hidup rukun sebagai pasutri selama 40 tahun berumah tangga.

Menurut Mery, doa menjadi kebiasaan dan menjadi pilar utama yang menopang keluarganya dalam segala situasi sejak awal pernikahan hingga saat ini.

Kebiasan ini juga ditanamkan pada anak-anaknya. Sejak kecil, anak-anaknya sudah dibiasakan untuk berdoa, berserah dan selalu bersyukur pada Tuhan untuk segala hal yang mereka dapatkan.

“Sejak mereka kecil, saat jam doa Angelus, mereka akan pulang. Biar mereka masih bermain, mereka akan pulang. Pulang untuk berdoa bersama di rumah,” kata Mery.

Menanggapi istrinya, Sil Baeng mengatakan bahwa sebagai pasangan suami istri yang telah hidup bersama selama 40 tahun, mereka berdua memiliki keyakinan bahwa  jika mereka dipercaya untuk menerima sesuatu yang lebih oleh Tuhan, itu karena Tuhan mempercayai mereka berdua sebagai penyalur rahmat bagi orang lain.

Menurut Sil, berkat yang mereka terima dari Tuhan bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk orang lain yang membutuhkan.

Suami istri ini sepakat bahwa berkat lebih yang mereka terima adalah anugerah sekaligus tugas dari Tuhan untuk disalurkan pada orang lain.

Nilai dan kebiasaan ini juga yang mereka tanamkan pada anak-anak mereka. Pengobatan gratis bagi warga kurang mampu yang diselenggarakan anak-anak mereka untuk merayakan hari ulang tahun ke-40 pernikahan merupakan buah dari nilai berbagi yang ditanamkan sejak kecil.

“Berkat dan rezeki itu milik Tuhan. Kita hanya tangan yang bertugas di dunia sebagai penyalur bagi orang lain yang membutuhkan,” kata Mery.

Menyambung perkataan istrinya, Sil mengatakan ia bersyukur karena anak-anak yang dipercayakan Tuhan pada keluarganya sudah menemukan tugas pelayanannya masing-masing. Ia percaya semua itu karena penyelenggaraan Tuhan.

“Kami bersyukur karena Tuhan baik pada kami. Tiap anak sudah mendapat tugas pelayanan masing-masing dari Tuhan. Romo Risal melayani umat sebagai pastor. Sari sebagai dokter melayani orang sakit. Tris dan Saldi melayani masyarakat lewat pekerjaan dan minat mereka dalam musik,” kata Sil.

 

EDITOR: Redaksi Krebadia.com