Dari Ultah Ke-64 Unika St. Paulus Ruteng: Mahasiswa Bangga Belajar Berwirausaha secara Nyata

Avatar of Etgal Putra
IMG 7113 scaled e1684595982981

KrebaDi’a.com — Ada satu hikmah penting dari perayaan ulang tahun (ultah) ke-64 Universitas Katolik (Unika) Indonesia St. Paulus Ruteng, Sabtu 20 Mei 2023. Para mahasiswa merasa bangga karena belajar berwirausaha secara nyata melalui bazar produk ekonomi kreatif (ekraf) hasil olahan mereka sendiri.

Demikian rangkuman hasil wawancara KrebaDi’a.com dengan tiga mahasiswa Prodi Sosial Ekonomi Pertanian di sela-sela bazar di halaman Kampus Unika Santu Paulus Ruteng, Sabtu 20 Mei 2023.

Mereka adalah Yohana D. Hamung, Maria G. Tia, dan Angelina A. Nabu. Ketiganya petugas stan prodi yang ramah. Mereka memberikan banyak penjelasan tentang produk ekraf Prodi Sosial Ekonomi Pertanian yang ditampilkan pada bazar hari itu.

Menurut Angelina A. Nabu, bazar ekraf ini menjadi pengalaman berharga dalam berwirausaha secara konkret.

“Pengalaman baru yang kami dapat, bagaimana kami sesama penjual belajar bersaing. Bagaimana kami bisa menjual kami punya produk lebih banyak dibanding dengan penjual lain yang jual produk yang serupa dengan kami,” katanya.

Saat ditanya tentang cita-cita setelah lulus, ketiganya kompak mengatakan mau menjadi pengusaha sukses, terutama di bidang pertanian.

Saat ditanya apakah sukses itu seperti suksesnya Toko Monas di Ruteng dan pedagang hasil bumi lainnya, mereka menjawab kenapa tidak.

Baca Juga: Perayaan Ultah Ke-64 Unika St. Paulus Ruteng Dipuji Karena Peduli Ekonomi Berkelanjutan

Kalau belajar sungguh sungguh dan tahu strateginya, pasti bisa sukses jadi pengusaha. Begitu keyakinan mereka.

Yohana Hamung, Maria Tia, dan Angelina Nabu mengakui kegiatan bazar ekraf mahasiswa pada ultah Unika Santu Paulus tahun ini mendorong mereka agar belajar bisnis mulai dari memproduksi sampai memasarkan produk.

Mereka menunjuk puding ubi ungu hasil olahan mereka. Dibuat dari ubi ungu tanpa tambahan bahan pewarna lain.

“Kaka, ini kami punya puding bahannya alami. Rasanya beda, karena bahannya asli dari ubi. Ini jadi pembeda dengan puding dari prodi lain. Kalau punya faktor pembeda maka produk itu bisa unggul dalam persaingan bisnis,” kata Maria Tia.

IMG 7105 1

PETUGAS STAN PRODI — Yohana D. Hamung, Maria G. Tia, dan Angelina A. Nabu dari Prodi Sosial Ekonomi Pertanian (SEP). Ketiganya berjaga dan melayani pengunjung stan prodi saat bazar ekraf mahasiswa pada Sabtu 20 Mei 2023.
FOTO: Etgal Putra/KrebaDi’a.com

Ajak Masuk Prodi Sosial Ekonomi Pertanian

Bangga dengan keunggulan Prodi Sosial Ekonomi Pertanian (SEP), Maria Tia dan kawan-kawan berharap makin banyak tamatan SMA dan SMK yang tertarik masuk Unika Santu Paulus Ruteng.

“Semoga mereka juga tertarik bergabung bersama kami di Prodi Sosial Ekonomi Pertanian. Karena di sini (Prodi SEP) mereka bisa mengembangkan mereka punya bakat, terutama di bidang usaha. Usaha ekonomi kreatif, terutama ekonomi bidang pertanian,” kata Maria Tia.

Ditanya tentang apakah mata kuliah di Prodi SEP bakal berguna setelah mereka tamat nanti, Yohana Hamung mengatakan pasti berguna.

“(Di Prodi SEP) kita belajar soal bisnis dan belajar bagaimana cara menarik costumer, menjalin relasi bisnis, dan bertransaksi dengan mereka,” kata Yohana Hamung.

Pentas Seni Budaya

Selain bazar ekraf, perayaan ultah ke-64 Unika St. Paulus Ruteng dimeriahkan dengan pentas seni budaya suguhan kelompok mahasiswa.

Salah satu kelompok mahasiswa berasal dari Sumba Barat. Mereka membawakan tarian Woleka yang populer di Sumba Barat Daya.

Mereka adalah Anggi Pawolung dan Dian Mambu dari Prodi Teologi. Marsela Feminansi G. Poro dari Prodi Pendidikan Matematika, serta Marsiati Bulu dari Prodi Keperawatan.

Kepada KrebaDi’a.com mereka menjelaskan tarian Woleka dipakai sebagai tarian ritual menjemput tamu. Juga sebagai tari syukuran atas kemenangan pahlawan yang pulang dari medan tempur.

IMG 7113

PAGUYUBAN SUMBA — Anggi Pawolung dan Dian Mambu dari Prodi Teologi, Marsela Feminansi G. Poro dari Prodi Pendidikan Matematika, serta Marsiati Bulu dari Prodi Keperawatan. Keempatnya anggota Paguyuban Sumba yang tampil membawakan tarian Woleka untuk memeriahkan ulang tahun ke-64 Unika Santu Paulus pada Sabtu 20 Mei 2023.
FOTO: Etgal Putra/KrebaDi’a

Banyak Paguyuban

Anggi Pawolung dan kawan-kawan mengatakan di Unika Santu Paulus, dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ada kelompok paguyuban. Paguyuban ini menghimpun mahasiswa yang berasal dari luar Manggarai.

“Disini ada Paguyuban Ende, Sumba, dan lain-lain. Nah kalau kami empat masuk Paguyuban Sumba,” kata Anggi.

Saat ditanya pendapat mereka soal pengembangan minat dan pementasan budaya di Unika Santu Paulus, mereka mengatakan puas karena selalu didorong untuk terus berkembang.

“Sejak kami masuk sampai sekarang, kami selalu dibimbing untuk tampil lebih baik dan diberi kesempatan untuk tampil di berbagai tempat. Kami dipercaya untuk tampil di Ruteng, hingga Labuan Bajo,” kata Anggi.

Mereka berharap Unika Santu Paulus semakin hebat di usia yang baru. Baik untuk hal akademis maupun kegiatan pengelolaan minat dan bakat.

“Untuk kami yang bergabung dalam kelompok budaya, kami berharap ada penambahan alat musik untuk kami di Prodi Teologi sehingga kami bisa lebih maksimal untuk kembangkan bakat. Bukan hanya untuk kami, tapi juga untuk nama besar kampus ini,” kata Anggi.

Suasana Bazar Meriah

IMG 7123

SAKSIKAN ATRAKSI — Inilah suasana di tempat bazar ekonomi kreatif (ekraf) mahasiswa Unika Santu Paulus Ruteng saat perayaan ultah ke-64 unika tersebut, Sabtu 20 Mei 2023. Kedua dari depan bertopi, Ketua Yayasan Santu Paulus (Yaspar) Romo Roling Mujur menyaksikan pentas seni budaya oleh para mahasiswa.
FOTO: Etgal Putra/KrebaDi’a.com

Pantauan KrebaDi’a.com di lokasi bazar Sabtu 20 Mei 2023, suasananya meriah. Stan dikunjungi sesama mahasiswa dan dosen. Banyak pula pihak dari luar kampus yang mampir. Apalagi, selain bazar ada juga pentas seni budaya.

Jumlah stan 12 yang aktif. Ukuran stan sekitar 2 x1,5 meter berupa bentangan meja di bawah naungan terop. Satu terop berisi tiga stan.

Produk ekraf mahasiswa dominan berupa makanan yang merupakan hasil olahan mereka sendiri. Ada juga produk ekraf berupa kerajinan tangan dan buku, namun itu dari pihak luar yang ikut serta.

Gambaran harga, puding dijual Rp5 ribu per cup. Kripik rata-rata Rp10 ribu. Kalau ramai, nilai transaksi tiap stan bisa tembus Rp300 ribu.

Baca Juga: Ultah Ke-64 Unika St. Paulus Ruteng: Dibuka dengan Misa, Ditutup dengan Pameran Ekraf Mahasiswa

Dipuji Ketua Yayasan

Pujian datang dari Ketua Yayasan Santu Paulus Ruteng (Yaspar) Ledobaldus Roling Mujur, S.Fil, M.M. dalam sambutannya.

“Satu hal istimewa dan secara khusus membahagiakan dari HUT ke-64 lembaga pendidikan ini ialah memasukkan ekonomi berkelanjutan dalam perayaannya,” kata imam Keuskupan Ruteng ini.

Pujian dari Ketua Yaspar Romo Roling Mujur antara lain merujuk Pameran Ekonomi Kreatif (Ekraf) Mahasiswa pada perayaan itu. Pameran alias bazar ekraf ini merupakan bagian dari gerakan ekonomi berkelanjutan, sebuah gerakan pastoral Keuskupan Ruteng tahun 2023, yang mendapat tempat pada Unika Santu Paulus Ruteng.

Perayaan ultah ke-64 ini dihadiri pengurus dan pengawas Yaspar, rektor, para wakil rektor, dekan, ketua prodi, para dosen, pegawai, karyawan karyawati, dan segenap mahasiswa.

Editor: Redaksi KrebaDi’a.com