Kerbau Tua di Kubangan

Avatar of Gerard Bibang
kerbau tua di kubangan, gerard bibang

Suatu malam aku mandi di lautan; angkasa gemerlap bintang tiba-tiba menjelma taman penuh bunga-bunga ajaib bermekaran; tiba-tiba tak lama menjelma lagi menjadi cermin raksasa; terpantullah dari atas sana manusia-manusia di bulatan bumi yang tampak gempar; mereka kaget, takjub dan dibikin tidak mengerti oleh satu hal yang sama; ialah sesosok kerbau tua tergeletak manja di kubangan dan kerbau itu fasih berbicara pula; diumpatnya matahari kenapa meneteskan gerah tak terkira; dihinanya Sang Pencipta kenapa ia diciptakan sebagai kerbau tua; maka ributlah bumi, di bagian mana saja, yang di pusat atau yang di pelosok, oleh pergunjingan seekor kerbau di kubangan itu

Udara pun penuh rasa curiga; tegur sapa tanpa jaminan; air lautan berkilat-kilat; suara lautan adalah suara kesepian; lalu turunlah dari langit sebait puisi: // lihat kerbau tua itu / gambar manusia dungu / tahu mana yang benar / tapi mengatakan kebohongan //

Aku kembali ke daratan, berjalan di alam kesadaran dan bertanya: siapakah manusia dungu itu? puisi yang sama kembali turun; akhirnya aku pun tahu; manusia dungu itu adalah seekor kerbau tua di kubangan; tahu mana yang benar tetapi mempercayai kebohongan; menyebarkan dan memperkatakan kebohongan terus-menerus sehingga membuat orang lain mempercayai kebohongan itu sebagai kebenaran

Lalu siapakah kerbau tua di kubangan itu; ialah manusia-manusia dungu yang mendefinisikan neraka sebagai sorga; yang menyimpulkan fitnah dan kejahatan sebagai pencerahan; yang menyembah diri sebagai makhluk paling tinggi di antara makhluk; yang menumpuk hal-hal yang seharusnya dibagi-bagi; yang mendirikan pagar-pagar yang membuat rahmat Allah ditolak untuk masuk; yang menyangka kesia-siaan adalah sukses, dan kekonyolan adalah kehebatan; yang meyakini dirinya adalah pemilik bumi, alam dan pemilik dirinya sendiri, bahkan pemilik umat, masyarakat dan kebenaran

Maka siapakah sejatinya manusia dungu itu? ialah orang-orang cerdas zaman ini yang angkuh dan kehilangan empati; yang tidak mampu melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda, atau merasakan penderitaan orang lain di sekitarnya; yang hidup dalam ilusi, bahwa merekalah satu-satunya makhluk paling pintar dan unggul; yang tak merasa bersalah menjadikan tumbuhan, hewan ataupun makhluk lain sebagai bahan eksperimen mereka; yang merusak alam atas nama penemuan ilmiah dan terobosan teknologi; yang seringkali tidak kritis dan tidak mempertanyakan pandangan-pandangan yang mereka anut; yang mengira, pikiran yang muncul di kepala mereka adalah satu-satunya kebenaran; yang kerap kali melakukan kesalahan yang merusak, yang mengumpatkan kata-kata kotor dan keji tanpa mereka sadari; yang bermulut besar dan gemar mengumbar harapan-harapan palsu; yang juga penuh dengan kontradiksi; yang mengaku membela rakyat dengan mencuri uang rakyat; yang mengaku bicara benar dengan mengatakan kepalsuan; yang berbicara soal menyelamatkan alam dengan terlebih dahulu merusak alam; yang berbicara hal-hal luhur, sambil menjadi maling yang tak terlihat; yang jika mereka-mereka yang dungu ini didiamkan, dunia ini akan hancur, tinggal menunggu waktu

Memang demikianlah hakiki makhluk bernama manusia itu; sepandai-pandainya ia bertingkah, namun ia bisa menjadi dungu sedungu-dungunya selayaknya seekor kerbau tua di kubangan; sebab ular saja mengerti persis kapan ia harus makan, seberapa banyak yang sebaiknya ia makan, serta kapan ia mesti berhenti makan; sementara manusia dungu makan kapan saja, menangguk keuntungan tak terbatas sebanyak-banyaknya, mengatakan apa yang diklaimnya paling benar dan suci, menganggap yang lain hanya layak untuk neraka, mempercayai kepalsuan padahal ia tahu apa yang sebenar-benarnya benar

Wahai kerbau tua di kubangan, kudekatkan mulutku ke telingamu; akan kubisikkan sebait puisi disaksikan semesta; agar kau tahu apa itu cinta dan kasih, yang melampaui ruang dan waktu

(gnb:tmn aries:jkt:kamis:3.8,’23: saat ramai-ramai relawan Jokowi melaporkan ke Bareskrim seorang warga negara yang mengatai pemimpinnya bajingan dungu)

EDITOR: Redaksi Krebadia.com


gerard bibang, wajahGerard N. Bibang, alumnus IFTK Ledalero, dosen, dan penyair, mantan jurnalis-penyiar radio Deutsche Welle Jerman dan Radio Nederland Wereldomroep Belanda.