PENANTIAN SATU LILIN
Meleleh embun pada pucuk-pucuk dedaunan hijau
Di awal Desember, pagi ini
Nyala sebatang lilin sedang menggelorakan rindu
Kisah-kisah lama memberontak dan beruntun seperti menagih janji
Biarlah tangis dan air mata menjadi milik masa lalu
Cinta akan kembali, yah, pasti
Untuk pemenuhannya hanya soal waktu
Sebab menantimu telah menjadi senandung dalam sanubari
Disembunyikan di balik riuh rendah yang selalu galau
Dan inilah cara terbaik untuk berjaga-jaga selagi di dunia ini
Sembari melarungkan air mata dan duka nestapa sejauh-jauh ke samudera biru
(gnb:tmn aries:jkt:minggu:3.12.23:minggu pertama adven)
PENANTIAN DUA LILIN
Jangan, jangan kau buang ke ruang hampa
Tak usah kau sebut berulang-ulang, tiadalah gunanya
Dua lilin ini telah menyala untuk menerangi jalan kita
Sebab kerinduan untuk berjumpa adalah energi jiwa
Bertahanlah di balik temaram
Biarkan waktu tampak muram
Rindu tak tertahan menunggumu di sini
Itulah laguku, sendiri, di lubuk hati
(gnb:tmn ariesLjkt:minggu kedua adven: 10..12.23)
PENANTIAN TIGA LILIN
Kutambahkan satu hingga menjadi tiga
Ketiga-tiganya menyala untuk merawat kerinduan kita
Menyemai dalam sukma menjulur dalam puisi
Itulah cara yang hanya dijamah oleh sanubari
Lalu menggumpal dalam nyanyi sunyi
Agar tak terhanyut oleh kebun, waktu dan sungai
Sebab kau dan aku mengendarai alirannya
Hingga jasad kita dibenam ke dalam tanah
(gnb:tmn aries:minggu ketiga adven:17.12.23)
PENANTIAN EMPAT LILIN
Sebab kau adalah puisi
Maka aku selalu bertenaga menuliskan sebaris puisi
Kunyalakan empat batang lilin ini
Kau kuingat selalu
Sebab segala yang berarti tak pernah lekang oleh waktu
Maka ketahuilah kau siapa yang paling tidak berperasaan
Ialah dia yang jauh darimu di saat hujan tapi tidak mendendangkan syair rindu
Itulah keyakinan kita dari dulu hingga seterusnya dan seterusnya
Maka kembali bersamamu adalah kepenuhan jiwa
Sambil melangkahkan tapak-tapak kaki hingga mendarat di alas tiba
Saat saudara kematian datang tanpa diundang
(gnb:tmn aries:jkt:minggu keempat adven:24.12.23)
Baca juga artikel terkait NARASI PUITIK atau tulisan menarik Gerard Bibang lainnya.
EDITOR: Redaksi Krebadia.com
Gerard N. Bibang, alumnus IFTK Ledalero, dosen, dan penyair, mantan jurnalis-penyiar radio Deutsche Welle Jerman dan Radio Nederland Wereldomroep Belanda.