BERITA  

Hasil Kopi Manggarai Timur Menurun Drastis, Astra Utamakan Tanam Pohonnya, Bukan Festivalkan Buahnya

Penanaman baru pohon kopi secara masif merupakan solusi di tengah kenyataan menurun drastisnya produktivitas, antara lain akibat perubahan iklim dan matinya dadap sebagai kanopi

Avatar of Andre Babur
WhatsApp Image 2023 08 30 at 20.21.57
Penanaman 2.000 anakan kopi robusta dan arabika di kawasan Agrowisara Kopi Colol, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, Rabu 23 Agustus 2023. (Andre Babur/Krebadia.com)

Ditulis oleh Andre Babur

Krebadia.com — Di tengah kenyataan kasat mata menurun drastisnya hasil kopi di Kabupaten Manggarai Timur, langkah yang diinisiasi PT Astra International Tbk. melalui program Desa Sejahtera Astra lebih masuk akal. Alih-alih melakukan festival buah kopi yang menjadi kegandrungan pemerintah setempat, Astra bersama mitranya memilih mendahulukan menanam pohon kopi, mengingat kebanyakan pohon kopi yang buahnya difestivalkan pemerintah dengan penuh bangga rata-rata sudah berusia puluhan tahun dengan tingkat produktivitas yang semakin rendah, menurun hingga 50 persen.

Sebuah aksi nyata baru saja dilakukan. PT Astra International Tbk. berkolaborasi dengan Yayasan Nirudaya Nusantara, Asnikom, dan masyarakat menyiapkan, menyerahkan, dan menanam 2.000 anakan kopi di kawasan Agrowisata Kopi Colol, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, Rabu 23 Agustus 2023.

“Bantuan 2.000 bibit pohon kopi yang diserahkan terdiri dari 1.000 bibit robusta dan 1.000 bibit arabika,” kata Aswin Mahu, fasilitator program Desa Sejahtera Astra Manggarai Timur saat membuka kegiatan.

Desa Colol merupakan salah satu dari dua belas desa binaan program Desa Sejahtera Astra di Manggarai Timur.

Dua belas desa binaan itu meliputi Desa Bangka Leleng, Golo Nderu, Arus, Waling, Rendenao, Wejang Mali, Ulu Wae, Colol, Ngkiong Dora, Urung Dora, Compang Lawi, dan Desa Teno Mese.

Aswin Mahu mengatakan, Manggarai Timur merupakan salah satu  kabupaten tertinggal dan dikategorikan sebagai daerah miskin ekstrem di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Itulah yang menjadi pertimbangan Manggarai Timur menjadi fokus sasaran  perhatian program Desa Sejahtera Astra beberapa waktu terakhir.

Program ini, kata Aswin, berfokus pada peningkatan ekonomi berbasis masyarakat melalui pengembangan Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades) Kopi Arabika dan Robusta.

Astra
Aloysius Mensi Arsa (kedua dari kiri), pemilik perkebunan Agrowisata Kopi Colol, sedang memasukkan anakan kopi ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan. (Andre Babur/Krebadia.com)

Tanam Baru Tingkatkan Hasil

Krebadia.com yang melakukan peliputan khusus ke wilayah Cocol awal Agustus 2023 menyaksikan kenyataan miris di lapangan.

Rata-rata pohon-pohon kopi sudah tua renta. Sebagiannya merana tanpa pelindung karena dadap (Erythrina variegata) pada meranggas dan hampir semuanya sudah mati.

Di tengah kenyataan miris inilah penanaman 2.000 anakan kopi dilakukan Astra dan mitranya.

Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan untuk mengembangkan komoditas kopi di wilayah Kabupaten Manggarai Timur, khususnya di  Colol yang produktivitasnya turun mencapai 50%, kata Aswin Mahu.

Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas produksi masyarakat binaan Astra sesuai dengan hasil identifikasi kebutuhan pada proses pendampingan.

Selain itu, kata Aswin, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka upaya meningkatkan dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi di desa binaan melalui komoditas kopi Manggarai Timur secara berkelanjutan dan menjadikan kopi Manggarai Flores lebih dikenal luas.

Astra
Yoseph Janu, ketua Masyarakat Pelindung Indikasi Geografis Kopi Arabika Flores-Manggarai. (Andre Babur/Krebadia.com)

Data Menurunnya Produktivitas Kopi

Serfus Andi Odang koordinator Penyuluh Pertanian Lamba Leda Timur mengatakan, sejak lima tahun terakhir produktivitas kopi di wilayah Colol terus menurun.

“Untuk (kopi) robusta, idealnya 800 kg per tahun, tetapi saat ini hanya 250-300 kg,” kata Serfus kepada Krebadia.com saat penanaman 2.000 anakan kopi di kawasan Agrowisata Kopi Colol, Rabu 23 Agustus 2023.

Untuk jenis kopi arabika, kata dia, akhir-akhir ini hasilnya hanya berkisar 200 sampai 250 kg, sedangkan idealnya bisa mencapai 800 kg per tahun.

Serfus mengatakan, luas lahan perkebunan kopi di Colol mulai dari Tangkul hingga Ngkiong Dora diperkirakan 1.000 hektare lebih.

Saat ini, kata Serfus, per 1 hektare lahan kebun kopi tumbuh 1.600-1.800 pohon kopi. Idealnya, setiap hektare lahan maksimal 1.200 pohon.

Ini salah satu faktor menurunnya produktivitas, kata Serfus. Pohon kopinya terlalu padat.

astra
Serfus Andi Odang, koordinator Penyuluh Pertanian Lamba Leda Timur. (Andre Babur/Krebadia.com)

Hilangnya Dadap sebagai Kanopi

Penyebab lain menurunnya produktivitas, kata Serfus Andi Odang, adalah hilangnya dadap sebagai pelindung. Padahal dadap merupakan kanopi terbaik untuk tanaman kopi.

Dari pengamatan Krebadia.com, di wilayah Colol, Lamba Leda Timur, dan beberapa  wilayah lainnya di  Manggarai Timur seperti di Mbeling, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, produktivitas  kopi yang dulunya tinggi kini menurun drastis seiring dengan punahnya pohon dadap.

Beberapa tahun lalu, pohon-pohon dadap masih terlihat di tengah-tengah kebun kopi milik warga. Kini kondisinya sudah sangat berubah. Pohon dadap mati satu demi satu. Yang tersisa adalah pohon yang meranggas yang sebentar lagi akan tumbang.

Sudah umum pohon dadap digunakan sebagai kanopi atau peneduh untuk tanaman kopi di beberapa daerah.

Ada beberapa alasan pohon dadap dipilih sebagai kanopi tanaman kopi.

Pertama, melindungin pohon kopi dari sengatan ekstrem sinar matahari. Pohon dadap memiliki daun yang lebat dan terbentang luas, sehingga mampu memberikan perlindungan maksimal dari sinar matahari langsung. Kanopi ini membantu mengurangi intensitas cahaya, yang pada gilirannya mengurangi suhu lingkungan di sekitar tanaman kopi.

Kedua, menjaga kelembapan tanah. Kanopi pohon dadap membantu mempertahankan kelembapan tanah dengan mencegah penguapan air yang berlebih. Daun-daun yang rimbun dan bentangan yang luas juga membantu menangkap embun dan menahan udara lembap di sekitar tanaman kopi.

Ketiga, menyediakan nutrisi. Pohon dadap termasuk dalam kategori tanaman legum yang mampu mengikat nitrogen dari udara dan menambahkannya ke tanah di sekitarnya melalui proses simbiosis dengan bakteri penambat nitrogen. Hal ini memberikan tambahan nutrisi yang penting bagi tanaman kopi.

Keempat, mengendalikan gulma. Kanopi pohon dadap yang rimbun membantu menghambat pertumbuhan gulma di antara tanaman kopi. Hal ini membantu mengurangi persaingan gulma dengan tanaman kopi untuk mendapat air, nutrisi, dan ruang tumbuh.

Kelima, memberikan manfaat ekologis lainnya. Pohon dadap memiliki manfaat menarik serangga dan burung yang bisa membantu dalam pengendalian hama atau penyerbukan tanaman kopi.

astra
Aswin Mahu (kanan), fasilitator Desa Sejahtera Astra Manggarai Timur. (Andre Babur/Krebadia.com)

Dampak Buruk Perubahan Iklim

Yayasan Nirudaya Nusantara mencatat, iklim yang tidak menentu merupakan faktor utama penyebab menurunnya produktivitas kopi di Manggarai Timur.

Penyebab lainnya, fungsi lahan kopi yang sudah teralihkan (terkonversi) menjadi permukiman masyarakat, perubahan jenis vegetasi menjadi tanaman holtikultura, berkurangnya pohon pelindung, dan usia pohon kopi yang kebanyakan sudah tua.

Hal serupa disampaikan Yoseph Janu, ketua Masyarakat Pelindung Indikasi Geografis (MPIG) Arabika Flores-Manggarai, saat ditemui Krebadia.com di perkebunan Agrowisata Kopi Colol pada Rabu, 23 Agustus 2023.

Yoseph Janu mengatakan, iklim yang tidak teratur, konversi lahan, dan tidak ada upaya peremajaan pohon kopi yang sudah tua merupakan faktor menurunnya produktivitas kopi.

Menurut Yoseph, efek cahaya yang dipantulkan dari seng-seng rumah yang dibangun dekat perkebunan kopi menimbulkan suhu panas dan berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas kopi.

astra
Ilustrasi anakan kopi robusta dan arabika.

Peremajaan sebagai Solusi

 Masalah menurunnya produktivitas kopi di Manggarai Timur, khususnya di Colol, sebenarnya bisa disiasati, kata Yoseph Janu, kalau ada kesepahaman, kesamaan sikap, dan kolaborasi berbagai pihak.

“Salah satu solusi yang baik mengatasi persoalan yang alami petani kopi di Colol adalah melakukan peremajaan,” kata Yoseph.

Peremajaan yang dimaksudkan berupa penanaman bibit pohon kopi secara masif dengan pendataan yang baik agar tidak asal menanam.

Yoseph menjelaskan, pohon-pohon kopi di wilayah Colol yang ada hingga saat ini ditanam pertama kali pada 1937. Diperkirakan usianya sudah mencapai 80 tahun.

“Bicara (soal) kopi sama seperti (bicara soal) manusia. Usianya bisa tua dan pada waktu tertentu akan mengalami penurunan produktivitas,” katanya.

astra
Ilustrasi biji kopi arabika dan robusta.

Astra Berharap Petani Rawat dengan Baik

Langkah Astra dan mitra menanam 2.000 anak kopi di kawasan Agrowisata Kopi Colol pada Rabu 23 Agustus 2023 merupakan bagian dari solusi melakukan peremajaan.

Aswin Mahu berharap, dengan adanya bantuan 2.000 anakan kopi tersebut, masyarakat kelompok tani bergairah merawat pohon kopinya dengan baik dan menikmati hasilnya dalam waktu 2-3 tahun mendatang.

“Sehingga, kopi mampu  membawa dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi di desa binaan,” katanya

Harapan juga disampaikan  Aloysius Mensi Arsa, pemilik perkebunan Agrowisata Kopi Colol sekaligus kelompok penerima bantuan bibit kopi yang sama.

“Harapan saya, program Desa Sejahtera Astra terus memperhatikan keluhan para petani kopi, bukan saja di Colol tetapi juga di tempat lain di Manggarai Timur,” kata Mensi Arsa kepada Kerebadia.com usai menerima bantuan bibit kopi, Rabu 23 Agustus 2023.

Anggota Asnikom tersebut menyampaikan terima kasih kepada Grup Astra dan Yayasan Nirudaya Nusantara serta Local Champion Manggarai Timur atas bantuan bibit kopi yang  sudah diterimanya.

 

EDITOR: Redaksi Krebadia.com