Jaksa Geledah Kantor Dinas PUPR Matim, 48 Dokumen Proyek Air Minum Bersih Rana Masak Disita

Proyek Air Minum Bersih di Desa Rana Masak, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) memasuki babak baru. Dari sebelumnya dikeluhkan warga penerima manfaat karena airnya tidak mengalir, kini proyek tahun jamak bernilai Rp5,6 miliar tersebut di-proses-hukum-kan dengan peningkatan status dari penyelidikan ke penyidikan, meliputi pengumpulan barang bukti dan keterangan (pulbaket) dan penetapan tersangka.

Avatar of Andre Babur
Tim penyidik Kejaksaan Negeri Manggarai tengah menggeledah dokumen di ruang kerja Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Manggarai Timur, Ivan Mbula, di Lehong Borong, Senin 24 Juli 2023. (Foto: Andre Babur/Krebadia.com)
Tim penyidik Kejaksaan Negeri Manggarai tengah menggeledah dokumen di ruang kerja Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Manggarai Timur, Ivan Mbula, di Lehong Borong, Senin 24 Juli 2023. (Foto: Andre Babur/Krebadia.com)

Krebadia.com — Tim penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Manggarai menggeledah Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Manggarai Timur (Matim) di Lehong Borong, Senin 24 Juli 2023. Sebanyak 48 dokumen disita, yakni dokumen terkait dugaan tindak pidana korupsi proyek air minum bersih di Desa Rana Masak, Kecamatan Borong, tahun anggaran 2020.

Proyek air minum bersih di Desa Rana Masak merupakan proyek tahun jamak (multi-years) yang mencakup empat tahun anggaran 2018–2021 dan menelan total dana Rp5,6 miliar.

Penggeledahan pertama kalinya ini berfokus pada penelusuran dokumen satu tahun anggaran saja, yakni tahun anggaran 2020, menyisakan tiga tahun anggaran lainnya, yakni tahun anggaran 2018, 2019, dan 2021.

Secara publik, dugaan bermasalahnya proyek air minum bersih Rana Masak dimulai ketika air dari pipa jaringan tidak mengalir ke rumah warga penerima manfaat sejak proyek ini dinyatakan selesai dikerjakan pada 2021.

Pantauan Krebadia.com, usai penggeledahan di Kantor PUPR Matim, beberapa tumpukan dokumen yang disita penyidik kejaksaan dimasukkan ke dalam mobil untuk selanjutnya dibawa ke kantor kejari yang berkedudukan di Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai.

“Jumlah dokumen yang kita amankan ada 48 dokumen,” kata Kepala Seksi (Kasi) Intel Ariz Rizky Ramadhon saat konferensi pers di halaman Kantor Dinas PUPR Matim di Lehong usai penggeledahan.

Penggeledahan berlangsung dari pkl. 12:00 hingga pkl. 14:00 Wiita, dipimpin Kasi Pidana Khusus Daniel Merdeka Sitoruz, S.H., didampingi Heri Ardi Saputro, S.H., Wilibrodus Harum, S.H., dan Ariz Rizky Ramadhon, S.H.

Hadir mengamankan penggeledahan, aparat Kepolisian Polres Manggarai Timur dan Kodim 1612 Manggarai. Turut menyaksikan, camat borong dan  kepala Dinas PUPR Matim beserta jajaran.

Kasi Intel Ariz Rizky Ramadhon mengatakan, pihaknya melakukan  penggeledahan berdasarkan surat perintah dari kepala Kejaksaan Negeri (kajari) Manggarai dan atas izin penggeledahan dari ketua Pengadilan Negeri Ruteng.

Surat perintah penggeledahan dari kepala Kejari Manggarai itu bernomor PRINT-707/N.3.17.4/Fd.2/07/2023 Tanggal 20 Juli 2023, sedangkan izin penggeledahan dari ketua Pengadilan Negeri Ruteng bernomor W26-U7/836/HK.01/07/2023 Tanggal 05 Juli 2023.

Salanjutnya, kata Rizky, dokumen yang diamankan kejaksaan akan diselidiki untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab dalam kasus dugaan korupsi proyek air minum bersih di Rana Masak tersebut.

Baca juga:

proyek air rana masak
Tim penyidik Kejaksaan Negeri Manggarai keluar dari ruang kerja Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Manggarai Timur, Ivan Mbula, usai penggeledahan, Senin 24 Juli 2023. (Foto: Andre Babur/Krebadia.com)

Siapa Tersangka Kasus Proyek Air Bersih Rana Masak?

Menurut rilis kejaksaan 24 Juli 2023 yang diterima Krebadia.com malam harinya, sebelum penggeledahan Kantor Dinas PUPR Matim dilakukan, penyidik Kejari Manggarai telah menaikkan status dugaan tindak pidana korupsi ini dari penyelidikan ke tahap penyidikan berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor Print-08/N.3.17/fD.1/08/2022 Tanggal 1 Agustus 2022.

Dalam Pasal 1 Nomor 2 Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), penyidikan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan dengan mencari serta mengumpulkan bukti yang menunjukkan unsur tindak pidana, dengan tujuan untuk menemukan tersangka.

Dengan kata lain, penyidikan menekankan pencarian serta pengumpulan bukti tindakan pidana, sehingga bisa diketahui siapa tersangka atau pelaku tindak pidana.

Siapa yang bakal ditetapkan sebagai tersangka kasus proyek air minum bersih Rana Masak? Hingga berita ini dinaikkan Krebadia.com, informasi tentang pemastian tersangka belum disampaikan pihak kejaksaan.

Untuk informasi lanjutan kasus ini dan kasus apa saja, Kejari Manggarai memberlakukan kebijakan satu pintu. Informasi masuk dan keluar hanya melalui Kasi Intelijen Ariz Rizky Ramadhon, S.H., dengan nomor kontak yang dapat dihubungi yakni Tlp./HP 082147111007 dan Email hijaukjrmanggarai@gmail.com.

Tim penyidik Kejaksaan Negeri Manggarai mengangkut dokumen sitaan usai menggeledah ruang kerja Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Manggarai Timur, Ivan Mbula, di Lehong Borong, Senin 24 Juli 2023. (Foto: Andre Babur/Krebadia.com)
Tim penyidik Kejaksaan Negeri Manggarai mengangkut dokumen sitaan usai menggeledah ruang kerja Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Manggarai Timur, Ivan Mbula, di Lehong Borong, Senin 24 Juli 2023. (Foto: Andre Babur/Krebadia.com)

Kabid Cipta Karya Ivan Mbula Tidak Mau Berkomentar

Di sela-sela penggeledahan di Kantor Dinas PUPR Matim, Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya Dinas PUPR Matim Ivan Mbula yang dimintai tanggapannya tentang penggeledahan tersebut tidak bersedia memberikan pernyataan.

“Tidak ada komentar,” kata Ivan Mbula sambil mempercepat langkahnya ke dalam kantor.

Sebelumnya, Kabid Ivan Mbula banyak berkomentar ketika kasus air gagal mengalir pada proyek bernilai Rp5,6 miliar tersebut dilansir Krebadia.com dalam dua kali pemberitaan.

Pada berita berjudul “Proyek Air Bersih Rp5,6 Miliar Dinilai Gagal, Warga 3 Kampung di Manggarai Timur Harus Tempuh 1 Km untuk Mendapat Air”, Ivan Mbula membantah semua pernyataan warga penerima manfaat yang mengeluhkan tidak pernah keluarnya air dari pipa jaringan ke rumah mereka sejak proyek dinyatakan selesai dikerjalan pada 2021.

Warga penerima manfaat yang mengeluh itu adalah warga kampung Maro, Golo Borong, dan Metuk di Desa Rana Masak.

Menurut Ivan Mbula, setelah pengerjaan proyek selesai, air mengalir hingga ke semua kampung termasuk ke Maro, Golo Borong, dan Metuk.

Ivan Mbula menerangkan, air tidak mengalir bukan karena masalah debit, tetapi karena masalah sosial sehingga pipa jaringan banyak yang rusak.

“Ketika pipa dibocori itu terjadi pengurangan tekanan, sehingga kalau di mendaki dia (air) tidak mampu,” kata Ivan Mbula.

Hal lain yang menyebabkan aliran air terganggu, kata Ivan, adalah proyek pengerjaan jalan yang menyebabkan banyak pipa yang putus.

Saat itu Ivan meminta Krebadia.com tidak memberitakan kondisi proyek perluasan jaringan air minum bersih miliran rupiah itu sembari menunggu perbaikan dilakukan.

“Mungkin ini jangan dulu ekspos, tunggu kita sambung semua (baru diekspos) untuk meyakinkan Anda bahwa air itu mengalir  sampai ke Metuk,” kata Ivan Mbula.

Baca juga:

Sebanyak 48 dokumen sitaan yang dikemas dalam kardus dan boks siap dimasukkan ke dalam mobil kejaksaan yang sudah menunggu di halaman Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Manggarai Timur di Lehong Borong, Senin 24 Juli 2023. (Foto: Andre Babur/Krebadia.com)
Sebanyak 48 dokumen sitaan yang dikemas dalam kardus dan boks siap dimasukkan ke dalam mobil kejaksaan yang sudah menunggu di halaman Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Manggarai Timur di Lehong Borong, Senin 24 Juli 2023. (Foto: Andre Babur/Krebadia.com)

Beberapa Pernyataan Ivan Mbula yang Dibantah

Pernyataan Ivan Mbula yang menyebutkan masalah air di wilayah Rana Masak dipicu oleh proyek pengerjaan jalan yang sedang berlangsung dibantah oleh Sabinus Hasa (61), warga kampung Maro.

Menurut Sabinus Hasa, proyek jaringan air minum bersih  di desa itu sudah selesai jauh sebelum proyek pengerjaan jalan berlangsung. Sudah sejak awal air tidak mengalir hingga sekarang.

“Pengerjaan jalan ini baru kemarin. Sementara air ini tidak keluar (mengalir) sejak awal pemasangan meter air selesai,” kata Sabinus Hasa di kediamannya di Maro, Selasa 4 Juli 2023.

Pada penyataannya yang lain, Ivan Mbula dibantah oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Sistem Penyedia Air Minum (UPTD SPAM) Matim Fransiskus Y. Aga, sebagaimana dilansir dalam berita  “Kasus Air Gagal Mengalir Rana Masak Ditandai Tunding-Bantah 2 Pejabat, Ivan Mbula: PUPR Sudah Serahkan ke SPAM, Frans Aga: Bagaimana SPAM Bisa Kelola Kalau Jaringan Belum Berfungsi Baik“.

Menurut Kabid Ivan Mbula, proyek air minum bersih tahun jamak di Desa Rana Masak yang telah tuntas pengerjaannya telah diserahkan Dinas PUPR kepada UPTD SPAM sebagai pengelola.

Pernyataan ini dibantah oleh Fransiskus Y. Aga dengan mengatakan bahwa belum ada penyerahan apa pun yang mempersyaratkan jaringan air bersih itu bisa langsung dikelola oleh UPTD SPAM.

Ivan Mbula  dengan tandas mengatakan, “Sudah diserahkan ke UPTD SPAM. Istilahnya administrasi. Cuma, itu tadi, orangnya (petugas UPTD SPAM) belum bisa mereka tempatkan.”

Belum ditempatkannya petugas oleh pihak UPTD SPAM, kata Ivan Mbula, mengakibatkan sosialisasi dari UPTD SPAM kepada 420 penerima manfaat proyek tersebut belum bisa dilaksanakan.

“Ketika orangnya belum ditempatkan, belum bisa laksanakan sosialisasi. Karena, gaji (para petugas) itu tergantung penerimaan dari UPTD SPAM,” kata Ivan Mbula.

Kepala UPTD SPAM Fransiskus Y. Aga membantah keras semua yang disampaikan Ivan Mbula, terutama yang mengesankan bola panas kasus air bersih gagal mengalir tersebut ada pada pundak instansinya.

WhatsApp Image 2023 07 25 at 12.53.48
Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Manggarai Timur di Lehong Borong, Senin 24 Juli 2023. (Foto: Andre Babur/Krebadia.com)

Jaringan Pipa Air Minum Rana Masak  Belum Berfungsi  Baik

Tanggung jawab pengelolaan air bersih Rana Masak belum menjadi ranah BLUD SPAM, kata Frans Aga.

Dasarnya, meski proyek tahun jamak Rp5,6 miliar itu sudah dinyatakan selesai pengerjaannya, fungsinya belum baik.

Perihal belum baiknya fungsi jaringan pipa, Krebadia.com telah memberitakan kegetiran warga penerima manfaat. Kenyataan lapangan yang tidak bisa ditutup-tutupi dengan jurus bela diri pejabat penanggung jawab proyek adalah ini: pada tiga kampung  Maro, Golo Borong, dan Metuk di Desa Rana Masak air tidak keluar dari pipa di rumah mereka sejak proyek selesai dikerjakan 2021. Sampai saat ini warga masih menempuh jarak 1 km untuk mendapat air, selain menampung air hujuan menggunakan wadah seadanya.

Proyek sudah selesai dikerjakan–dalam konteks berita tersebut–tidak dimasudkan sudah berfungsi dengan baik. Sudah selesai di sini bermakna sudah PHO, singkatan dari provisional hand over, yang berarti sudah terjadi serah terima resmi seluruh pekerjaan dari penyedia jasa (dalam hal ini kontraktor) kepada direksi pekerjaan (dalam hal ini PUPR) setelah diteliti terlebih dahulu oleh panitia penilai hasil pekerjaan.

Dalam alur pikir Kepala SPAM Frans Aga, meski sudah selesai dibangun bahkan sudah melewati tahap PHO, peruntukan pengelolaan kepada BLUD SPAM tidak bisa langsung diikuti dengan eksekusi operasional tanpa pemastian barang/jasa yang hendak dikelola itu sudah berfungsi dengan baik atau belum.

“Kalau sudah dibangun dan berfungsi dengan baik, baru kami bisa operasikan. (Tetapi) misalkan sudah dibangun dan belum berfungsi dengan baik, maka kami belum bisa ada (pelayanan) di sana,” katanya.

Jika jaringan air bersih itu sudah berfungsi dengan baik, kata Frans Aga, maka pelayanan paling awal yang dilakukan adalah sosialisasi kepada masyarakat penerima manfaat.

“Kalau saya belum melakukan sosialisasi, (itu) berarti belum (baik),” katanya.

Frans Aga menjelaskan, tata kelola air minum di tingkat kabupaten memiliki dua komponen utama, yakni pengembang dan pengelola. Pengembang disebut sebagai regulator alias pembuat kebijakan. Sedangkan pengelola disebut sebagai operator, yang melakukan pelayanan dan pemeliharaan.

Di Manggarai Timur, kata Frans Aga, satu-satunya pengembang untuk pengadaan, perluasan, dan perbaikan jaringan air minum bersih adalah Dinas PUPR. Sedangkan UPTD SPAM merupakan salah satu dan bukan satu-satunya pengelola.

“Selain UPTD SPAM, pengelola air minum juga bisa Bumdes untuk tingkat desa dan kelompok yang dibentuk oleh masyarakat sendiri,” katanya.

Atas dasar itu, Frans Aga membatasi diri berkomentar tentang teknik pengerjaan perluasan jaringan air minum bersih tersebut. Alasannya, itu ranahnya Dinas PUPR.

WhatsApp Image 2023 07 08 at 22.32.13
Meteran air di rumah Yohanes Gajeng. Kubikasi yang ditampilkan oleh meteran air hanya menunjukkan angka 00001. Setelah menghabiskan anggaran 5,6 miliar, bahkan angin sekalipun tidak keluar melewati jaringan pipa ini. (Foto: Andre Babur/Krebadia.com)

Empat Gelontoran Dana Proyek Air Rana Masak

Krebadia.com telah memberitakan, total dana Rp5,6 miliar untuk proyek air bersih Rana Masak merupakan akumulasi dari empat kali penggelontoran selama empat tahun berturut-turut 2018–2021.

Pada 2018, Pemkab Matim gelontorkan Rp999.813.607.00 untuk pembangunan jaringan air minum bersih Golo Ndele–Rana Masak. Proyek dikerjakan CV Dian Jaya.

Pada 2019, Pemkab Matim gelontorkan Rp1.220.599.989  untuk perluasan jaringan air minum bersih Golo Ndele–Rana Masak. Proyek dikerjakan CV Bakti Putra Persada. Sumber dana APBD.

Pada 2020, Pemkab Matim gelontorkan Rp2.726.572.440 untuk pengembagan jaringan perpipaan. Proyek dikerjakan PT Arison Karya Sejahtera. Sumber dana APBD.

Pada 2021, Pemkab Matim gelontorkan Rp204.000.000 untuk membeli pipa baru guna memperbaiki kerusakan akibat bencana badai Seroja tahun berjalan dan untuk membersihkan bak induk.

Baca juga:

WhatsApp Image 2023 07 08 at 22.26.09
Tidak berfungsinya jaringan pipa air dengan nilai proyek 5,6 miliar membuat warga terpaksa mengonsumsi air genangan. Tampak dalam foto, Arista Hadia Putri menimba air  di sumber air yang berjarak 1 km dari kampung Maro, Desa  Rana Masak, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, 27 Juni 2023. (Foto: Andre Babur/Krebadia.com)

Nyaris Tak Bergunanya Proyek Air Rana Masak

Berita Krebadia.com edisi 8 Juli 2023 menyoroti, proyek tahun jamak yang menelan biaya beruntun empat tahun dengan total Rp5,6 miliar tersebut nyaris  tidak menjawab kerinduan warga Desa Rana Masak khususnya di kampung Maro, Golo Borong, dan Metuk.

Warga tetap saja menderita krisis air minum bersih sejak puluhan tahun.

Yohanes Gajeng (45), warga Golo Borong, menilai  perluasan jaringan air minum bersih di desanya itu tidak berguna.

Sejak awal pemasangan meteran air, warga tidak menikmati air bersih hasil proyek tersebut.

“Menurut kami di sini, tidak ada gunanya proyek air minum ini,” kata Yohanes Gajeng di Golo Borong, Kamis 29 Juni 2023.

Yohanes menguras kocek Rp200.000 per bulan untuk membeli air saat kemarau. Saat musim hujan keluarganya menampung air hujan untuk memenuhi kebutuhah rumah tangga.

WhatsApp Image 2023 07 08 at 22.28.00
Wadah untuk menampung air hujan di rumah Yohanes Gajeng di Golo Borong. (Foto: Andre Babur/Krebadia.com)

“Untuk satu bulan itu, paling kurang (beli) empat tangki (air). Harga per tangki itu 50 ribu hingga 60 ribu rupiah,” katanya.

Keluhan serupa diungkapkan Genofiva Jewawut (57), ibu rumah tangga di Maro, Selasa 27 Juli 2023.

Keluarga Genofiva kesulitan mendapat air bersih bertahun-tahun.

Genofiva mengungkapkan, meskipun  di rumahnya sudah terpasang meteran air sejak 2021, keluarganya hanya tiga kali menimba air dari hasil proyek tersebut.

Namun, kata dia, air yang ditimbanya saat itu bukan dari kran yang sudah terpasang, melainkan dari pipa jaringan yang bocor, itu pun tidak lama.

“Dulu airnya pernah mengalir. Tetapi tidak lama. Di kran-kran itu tidak keluar, tetapi dari  pipa yang bocor di depan. Daripada buang cuma-cuma, akhirnya kami timba di situ. Itu pun tidak lama,” katanya.

Keluarga  Genofiva dan warga sekitar senang ketika pemasangan meteran air di rumah-rumah warga mulai dilakukan, meskipun saat itu tiap keluarga dimintai Rp50.000 oleh petugas pemasang meteran.

Hasilnya? Nol koma kosong. Hingga kini, untuk kebutuhan sehari-hari, warga tetap harus menempuh 1 km ke arah barat kampung Maro untuk mendapat air dari sumber terdekat.

Warga tiga kampung berpenduduk ratusan jiwa itu berharap, Pemkab Matim  segera melakukan perbaikan agar mereka bisa menikmati air bersih dari proyek miliaran rupiah itu, yang sudah selesai dikerjakan dua tahun lalu.

 

EDITOR: Redaksi Krebadia.com