BERITA  

Pernikahan Fred-Linda di Mataram Ditandai “Kayros” 3 Waktu yang Berahmat

Avatar of Redaksi Krebadia
WhatsApp Image 2023 06 30 at 15.51.47
Mempelai Fred-Linda berlangkah menuju pelaminan pada resepsi pernikahan di Narmada Convention Hall, Sapadia Hotel and Convention, Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kamis 29 Juni 2023. (Foto: Dokumen keluarga)

Krebadia.com — Momen pernikahan Manfredus Muliamarfan Mbangur (Fred) dan Elisabeth Linda Prima (Linda) di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kamis 29 Juni 2023, ditandai “kayros” tiga waktu berahmat. Hari pernikahan mereka bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional; bertepatan dengan hari raya Idul Adha; dan bertepatan dengan hari ulang tahun pernikahan kakek dan nenek Titus Anggal – Kornelia Nu’ung, dari garis ibu.

Fred adalah putra sulung dari ayah dan ibu asal Manggarai, Maksimus Mbangur dan Elisabeth Julilia (Eca Anggal) berdomisili Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Sedangkan Linda adalah putri sulung ayah asal Manggarai dan ibu asal Bali, Zakarias Madun dan Ni Wayan Sarah, berdomisili Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Fred adalah staf pada Widya Mandala Language Institute Surabaya. Sedangkan Linda guru Bimbingan Konseling pada Taman Kanak-Kanak Petra 9 Surabaya.

Pemberkatan nikah dilangsungkan di Gereja Santa Maria Immaculata Mataram, Kamis 29 Juni 2023 pukul 15.00 Wita. Dilanjutkan dengan resepsi di Narmada Convention Hall, Sapadia Hotel and Convention, Mataram, pukul 19.00-23.00 Wita.

Bertindak sebagai bapa mama saksi pemberkatan nikah Fred-Linda adalah pasutri Donatus Mahan – Marselina Setia dari Surabaya, yang merupakan om-tanta kandungnya Fred dari garis ayah.

WhatsApp Image 2023 06 30 at 15.50.59
Fred-Linda mengucapakan sumpah dan janji perkawinan di hadapan imam dan bapa-mama saksi.

Tak Ada yang Kebetulan

Dalam sambutan mewakili keluarga besar kedua pengantin, Frans Anggal yang adalah paman kandung Fred dari garis ibu mengaitkan pernikahan Fred-Linda dengan tiga peristiwa penting lain pada tanggal yang sama, 29 Juni.

Pertama, Hari Keluarga Nasional. “Ini hari yang oleh negara khusus dirayakan untuk menyadarkan semua orang betapa pentingnya keluarga sebagai fondasi kehidupan bernegara, berbangsa, bertanah air, dan tentu bergereja,” kata Anggal.

Kedua, hari raya Idul Adha. “Ini hari raya dalam Islam yang menekankan betapa pentingnya ketaatan mutlak pada Allah dan semangat berkorban serta berbagi kepada sesama.”

Ketiga, hari ulang tahun pernikahan kakek nenek Titus Anggal – Kornelia Nu’ung, yang adalah ayah-ibu kandung dari Eca Anggal ibundanya Fred.

“Kakek Titus dan Nenek Neli rukun dan setia sampai maut memisahkan mereka,” kata Anggal. Sang kakek meninggal pada 1982, sedangkan sang nenek dikaruniai umur panjang dan kini memasuki usia 93 tahun.

WhatsApp Image 2023 06 30 at 15.55.12
Bersama bapa mama Maksimus Mbangur dan Elisabeth Julilia, orang tua kandung Fred.

Menurut Anggal, peristiwa-peristiwa yang bersamaan waktunya ini bukanlah kebetulan. Dalam terang iman, tidak ada yang kebetulan. Semua itu bagian dari rencana dan penyelenggaraan ilahi.

“Bagi Tuhan tidak ada kebetulan. Yang ada hanyalah ketepatan. Tepat pada waktunya. Indah pada waktunya. Itulah ‘kayros‘, waktu berahmat, bukan sekadar ‘kronos‘, waktu yang mengalir,” kata Anggal.

Kepada Krebadia.com sehari setelah pernikahan, Fred mengatakan semula ia dan Linda merencanakan pernikahan dilangsungkan pada Jumat 30 Juni, mempertimbangkan keesokannya Sabtu, libur. Namun Pastor Paroki Mataram Romo Laurensius Maryono menetapkan Kamis 29 Juni, mempertimbangkan agenda kegiatan paroki.

Tunda “hanya” sehari itu ternyata bermakna luar biasa bagi Fred-Linda. Jadilah pernikahan mereka ditandai “kayros” 3 waktu yang berahmat itu.

WhatsApp Image 2023 06 30 at 15.56.47
Bersama bapa mama Zakarias Madun dan Ni Wayan Sarah, orangtua kandung Linda.

Tak Perlu Petuah

Mengakhiri sambutannya saat resepsi, setelah menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf kepada hadirin, Frans Anggal menegaskan tidak ada petuah untuk pengantin.

“Sebab, petuah yang sejati bukanlah kata-kata tetapi keteladanan. Fred dan Linda, belajarlah banyak dari keteladanan bapa dan mamamu, dari bapa dan mama saksi, dan dari banyak keluarga lain yang patut dicontohi,” kata Anggal.

Diingatkan, keteladanan lebih kuat pengaruhnya daripada sekadar kata-kata nasihat.

Verba docent, exempla trahunt, kata pepatah bahasa Latin. Kata-kata itu (hanya) mengajarkan, tetapi keteladanan menarik-narik (memengaruhi dengan lebih kuat),” kata Anggal.

WhatsApp Image 2023 06 30 at 15.58.22
Umat yang hadir saat pemberkatan nikah Fred-Linda.

Ungkapan ini menggambarkan betapa pentingnya contoh dalam memberikan pengajaran atau penyampaian pesan.

Dalam konteks pembelajaran atau penyampaian pesan, kata-kata memiliki kekuatan untuk mengajarkan atau menyampaikan informasi kepada orang lain. Namun, contoh yang baik dan nyata lebih mudah dipahami dan diingat oleh orang-orang. Contoh dapat membantu mengklarifikasi, mendemonstrasikan, dan menggambarkan konsep yang lebih abstrak atau rumit.

Dengan kata lain, ungkapan ini menegaskan bahwa kata-kata atau teori belum cukup untuk menginspirasi atau memengaruhi orang lain. Tetapi membawa contoh yang nyata, menjalankan tindakan yang sesuai dengan apa yang dikatakan, dan menjadi contoh teladan dalam perilaku dan tindakan sehari-hari adalah hal yang lebih kuat dalam membujuk orang lain untuk mengikuti atau mengadopsi sikap atau nilai-nilai yang diinginkan.

WhatsApp Image 2023 06 30 at 16.01.55
Bapa mama saksi Donatus Mahan dan Marselina Setia menandatangani dokumen di hadapan imam selebran Romo Danan Pamungkas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *