Pergerakan yang Menggerakkan

Avatar of Ditulis oleh Bonefasius Rampung
pergerakan

Ketika kebebasan berbicara mendapat tempat dalam orde reformasi, di mana-mana kita jumpai—minimal dalam pelbagai pemberitaan media—perihal pelbagai kelompok, elemen, forum, organisasi, Lembaga Swadaya Masyarakat atau apa pun namanya, berjuang mengkritisi aneka masalah yang menggejala dan berkembang dalam masyarakat.

Kelompok-kelompok seperti ini biasanya mempunyai massa pendukung yang melakukan aktivitas bersama manakala memperjuangkan suatu nilai yang dibutuhkan masyarakat. Aktivitas kelompok-kelompok tersebut umumnya disebut saja sebagai aksi yang diterjemahkan menjadi gerakan.

Aksi mimbar bebas oleh kelompok tertentu untuk memperjuangkan sesuatu dan ditujukan kepada pihak atau lembaga tertentu. Aksi itu secara luas disebut sebagai unjuk rasa atau lebih dikenal dengan istilah demonstrasi. Demonstrasi atau unjuk rasa adalah gerakan atau aksi. Terkait dengan masalah aksi seperti ini, tidak terhindarkan pemakaian kata bergerak, gerakan, penggerak, pergerakan, penggerakan, menggerakkan.

Dalam berbagai berita media kita dapat temukan wacana-wacana yang menggunakan bentuk penggerakan dan pergerakan seperti yang kami turunkan dalam kalimat-kalimat (a) s.d. (f) berikut:

(a) Penggerakan massa menjelang Pilpres harus memperhitungkan keamanan.

(b) Pemerintah membatasi penggerakan pasukan berani mati atas nama agama.

(c) Penggerakan masyarakat membangun desa dilakukan demi kemajuan

(d) Pihak keamanan mencermati pergerakan kelompok teroris.

(e) Pergerakan masyarakat sipil dapat menjatuhkan rezim yang korup.

(f) Masalah gender dipandang sebagai pergerakan demi kesetaraan.

Keenam kalimat (a) s.d.(f) dapat dikelompokkan menjadi dua tipe konstruksi yaitu yang memuat kata penggerakan kalimat (a) s.d. kalimat (c)  dan yang memuat kata pergerakan kalimat (d) s.d. kalimat (f). Jika dua bentuk itu digunakan dalam satu wacana yang sama, maka bentuk itu akan membingungkan pembaca.

Persoalan untuk pembaca terletak pada bagaimana memaknai dua kata itu dalam satu kesatuan wacana. Apakah bentuk penggerakan dan pergerakan itu merujuk pada makna yang sama atau justru merujuk pada dua makna yang berbeda?

Kita mencoba merunut penglahiran dua bentuk itu pada tataran morfologi.  Bentuk bergerak, gerakan, penggerak, pergerakan, penggerakan, menggerakkan secara morfologis dikategorikan sebagai bentuk turunan dari leksem dasar gerak. Leksem dasar gerak mengalami afiksisasi dengan prefiks ber-, pe-, peN-/-an, meN-/-kan dan sufiks –an.

Afiksisasi atau pengimbuhan seperti ini membawa konsekuensi terjadinya pemindahan kategori (transkategori) kata.  Leksem dasar gerak yang berkategori nomina berubah menjadi kata  berkategori verba ketika diimbuhi prefiks ber– (bergerak); per-/-an (pergerakan); meN-/-kan (menggerakkan).

Leksem yang sama akan tetap menjadi nomina meskipun diimbuhi dengan sufiks –an (gerakan); berimbuhan peN– (penggerak); berkonfiks per-/-an (pergerakan); dan peN-/-kan (penggerakan).

Kedua bentuk turunan,  pergerakan dan penggerakan, merupakan bentuk yang benar atau bentuk yang berterima karena bentuk seperti itu digunakan dalam tindakan berbahasa. Persoalan yang membingungkan masyarakat pembaca justru karena sulit merunut proses derivasi atau proses menurunkan bentuk-bentuk lain dari bentuk dasar.

Dalam kasus seperti contoh ini, orang mempertanyakan bagaimana proses untuk menurunkan bentuk pergerakan dari leksem dasar gerak dan bagaimana bentuk turunan penggerakan  diturunkan dari leksem yang sama.

Untuk menjawab persoalan seperti ini kita berhadapan dengan pola derivasi leksem dasar gerak itu yang berpotensi menurunkan bentuk-bentuk bergerak, gerakan, penggerak, pergerakan, penggerakan, menggerakkan.

Sebetulnya, kalau kita melihat persoalan ini dari konteks pengetahuan kebahasaan maka kita dapat memastikan bahwa ada dua jalur arah gerak derivasi pada leksem gerak.

Jalur pertama berkaitan dengan bentuk aktif transitif yang ditandai dengan penggunaan imbuhan meN– dan jalur kedua berkaitan dengan bentuk aktif intransitif yang dapat diidentifikasi karena menggunakan prefiks ber-.

Jalur meN– berkemungkinan menurunkan bentuk  bercorak paradigmatik menggerakkan, penggerakan, penggerak, dan gerakan. Pada jalur aktif intransitif  kata berimbuhan ber- ,menurunkan  bentuk bergerak, pergerakan, penggerak, dan gerakan.

Jelaslah bagi kita bahwa bentuk penggerakan diturunkan dari jalur pertama dengan makna “proses, cara, perbuatan menggerakkan. Kalimat  (a), (b), dan (c) di atas merujuk pada makna proses, cara, dan perbuatan menggerakkan. Sementara itu bentuk pergerakan itu diturunkan dari jalur kedua yang mengacu pada imbuhan ber-.

Terlihat pula bagi kita bahwa antara konfiks meN-/-kan ternyata memiliki kesamaan maknanya dengan konfiks peN-/kan.  Sementara itu bentuk dan makna  imbuhan ber– paralel dengan makna imbuhan per-. Makna konfiks per-/an pada pergerakan adalah menyatakan ‘kebangkitan’ dan menyatakan hal atau keadaan bergerak. Makna seperti ini dapat ditemukan pada kalimat (d) s.d. kalimat (f).

Berdasarkan uraian terdahulu, dapatlah disimpulkan bahwa penggerakkan dan pergerakan merupakan bentuk yang berbeda tetapi semuanya berterima. Kedua bentuk itu diasalkan dari leksem dasar yang sama tetapi justru menurunkan makna yang berbeda.

Penggerakan berarti proses meN-/-kan (menggerakkan) dan pergerakan berarti proses ber- (bergerak). Proses bergerak atau kebangkitan mau menyatakan bahwa sesuatu berada dalam keadaan bergerak. Judul rubrik ini dapat diartikan dalam konteks kebangkitan yang dapat menyebabkan sesuatu dapat bergerak. Pelakunya disebut penggerak dan akibat atau hasilnya berupa gerakan. ♦


bone rampung, simpulan, pergerakanBonefasius Rampung, S.Fil, M.Pd adalah imam Keuskupan Ruteng. Penulis buku Fatamorgana Bahasa Indonesia 1 dan Fatamorgana Bahasa Indonesia 2. Dosen dan ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Unika Indonesia Santu Paulus Ruteng.