Renungan Katolik Senin 5 Juni 2023: Jangan Salah Gunakan Otoritas Anda!

Avatar of Redaksi Krebadia
WhatsApp Image 2023 06 04 at 22.28.06

ILUSTRASI — Lukisan ini diberi nama “The Parable of the Vineyard”, merupakan salah satu dari rangkaian dua belas adegan dari The Life of Christ.
PELUKIS: Jan Rombouts, via Wikimedia Commons

Senin 5 Juni 2023
Pekan Biasa IX
Tobit 1:1a.2a.3:2:1b-8
Markus 12:1-12

Santo Bonifasius, uskup dan martir


KrebaDi’a.com — Yesus mulai berbicara kepada para imam kepala, ahli Taurat, dan tua-tua dalam perumpamaan:
“Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.
Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka.
Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa.” Markus 12:1–3

Ini adalah yang pertama dari banyak hamba yang dikirim oleh pemilik kebun anggur kepada para penyewa untuk mendapatkan sebagian dari hasil kebun anggur itu. 

Beberapa pelayan dianiaya, beberapa dipukuli dan yang lainnya dibunuh. Pada akhirnya, pemilik mengirim putranya. Para penyewa membunuhnya, berpikir bahwa mereka akan mewarisi kebun anggur itu jika putranya mati.

Konteks perumpamaan ini penting. Yesus baru saja memasuki Yerusalem untuk awal Pekan Suci pertama, yang pada akhirnya akan berakhir dengan kematian dan kebangkitan-Nya. 

Sehari sebelumnya, Yesus telah membersihkan Bait Suci dari para penukar uang. Para imam kepala, ahli Taurat dan tua-tua sangat marah dan mulai merencanakan kematian-Nya. Yesus secara khusus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka.

Untuk memahami perumpamaan ini, kita perlu memahami siapa yang mewakili siapa. 

Para pemimpin agama Israel adalah penyewa, kebun anggur adalah bangsa Yahudi, Allah Bapa adalah orang yang menanam kebun anggur, banyak hamba yang dikirim untuk mengumpulkan hasil adalah para nabi zaman dahulu, dan Yesus adalah Putra Terkasih yang dibunuh.

Perumpamaan itu diakhiri dengan mengatakan bahwa pemilik kebun anggur (Allah Bapa) akan membunuh penyewa dan memberikan kebun anggur itu kepada orang lain. 

Dengan kata lain, para ahli Taurat, orang Farisi, imam kepala dan penatua akan segera dicabut otoritas keagamaannya dari mereka, dan itu akan diberikan kepada para Rasul dan penerus mereka. 

Oleh karena itu, perumpamaan ini memberi kita ringkasan tentang bagaimana Gereja dibentuk. 

Sangat membantu untuk dicatat bahwa para pemimpin agama pada waktu itu tahu bahwa Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, tetapi mereka gagal untuk memperhatikan pelajarannya. 

Idealnya, jika mereka terbuka pada karunia iman, mereka akan menyadari bahwa mereka sedang berusaha mencuri “kebun anggur” dari Tuhan. 

Mereka mencoba untuk mengontrol dan memanipulasi Kerajaan Israel, membuatnya menjadi citra mereka sendiri, dan mengabaikan kehendak Tuhan yang mendirikannya.

Perumpamaan ini khususnya penting bagi siapa pun yang menjalankan suatu bentuk otoritas suci. 

Orang tua menjalankan otoritas di dalam rumah. Uskup dan imam menjalankan wewenang di dalam Gereja. Dan kita semua menjalankan otoritas spiritual tertentu ketika kita berusaha memenuhi misi unik kita dalam hidup. 

Pelajaran dari perumpamaan ini sederhana: jangan menyalahgunakan otoritas Anda. Jangan menjalankan otoritas menurut kehendak Anda sendiri. Berlatihlah dengan kerendahan hati agar semuanya hanya sesuai dengan kehendak Tuhan. 

Setiap pemimpin, selalu dan di mana pun, harus memimpin menurut pikiran dan kehendak Tuhan. Jika mereka gagal, mereka akan menanggung akibatnya.

Renungkan, hari ini, apa saja yang telah Tuhan percayakan kepada kita dengan tugas spiritual untuk memenuhi misi-Nya di dunia ini. 

Ketika tugas kepemimpinan dipercayakan kepada seseorang, pemimpin juga dipercayakan dengan otoritas spiritual untuk memenuhi tugas itu sesuai dengan pikiran dan kehendak Tuhan. 

Ini membutuhkan kerendahan hati yang menetap sehingga hanya kehendak Tuhan yang terpenuhi.  

Berusahalah untuk menjalankan semua otoritas sesuai dengan pikiran dan kehendak Tuhan, maka kebun anggur yang dipercayakan kepada kita akan menghasilkan buah yang baik.

Bapa yang penuh kasih. Engkau telah memilih untuk mengirim kami sebagai penyewa Kerajaan-Mu, untuk menghasilkan buah yang baik bagi hidup yang kekal. Tolong bantu kami untuk selalu menjalankan wewenang dan tugas yang dipercayakan kepada kami dengan kerendahan hati sehingga kami akan berusaha untuk memenuhi kehendak-Mu dan kehendak-Mu saja. Yesus, kami percaya pada-Mu. Amin.

Baca Juga: Renungan Katolik Minggu 4 Juni 2023: Tritunggal Mahakudus Hanya Bisa Dikenal Sejauh Doa


SUMBER: catholic-daily-reflections.com

EDITOR: Redaksi KrebaDi’a.com