Renungan Katolik Sabtu 3 Juni 2023: Keras Kepala Itu Salah Satu Dosa Paling Berbahaya

Avatar of Redaksi Krebadia
WhatsApp Image 2023 06 03 at 12.45.31

ILUSTRASI — Imam kepala bertanya kepada Yesus, dengan otoritas apa Dia melakukan hal-hal yang Dia lakukan. 
LUKISAN: James Tissot/Wikimedia Comons

Sabtu 3 Juni 2023
Pekan Biasa VIII
Sirakh 51:12 cd-20
Markus 11:27-33
Santo Karolus Lwanga, martir Uganda


”Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah Aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabnya!” Markus 11: 29-30

Inilah tanggapan Yesus kepada para imam kepala, ahli Taurat, dan tua-tua ketika mereka mendekati Yesus di area Bait Suci.

Mereka bertanya kepada-Nya, dengan otoritas apa Dia melakukan hal-hal yang Dia lakukan. 

Apa yang Yesus lakukan? 

Sehari sebelumnya, Yesus berada di Bait Suci dan mengusir para penukar uang.

Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: ”Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”

Ini membuat marah para pemimpin agama, dan mereka segera mulai membahas bagaimana mereka dapat membunuh Yesus.

Kemarahan mereka sudah tak terbendung. Mereka pun merancang rencana untuk membunuh Yesus, Anak Allah. Dikuasai kebencian dan kecemburuan, mereka menolak untuk percaya kepada-Nya. 

Yesus melihat kekerasan hati mereka. Maka Dia lebih dahulu bertanya kepada mereka sebelum Dia menjawab mereka.

Mengapa Yesus melakukan cara ini?

Pertanyaan yang Yesus ajukan kepada mereka sebenarnya merupakan tindakan belas kasihan yang besar dari pihak-Nya. Dia memberi mereka kesempatan untuk bertobat. 

Andai saja mereka menjawab pertanyaan-Nya dengan rendah hati, penuh iman dan kejujuran, mereka dapat menyelamatkan hidup mereka. 

Yang mereka lakukan malah hal sebaliknya. Mereka mendiskusikan pertanyaan-Nya di antara mereka sendiri dan memberikan jawaban yang benar secara politis. 

Jika mereka mengatakan baptisan Yohanes berasal dari manusia, dan bukan dari Tuhan, mereka takut orang-orang akan berbalik melawan mereka. 

Jadi mereka hanya berkata, “Kami tidak tahu.” 

Bayangkan jika mereka memberikan jawaban yang benar. Bagaimana jika mereka mendiskusikannya di antara mereka sendiri dan menyimpulkan bahwa baptisan Yohanes benar-benar berasal dari Allah dan seharusnya mereka percaya kepadanya? 

Kalau saja mereka merendahkan diri, mengakui bahwa mereka telah melakukan kesalahan besar sehubungan dengan Yohanes, maka Yesus akan menjawab pertanyaan mereka, dan kehidupan iman sejati mereka bisa saja dimulai. 

Sayang sekali, mereka tidak melakukannya. Mereka tetap keras kepala. Mereka tidak bisa mengakui bahwa mereka salah.

Keras kepala adalah salah satu dosa yang paling berbahaya. Itu adalah dosa yang tidak bisa diampuni, karena pada intinya, itu adalah penolakan untuk berubah. 

Ketika seseorang menolak untuk mengakui dosanya, dan menolak untuk berubah, maka Tuhan tidak dapat menolong mereka. Mereka tetap tersesat dalam dosa mereka dan menanggung akibatnya.

Apakah Anda bergumul dengan sikap keras kepala dalam hidup Anda? Apakah Anda merasa sulit untuk mengakui ketika Anda salah? Apakah Anda merasa sulit untuk meminta maaf kepada orang lain dan berusaha untuk berubah?

Renungkan, hari ini, pada apa pun yang membuat Anda tetap keras kepala:

Apakah ada masalah iman yang Anda tolak untuk percaya? Apakah ada hubungan yang rusak yang Anda tolak untuk dipulihkan dengan rendah hati?  Apakah Anda membenarkan dosa Anda dan menolak mengakui kesalahan Anda dan perlu berubah? 

Berdoalah kepada Tuhan kita untuk karunia hati yang rendah hati. 

Kerendahan hati, dalam banyak hal, tidak lain dari jujur ​​sepenuhnya terhadap diri sendiri dan orang lain di hadapan Tuhan. 

Jangan ikuti teladan para pemuka agama di atas. Hendaklah dengan rendah hati berusaha menghilangkan semua ketegaran dari hati Anda, sehingga Tuhan kita dapat masuk dan membawa rahmat-Nya ke dalam hidup Anda.

Yesusku yang tak tergoyahkan. Engkau menghadapi mereka yang sombong dan keras kepala dengan kekuatan kasih-Mu. Engkau melakukannya untuk membantu mereka mengatasi sikap keras kepala dan kedegilan hati mereka. Berikan aku rahmat kerendahan hati, ya Tuhan, agar aku selalu bisa mengakui dosaku dan berbalik kepada-Mu dalam cinta. Yesus, aku percaya pada-Mu. Amin.

Baca Juga: Renungan Katolik Minggu 4 Juni 2023: Tritunggal Mahakudus Hanya Bisa Dikenal Sejauh Doa


SUMBER: catholic-daily-reflections.com

EDITOR: Redaksi KrebaDi’a.com