Diksi “Membenarkan”

Diksi “Membenarkan”

Kata “membenarkan” secara morfologis tergolong sebagai kata jadian atau kata berimbuhan karena bentuk dasarnya telah melewati morfologis yang disebut sebagai pengafiksan. Bentuk dasar atau morfem bebasnya “benar”

Kata “benar” itu dalam konteks kategorisasi atau penggolongan jenis kata tergolong kata sifat (adjektif). Sebagai bentuk dasar atau morfem bebas, kata ‘benar’ ini terbuka untuk diimbuhi dengan morfem terikat seperti berupa konfiks seperti:  me-kan (membenarkan),  di-kan (dibenarkan), se-nya (sebenarnya), per-kan (perbenarkan).

Pengimbuhan unsur-unsur konfiks seperti ini mengakibatkan adanya  bentuk baru dengan makna baru sesuai dengan makna setiap bentuk terikat yang melekati bentuk dasar tersebut. Ulasan ini lebih terfokus pada penggunaan konfiks me-kan pada bentuk dasar “benar” sehingga terbentuklah kata “membenarkan”.

Imbuhankonfiks “me-kan” sesungguhnya merupakan  gabungan dari imbuhan prefiks “me-” dan sufiks “-kan”.

Ini merupakan salah satu bentuk imbuhan yang cukup umum digunakan dalam bahasa Indonesia. Afiksisasi dengan konfiks me-kan selalu berkaitan dengan masalah fungsi, makna, dan proses morfologisnya.

Dilihat dari fungsinya, pengimbuhan konfiks me-kan pada bentuk dasar berfungsi membentuk kata kerja transitif untuk kata jadiannya. Kata dasar ‘benar’ yang semula berkategori sifat (adjektif) justru mengalami perpindahan kategori menjadi kata kerja bentuk aktif  yang ditandai dengan terpakainya bentuk terikat (prefiks me-).

Terbentuknya kata “membenarkan” sebagai dampak proses morfologis memperlihatkan lahirnya makna pengimbuhan tersebut. Konfiks me-kan yang dipakai bermakna menyatakan sesuatu menjadi sesuai dengan bentuk dasarnya. Untuk menjelaskan hal ini kita dapat melihatnya secara paradigmatik dalam deretan kata sifat berikut yang diimbuhi dengan konfiks me-kan yang sepola dengan kata “benar” sebagai kata sifat yang berkonfiks me-kan.  Kata “benar” berkategori  adjektif sama dengan sehat, senang, susah, subur, sedih-menyedihkan.

Deretan kata sehat, senang, susah, subur yang diimbuhi me-kan menurunkan bentuk benar-membenarkan; sehat menyehatkan; senang-menyenangkan; susah-menyusahkan; subur-menyuburkan; sedih-menyedihkan. Bentuk-bentuk berimbuhan ini menyiratkan adanya berbagai makna jika satu bentuk dasar diberi konfiks me-kan.

Secara teoretis penggunaan konfiks me-kan merujuk pada makna yakni (1) kausatif (membuat jadi) jika dilekatkan pada kata sifat; (2) benefaktif (melakukan sesuatu untuk orang lain) jika dilekatkan pada kata kerja; (3) menyatakan menuju ke jika dilekatkan pada kata benda, (4) menganggap sebagai.

Pemakaian kata “membenarkan” untuk sebagai orang terkesan membingungkan. Kebingungan seperti ini terjadi saat kata “membenarkan” itu dipakai dalam kaitannya dengan persoalan yang terjadi. Kata “membenarkan” sering digunakan dalam berbagai konteks, terutama dalam berita jurnalistik, untuk menyatakan bahwa seseorang atau suatu pihak mengonfirmasi kebenaran suatu pernyataan, tindakan, atau kejadian.

Berikut tiga contoh kutipan kalimat yang diambil dari berita yang menggunakan kata “membenarkan” dan berpotensi membingungkan.

  1.     Aparat kepolisian “membenarkan” pembunuhan dalam sengketa tersebut
  2.     Kepada Desa “membenarkan” pembakaran rumah warga.
  3.     Saksi mata “membenarkan” tabrakan terjadi di depan kampus.

Penggunaan kata “membenarkan” pada ketiga kalimat ini berpotensi membingungkan. Kebingungan akan lebih kuat terasa jika dikaitkan dengan makna sinonim untuk kata “membenarkan itu.  Ada sekitar 230-an kata yang dianggap bersinonim  dengan kata “membenarkan”.  Kata bermakna sinonim dimaksud adalah menyetujui, meluluskan, membolehkan, memperbolehkan, memperkenankan, menerima, mengabulkan, mengamini, mengiyakan, mengizinkan, menuruti, merestui.

Bayangkan jika kata “membenarkan” pada kalimat (1) s.d.(3) disubstitusikan dengan sederetan kata bermakna sinonim. Dalam logika dan perspektif jurnalistik, mungkin penggunaan kata “membenarkan” seperti itu bukanlah masalah. Tentu lain halnya bagi Masyarakat umumnya.

Dalam semua contoh (1) s.d.(3) kata “membenarkan” digunakan bukan untuk menyatakan persetujuan tetapi hanya untuk menegaskan atau mengonfirmasi kebenaran suatu peristiwa, pernyataan, atau kejadian yang sedang dibahas dalam berita.

Penggunaan kata”membenarkan”  dalam konteks kasus yang dipublikasikan media hanya ingin menunjukkan kepercayaan pada sumber informasi yang dianggap kredibel dalam konteks berita jurnalistik. Kata “membenarkan” yang  digunakan dalam berbagai konteks jurnalistik, untuk menyatakan bahwa seseorang atau suatu pihak mengonfirmasi kebenaran suatu pernyataan, tindakan, atau kejadian.

Uraian ini kiranya, dijadikan masukan dan pertimbangan para awak media untuk meminimalkan penggunaan kata “membenarkan” ini dalam kaitannya dengan berita dengan memaksimalkan penggunaan diksi yang yang tidak bercorak taksa (ambigu).

EDITOR: Redaksi Krebadia.com