Jenderal Bersahaja Itu Telah Pergi

Yang paling menonjol dari penembak jitu ini adalah keramahtamahan dan kemanusiaannya

Avatar of Redaksi Krebadia
Jenderal Doni Monardo

Ditulis oleh Primus Dorimulu

Tidak ada kesan tentara saat ia menjadi mitra diskusi atau sekadar ngobrol ringan. Bahkan pada pandangan pertama, penampilannya terlihat lebih sipil dari rata-rata orang sipil.

Itulah Doni Monardo, Letjen TNI (Purn) yang dipanggil pulang oleh Penciptanya  Minggu, 3 Desember 2023, pukul 17.35 WIB di MRCC, RS Siloam, Jakarta. Kabar duka itu langsung disebarkan oleh staf setianya, Egy Massadiah via WhatsApp.

Yang paling menonjol dari Doni bukan ketentaraannya meski dia memiliki rekam jejak istimewa di bidang militer. Yang paling menonjol dari penembak jitu ini adalah keramahtamahan dan kemanusiaannya.

Ketika ia bertugas sebagai Pangdam Pattimura, 2015–2017, ia pernah mengirimkan saya sekarung sukun. Kami bertemu pada Hari Pers, 9 Februari 2017 di Ambon. Saat makan sukun goreng, saya memberikan testimoni tentang nikmatnya sukun Maluku.

Sukun Maluku beda dengan sukun di wilayah lain. Sukun Maluku renyah saat dikunyah dan rasanya lebih gurih. Orang Maluku biasanya memotong buah sukun hingga berbentuk balok, segi empat memanjang. Sebelum digoreng, sukun direndam di air berisi garam dan bawang putih. Silakan dicoba.

Kemanusiaan Doni menonjol di setiap tempat ia bertugas, bahkan selama hidupnya. Namun, saat memimpin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 2019–2021, kemanusiaan Doni menampak jelas ke publik. Sejak pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia, menimbulkan banyak korban jiwa, perwira tinggi  itu TNI tidur di kantor. Selama 2020–2021, ia sibuk melayani permintaan masyarakat akan masker dan alat pelindung diri (APD), ruang isolasi, hingga obat-obatan.  Permintaan datang dari Sabang hingga Merauke.

“Saya sudah bisa tenang dan tidur di rumah ketika hampir tak ada lagi bunyi sirene ambulans,” kata Doni. Pada saat puncak pandemi Covid-19 di tahun 2020 dan 2021, sirene mobil jenazah nyaris terdengar setiap lima menit. Kantor BNPB terletak di Jl Pramuka, Jakarta, sehingga sirene ambulans terdengar dengan jelas.

Ia bekerja melebihi tugas pokoknya. Kebiasaan baik itu tidak saja ia tunjukkan di BNPB, tapi juga saat bertugas di berbagai tempat. Salah satu hobi Doni adalah menanam dan berusaha bersama masyarakat setempat.  Di Ambon, Pak Pangdam Pattimura ini menggerakkan para nelayan budidaya ikan dengan keramba. Kami sempat diajak meninjau usaha keramba dan makan ikan segar di sana.

Doni juga layak dijuluki smiling general. Ketika menjadi  Komandan Jenderal (Danjen) Pasukan Khusus (Kopassus), 2014-2015, ia mewajibkan para anggotanya agar selalu tersenyum setiap bertemu warga. “Sosok sebagai tentara saja sudah membuat rakyat takut, jangan tambah lagi dengan penampilan wajah sangar,” kata Doni.

Karier pria kelahiran Cimahi, Jawa Barat, pada 10 Mei 1963 ini terhitung cemerlang di satuan TNI Angkatan Darat. Lulus dari Akmil pada 1985, ia langsung ditugaskan di satuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Doni dikirim ke daerah konflik Aceh dan Timor Timur (Kini Timor Leste) saat berusia 23 tahun. Setelah berpindah-pindah tugas, kariernya mulai menasional ketika ditarik menjadi Komandan Paspampres.

Pada masa akhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 2012–2014, Doni dipercayakan menjadi Komandan Pasukan Pengawal Presiden (Danpaspamres).  Beberapa bulan pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo, ia masih dipertahankan di posisi yang sama.

Berkat kemampuannya, Doni didapuk menjadi Danjen Kopassus, 2014–2015. Dari Cijantung, ia dipercayakan  sebagai Pangdam XVI Pattimura, 2015–2017, Pangdam III Siliwangi,  2017–2018, dan pada 2018-2019, ia dilantik menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Ketahanan Nasional  (Wantannas) dan mendapat  pangkat Letnan Jenderal (Letjen) TNI.

Nama Doni sempat disebut-sebut sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad). Namun, jalan hidup Doni tidak ke sana.  Pada awal 2019, Jenderal Bintang Tiga ini dilantik  Presiden Jokowi sebagai Kepala BNPB. Setelah berhenti dari BNPB, ia dipercayakan menjadi presiden komisaris PT MIND ID.

Diam-diam, Doni ternyata mengidap penyakit tertentu. Sejak awal September 2023, ia dirawat di RSPAD Gatot Subroto dan kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit (RS) Siloam Semanggi, Jakarta. Sejumlah pejabat, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menjenguknya. Minggu, 3 Desember 2023, pukul 17.35 WIB, Doni menghembuskan nafas terakhir  di RS Siloam, Jakarta.

Ribuan orang menghadiri pemakaman Doni di Taman Makan Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan pada Senin, 4 Desember 2023. Sekitar pukul 11.30 WIB, jenazahnya diturunkan ke liang lahat. Dipimpin Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto,  pemakaman Doni dilaksanakan secara militer.

“Saya Panglima TNI atas nama negara, bangsa, dan Tentara Nasional Indonesia dengan ini mempersembahkan ke Persada Ibu Pertiwi, jiwa, raga, dan jasa-jasa almarhum,” kata Agus saat membacakan apel persada pemakaman Doni. Apel persada merupakan bentuk upacara penghormatan terakhir terhadap figur yang dianggap berjasa kepada bangsa dan negara.

Semua jenderal memberikan testimoni yang hebat tentang perjalanan hidup dan karier Doni. Ia disebut figur yang memiliki jati diri, profesional, tentara yang memiliki kompetensi tinggi di bidangnya, ramah kepada semua orang, dan memiliki kemanusiaan yang tinggi.

Dalam menjalankan tugas, ia lebih senang menggunakan cara persuasif. Saat saya pulang dari luar negeri dan menurut regulasi wajib isolasi tiga hari, Letjen Doni menelepon saya. Ia meminta saya memberikan teladan ke publik dengan mematuhi aturan tentang isolasi. Saya dan beberapa rekan pemimpin redaksi pun ke hotel tiga hari untuk menjalani isolasi. Itu terjadi beberapa bulan setelah Covid varian delta mencapai puncaknya di tahun 2021.

Letjen TNI (Pur) Doni Monardo disebut layak menjadi suri teladan bahkan dinilai pantas mendapatkan gelar pahlawan. Ya, pahlawan kemanusiaan saat dia membela habis-habisan sesama saudara sebangsa dan se-tanah air yang terkena Covid-19. Ia pun sempat dirawat di rumah sakit karena Covid.

Doni telah memberikan seluruh hidupnya untuk sesama. Tidak ada manusia yang lebih hebat selain mereka yang memberikan dirinya untuk membantu orang lain.

Dengan pemahaman seperti ini, kita yakin Letjen TNI (Pur) Doni Monardo akan mendapatkan kebahagiaan abadi di Surga.

Selamat jalan, Jenderal!

 

SUMBER