Bentuk Kembar Vokal

Avatar of Ditulis oleh Bonefasius Rampung
Bentuk Kembar Vokal

Salah satu persoalan yang sering muncul dalam praktik berbahasa baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan adalah hadirnya kata-kata yang secara semantik bermakna sama tetapi bentuk pengucapan dan tulisannya berbeda. Kita sering temukan kata “senduk” dan “akte” dalam bahasa tulis (teks) dan juga mendengarkan pelafalan untuk dua kata tersebut. Dalam konteks penulisan naskah akademik, tentu saja penggunaan dua bentuk kata ini tergolong bentuk yang salah atau tidak baku. Bentuk-bentuk baku untuk dua kata tersebut “sendok” dan “akta”. Dengan demikian, kita dapati pasangan kata “senduk-sendok” dan “akte-akta”

Untuk memastikan bentuk yang baku (yang seharusnya) dipakai dalam naskah ilmiah akademik langkah paling sederhana dengan menggunakan leksikon (kamus). Di dalam kamus kita akan menemukan bentuk kata yang berpasangan tersebut. Kata “senduk” dan “akte” kita temukan di dalam kamus selain kata “sendok” dan “akta”. Bentuk “senduk” dan “akte” tidak dilengkapi dengan deskripsi makna. Di dalam kamus kita temukan kata “senduk” ditulis “senduk à sendok” dan kata “akte à akta”. Penulisan seperti ini berarti makna kata “senduk” dan kata “akte” itu harus dicari pada kata “sendok” dan “akta”.

Dalam kamus, kata “sendok” dideskripsikan sebagai kata benda yang merujuk pada sebuah alat makan yang biasanya terbuat dari logam atau plastik dan digunakan untuk mengambil atau menyendok makanan. Sendok memiliki bagian yang melengkung yang digunakan untuk menampung makanan dan pegangan yang digunakan untuk memegang sendok tersebut. Selain itu, “sendok” juga bisa merujuk kepada alat atau instrumen lain yang memiliki bentuk atau fungsi yang mirip dengan sendok makan, seperti sendok obat, sendok teh, atau sendok takar.

Demikian pula dengan kata “akta” secara leksikal dideskripsikan sebagai kata benda yang merujuk pada sebuah dokumen resmi yang disusun dan disahkan oleh pihak berwenang (notaris), biasanya untuk merekam suatu peristiwa atau tindakan yang penting secara hukum. Akta sering digunakan untuk mendokumentasikan berbagai macam peristiwa seperti kelahiran, kematian, pernikahan, perceraian, pembelian atau penjualan properti, pendirian perusahaan, dan sebagainya. Akta berperan penting dalam sistem hukum untuk memastikan bahwa peristiwa-peristiwa penting tercatat secara resmi dan sah. Biasanya, pembuatan akta harus sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang terlibat atau oleh pejabat yang berwenang.

Berdasarkan uraian ini kitab dapat memastikan bahwa bentuk kembar “senduk-sendok” dan “akte-akta” menghadirkan bentuk tidak baku dan bentuk baku. Bentuk tidak baku biasanya diasumsikan saja sebagai varian bentuk yang hanya dipakai dalam bahasa percakapan (tidak formal) non-ilmiah akademik. Bentuk baku yang dipakai dalam naskah akademik (formal) adalah “sendok dan akta”. Ketidakbakuan dan kebakuan bentuk yang diuraikan dalam dua contoh kata di atas terjadi hanya karena adanya huruf yang berbeda yakni huruf “u dan o” pada “senduk-sendok” dan huruf “e dan a” pada “akte-akta”

Kasus seperti bentuk “senduk-sendok dan akte-akta” seperti ini mengingatkan kita akan begitu banyak bentuk kembar yang muncul dalam praktik berbahasa dengan efek yang sama munculnya bentuk-bentuk yang tidak baku dan menghiasi naskah-naskah ilmiah akademik. Penggunaan bentuk tidak baku paling banyak dijumpai dalam berita-berita media yang kurang cermat memilih bentuk kata (diksi) yang baku.

Dengan beranalogi pada dua contoh kasus dalam uraian ini kita temukan pula bentuk-bentuk kembar lainnya seperti berikut ini. Daftar berikut ini pasangan kata bentuk baku dan tidak baku yang sering kita temukan dalam naskah-nahkah akademik dan dalam berbagai media.

Kita temukan pasaangan kata baku dan tidak baku seperti ini:esai-esei; frasa-frase; kendaraan-kenderaan; masjid-mesjid; saksama-seksama; sekadar-sekedar; aritmetika-aritmatika; metode-metoda; kalender-kalendar; kedaluwarsa-kadaluwarsa;kategoti-katagori; parlemen-parlamen; sekuler-sekular; seluler-selular; survei-survai; antre-antri; apotek-apotik; atlet-atlit; cedera-cidera; debit-debet; dekret-dekrit; desain-disain; deskripsi-diskripsi; diskotek-diskotik; komplet-komplit; konkret-konkrit; kredit-kridit; penalti-pinalti; peranti-piranti; pensil-pinsil; personel-personal; teoretis-teoritis; cengkih-cengkeh; eksem-eksim; ekstrem-ekstrim; hakikat-hakekat; intelijen-intelejen; kempis-kempes; nasihat-nasehat; risiko-resiko; Senin-Senen; sistem-sistim; dll.

Deretan pasangan kata kembar ini berbeda antara bentuk baku dan tidak baku hanya karena penggunaan huruf vokal yang berbeda. Letak huruf vokal pembedanya bisa dilihat sendiri pada pasangan kata di atas. Pasangan bentuk kembar yang membedakan bentuk baku dan tidak baku ini tidak hanya karena perbedaan huruf vokal tetapi juga berlaku karena perbedaan huruf konsonan, bahkan gugus konsonan (kluster).

Uraian tentang bentuk kembar khusus berkaitan dengan penggunaan huruf konsonan dan gugus konsonan ini akan diuraikan dalam topik berikutnya.

Semoga dengan uraian ini, pembaca bisa memastikan diksi yang harus dipilih dalam praktik berbahasa ragam akademik, ilmiah yang mengharuskan penggunaan bentuk yang baku.