Ditulis oleh Etgal Putra
Krebadia.com — Proyek peningkatan jalan raya milik Dinas PUPR Kabupaten Manggarai Timur (Matim), dengan nomenklatur Peningkatan Ruas Jalan Lengko Ajang–Rana Kulan–Pota, dikeluhkan kualitas pengerjaanya oleh masyarakat setempat.
Menelan anggaran sebesar 14,6 miliar rupiah, proyek ini dikerjakan CV Pelangi Indah, kontraktor rekanan pemenang tender asal kabupaten Ngada.
Manggarai Timur memperoleh berkah dari Pemerintah Pusat dalam bentuk kucuran dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp70.244.866.000 untuk tahun anggaran 2023. Jumlah ini meningkat Rp10 miliar lebih besar dibandingkan dengan kucuran tahun anggaran 2022.
Proyek ini merupakan satu dari lima paket pengerjaan jalan yang pendanaanya bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) tahun anggaran 2023.
Hotmiks Setebal Sandal dan Mudah Dicungkil Tangan
Yohanes Sampur lurah Golo Wangkung, Kecamatan Congkar, Kabupaten Manggarai Timur, yang dihubungi Krebadia.com melalui sambungan telepon menilai pengerjaan jalan di wilayahnya terkesan asal-asalan.
Yohanes tidak sendirian.
Beberapa masyarakat yang diwawancarai Krebadia.com juga menyampaikan pendapat yang sama.
Penilaian mereka muncul dengan alasan kuat, yaitu rusaknya ruas jalan yang dikerjakan CV Pelangi Indah, meskipun baru dikerjakan awal Desember 2023.
Menurut Yohanes, sebagai pemimpin wilayah, ia telah melaporkan kondisi pengerjaan jalan tersebut ke PUPR Matim sejak jauh hari, namun hingga kini belum ada respons atau solusi.
Saat itu, menurut Yohanes, ia sengaja sejak awal menginformasikan kondisi buruknya pengerjaan jalan tersebut kepada dinas PUPR, karena menurutnya percuma jika dilaporkan setelah pekerjaan tersebut selesai.
“Saya sudah hubungi dinas PUPR, waktu itu dengan sekretaris, tapi belum ada respons,” kata Yohanes.
Senada dengan Yohanes, Gidelfridus Arifin, salah satu warga yang diwawancara Krebadia.com, menyampaikan rasa tidak puas terhadap kualitas jalan yang dikerjakan rekanan Dinas PUPR Matim, CV Pelangi Indah.
Gidelfridus juga mengirimkan foto yang dilengkapi koordinat lokasi kepada redaksi Krebadia.com.
Berdasarkan foto yang diterima redaksi, tampak banyak bagian jalan yang sudah retak dan mengelupas.
Kondisi itu sesuai dengan yang digambarkan Gilfridus melalui sambungan telepon.
“Ite (Anda) lihat seperti di foto. lni jalan belum apa-apa, sudah retak dan pecah-pecah,” kata Gidelfridus.
Terkait kerusakan tersebut, Lurah Yohanes mengatakan ia tidak paham akan teknis pengerjaan jalan.
Namun, dengan menilai kondisi yang ada, menurutnya, tidak berlebihan jika kesan dikerjakan secara asal-asalan disematkan pada proyek milik Dinas PUPR Matim tersebut.
“Hotmiks jalannya bisa (di)cungkil pakai tangan,” kata Yohanes.
Dami, salah satu masyarakat yang diwawancarai Krebadia.com, juga menilai bahwa ketebalan aspal yang dikerjakan sangat jauh dari standar layak.
“Ketebalan hotmiksnya hanya setebal sandal. Hasil akhirnya, ya pecah semua.”
Imbas buruknya kualitas pekerjaan ini bahkan sudah dialami masyarakat dua hari setelah jalan dikerjakan.
“Bukti ada itu. Saya parkir motor di depan gereja. Parkir motor hari Minggu. Pas selesai, standar motor sudah tenggelam ke dalam aspal,” kata Dami.
Berkaca dari pengalaman tersebut, Dami beserta masyarakat lainnya menyangsikan hasil pengerjaan jalan ini akan bertahan lama.
“Bukan tidak mungkin, dalam minggu ini ke sana akan banyak (badan jalan) yang terbelah,” kata Dami.
“Di mana-mana, hitungan bulan dulu baru rusak, bukan hitungan hari seperti ini.”
Kontraktor Rekanan Dituding Asal-asalan, Kabid PUPR Keberatan
Terkait tudingan pengerjaan proyek Peningkatan Ruas Jalan Lengko Ajang–Rana Kulan–Pota yang dinilai asal-asalan, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga PUPR Matim Ibrahim Mubarak Mapawa mengatakan ia berkeberatan dengan tudingan tersebut.
Menurut Ibrahim, kerusakan kecil pada hasil pekerjaan kontraktor rekanan tidak menjadi kesimpulan dalam menilai kualitas bagi seluruh pekerjaan.
“Kalau dari saya, kalau dikatakan dikerjakan asal-asalan, saya agak keberatan,” kata Ibrahim.
Menurut Ibrahim, tingkat kerusakan atau cacat mutu yang terjadi di lokasi pekerjaan hanya 2 atau 3 spot.
“Persentasenya kecil dibandingkan panjang ruas yang dikerjakan,” kata Ibrahim.
Ibrahim juga menyampaikan, jikalau ada kerusakan yang terjadi dalam pekerjaan, maka kerusakan itu akan diperbaiki karena masih dalam proses pengerjaan.
Tanggung jawab akan proses perbaikan, menurut Ibrahim, berada di tangan rekanan.
Ibrahim juga menyampaikan bahwa pekerjaan fisik tentu tidak selamanya mulus 100 persen.
Namun jika itu tidak tercapai maka rekanan kontraktor memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki segala kekurangan yg terjadi.
“Itu kewajiban mereka,” kata Ibrahim.
“Rusak atau cacat mutu hanya 10 atau 15 meter, dibandingkan dengan 6 km pekerjaan total. Apa sebanding itu dikatakan asal asalan?”
Pasir Wae Lampang: Dihindari Warga, Dipakai Dalam Proyek Pemerintah
Keberatan atas tudingan pekerjaan asal-asalan yang disampaikan Ibrahim ditentang oleh Gidelfridus dan Dami.
Menurut Gidelfridus, pernyataan yang dikeluarkan masyarakat benar adanya dan disampaikan dengan kesadaran serta bukti yang bisa dipertanggungjawabkan di lapangan.
“Pernyataan kami bahwa kontraktor kerja itu asal-asalan memang benar, karena bukti di lapangan seperti itu,” kata Gidelfridus.
Penilaian akan pekerjaan fisik yang asal-asalan menurut mereka bukan tudingan tanpa dasar.
Ia menjelaskan beberapa poin terkait tudingan tersebut, mulai dari asal material pasir yang digunakan di dalam pekerjaan hingga ketebalan aspal hasil pekerjaan.
Menurutnya, sumber material yang dipakai dalam pekerjaan jalan tersebut diambil dari kali Wae Lampang.
“Alat-alatnya masih ada di sana, karena base camp-nya ada di sana,” kata Gidelfridus.
Jauh sebelum pengaspalan yang menghasilkan jalan mudah retak, keluhan masyarakat tentang pekerjaan yang dilakukan Pelangi Indah telah dipantau dan dipublikasikan oleh media.
Victorynews dalam rilis berita tertanggal 3 September 2023, memberitakan keluhan masyarakat tentang penggunaan material pasir kali oleh CV Pelangi Indah yang diduga ilegal dan tidak berkualitas.
CV Pelangi Indah diberitakan mengambil dan menggunakan material hasil kerukan sungai Wae Lampang, yang berada di Desa Rana Kulan.
Menurut keterangan warga, material yang berasal dari sungai tersebut bukan pilihan utama warga sekitar, menimbang kualitasnya yang tidak bagus.
“Kami di sini saja untuk bangun rumah tembok tidak pernah gunakan pasir dari Wae Lampang karena materialnya tidak bagus,” kata warga saat itu, dikutip dari Victorynews.
Hotmiks dari Kabupaten Tetangga
Selain material pasir yang dikeruk dari lokasi yang tidak menjadi pilihan warga saat membuat bangunan, Gidelfridus juga menanyakan kelayakan hotmiks yang digunakan dalam pengerjaan jalan.
“Mereka kerja malam, karena distribusi mereka punya hotmiks itu dari Bajawa,” kata Gidelfridus.
“Mau tidak mau kerja malam, karena tibanya sore. Setelah hujan baru kerja.”
Ketidakterbukaan pekerja yang mengerjakan jalan tersebut juga dikeluhkan masyarakat.
Antusiasme dan keingintahuan masyarakat terhadap pengaspalan jalan di wilayah mereka tidak ditanggapi.
“Contohnya, kami ingin tahu panas hotmiks untuk kerja, mereka tidak jawab,” kata Gidelfridus.
“Betul, kami memang tidak paham teknisnya bagaimana, tapi sembunyi informasi buat apa sebenarnya.”
Pertanyaan masyarakat terkait suhu sebenarnya bentuk kepedulian dan pengawasan mereka pada kualitas jalan yang dikerjakan.
Masyarakat sebagai penerima manfaat dari jalan memiliki hak untuk tahu dan peduli pada setiap detail yang ada dalam pekerjaan tersebut.
Ketidakterbukaan terkait suhu tersebut kemudian memicu kecurigaan terhadap kualitas pekerjaan itu nantinya.
Suhu adalah salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas pengerjaan aspal.
Salah satu dampak yang terjadi apabila suhu tidak sesuai dengan spesifikasi saat penghamparan adalah ikatan agregat dengan aspal tidak akan maksimal sehingga bisa mengakibatkan aspal mudah rusak.
Menurut Gidelfridus, pertanyaan ini muncul mengingat asal hotmiks yang digunakan berjarak ratusan kilometer dari lokasi pekerjaan.
“Hotmiks ini katanya muat dari Bajawa,” kata Gidelfridus.
“Pagi-pagi setelah kerja baru mereka balik lagi ke sana. Besoknya start pagi dari sana, tiba sore di sini, selesai hujan.”
Ketidakterbukaan tersebut akhirnya terbukti dengan mudah mengelupasnya lapisan hotmiks yang dihampar.
Sumber Material dan Pajak Galian
Terkait material hasil kerukan sungai Wae Lampang, dilansir Victrorynews, pengawas lapangan CV Pelangi Indah mengatakan pihaknya telah membayar pajak ke Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur.
Pihak CV Pelangi Indah membayar 25 persen retribusi berdasarkan harga satuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Manggarai Timur.
Krebadia.com meminta konfirmasi tentang hal ini kepada Ibrahim Mubarak Mapawa, kabid Bina Marga PUPR Matim.
Ibrahim memberi penjelasan dasar hukum adanya nilai persenan dalam harga dasar material.
Dalam penjelasannya Ibrahim mengatakan bahwa isu yang beredar tersebut sebenarnya terkait nilai pungutan yang berasal dari retribusi galian C yang wajib dibayarkan oleh rekanan kepada negara.
“Itu bukan pungutan. Saya coba garis bawahi,” kata Ibrahim.
“Itu adalah retribusi galian C. Sebesar 25 persen dari harga dasar material di kuari.”
Ibrahim menjelaskan, terkait retribusi, pungutan tersebut telah memiliki dasar hukum sehingga tidak tepat jika disebut sebagai pungutan liar.
“Itu sah, punya dasar hukum, ditetapkan melalui perda,” kata Ibrahim.
Ibrahim juga menjelaskan bahwa nilai retribusi sebesar 25 persen tersebut tidak berkaitan dengan kualitas pekerjaan, karena nilai retribusi tersebut telah diperhitungkan.
“Nilai itu kami sudah perhitungkan dalam penyusunan RAB pada setiap paket pekerjaan.”
Pernyataan Ibrahim sesuai dengan pernyataan Falentinus M. Tarung selaku kabid Pendapatan Badan Keuangan Manggarai Timur, dilansir InewsFlores.
Saat itu Falentinus berbicara mewakili Kepala Badan Keuangan Manggarai Timur Abdullah.
Falentinus menjelaskan penarikan pajak daerah terhadap sektor tambang nonlogam seperti galian C bahkan tidak hanya pada yang aktivitasnya legal, tetapi juga pada yang ilegal atau tidak berizin.
Hal ini, menurutnya, berdasarkan Peraturan Daerah No 5 Tahun 2011, tentang Pajak Mineral Bukan logam dan Batuan.
Ia mengatakan, dasar hukum penarikan pajak sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Peningkatan DAK PUPR Tahun Anggaran 2023
Tahun anggaran 2023 merupakan berkah bagi pembangunan jalan di Kabupaten Manggarai Timur.
Pemerintah Pusat mengucurkan dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp70.244.866.000.
Jumlah DAK yang dikucurkan Pemerintah Pusat bagi Manggarai Timur pada 2023, meningkat lebih besar Rp10 miliar dibandingkan dengan jumlah DAK tahun sebelumnya,
Anggaran senilai Rp70-an miliar ini kemudian dialokasikan untuk pembangunan lima paket proyek peningkatan jalan dengan pagu anggaran yang besarnya bervariasi.
Lima paket pengerjaan jalan tersebut terdiri dari jalur Mano-Wae Wake sebesar Rp19.100.000.000.
Peningkatan jalan Lempang Paji-Sp Lewurla dengan pagu anggaran sebesar Rp 20.194.990.000.
Peningkatan jalan Lengko Ajang-Rana Kulan-Pota dengan pagu anggaran sebesar Rp14.641.316.000.
Peningkatan jalan Mawe-Lawir dengan pagu anggaran sebesar Rp9.308.560.000.
Serta peningkatan jalan Wae Bobo Liang Bala-Bondei-Nanga Rawa dengan pagu anggaran sebesar Rp7.000.000.000.
Manggarai Timur Meminjam untuk Membangun, Mari Awasi Bersama
Selain bersumber pada DAK, pembangunan jalan di kabupaten ini juga dikerjakan menggunakan dana pinjaman dari Bank NTT dengan total pagu sebesar Rp97.750.000.000.
Dilansir Florespos.net, dana pinjaman tersebut kemudian dibagi ke dalam 6 paket pengerjaan jalan, yaitu peningkatan jalan Benteng Jawa-Satar Teu dengan anggaran sebesar Rp10.000.000.000.
Ruas jalan Dangka Mangkang-Watu Nggong dengan anggaran sebesar Rp30.000.000.000.
Peningkatan ruas jalan Kembur-Watu Ngiung-Metuk dengan anggaran sebesar Rp20.000.000.000.
Peningkatan ruas jalan Sok-Wae Care dengan anggaran sebesar Rp10.000.000.000.
Peningkatan ruas jalan SP. Tangkul- Benteng Jawa dengan anggaran sebesar Rp13.500.000.00.
Serta peningkatan jalan Kembur-Paka-Nceang dengan anggaran sebesar Rp14.250.000.000.
Baca juga artikel terkait PUPR MANGGARAI TIMUR atau tulisan menarik Etgal Putra lainnya.
EDITOR: Redaksi Krebadia.com