Ruang dan Ruangan

images

Suatu saat para pembina seminari menengah dan seminari tinggi se-regio Nusa Tenggara mengadakan pertemuan rutin dan bertempat di Wiswa Emaus, Atambua. Saat sarapan, beberapa peserta sidang mengusung masalah bahasa ke kamar makan. Suasana di kamar makan saat itu terkesan agak ilmiah karena karena ada pertanyaan  yang perlu dijawab dan diulas berdasarkan pengetahuan kebahasaan.

Pertanyaan pokok yang diajukan peserta berkaitan dengan tulisan yang ada pada pintu kamar makan, pintu aula, pintu kamar tamu, dan pintu kamar tidur para peserta sidang.

Pada pintu-pintu kamar itu ada tulisan: ruang makan, ruang pertemuan,  ruang tamu, dan ruang tidur. Penanya mempersoalkan bentuk-bentuk itu dengan bentuk lain yang juga dijumpai dalam praktik berbahasa. Di samping bentuk-bentuk yang tertulis di atas, dijumpai pula bentuk ruangan makan, ruangan pertemuan,  ruangan tamu, dan ruangan tidur.

Kami sertakan beberapa contoh kalimat yang memuat bentuk ruang dan bentuk ruangan itu sebelum mengulas masalah bentuk yang benar. Perhatikanlah kutipan-kutipan berikut ini!

  • Para tamu memenuhi ruang makan.
  • Ruang pertemuan itu terasa panas.
  • Tamu terhormat diterima di ruang
  • Konsumsi semua tersedia di ruangan makan.
  • Ruangan pertemuan masih tampak sepi.
  • Menanti cara undangan beristirahat di ruangan

Kalimat (a) s.d. (f) di atas dapat digolongkan menjadi dua pola yaitu (1) pola dengan konstruksi ruang (makan, pertemuan, tamu) dan (2) pola dengan konstruksi ruangan (makan, pertemuan, tamu). Pertanyaan dasar untuk kita adalah pola atau konstruksi  manakah yang benar?

Untuk menjawab pertanyaan seperti ini, baiklah kita merujuk pada kamus untuk menemukan bentuk dasar kata atau leksem dasar.  Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 755)  memuat leksem dasar ruang dengan kategori nomina (kata benda). Leksem ruang bermakna (1) sela-sela antara dua tiang (2) rongga yang berbatas atau terlingkung oleh bidang (3) rongga yang tidak berbatas,  tempat segala yang ada (4) petak dalam buah; pangsa.  Berdasarkan makna  ini kita jumpai konstruksi ruang angkasa (angkasa luar atau bentangan langit), ruang lingkup (luasnya subjek yang tercakup).

Pada deretan bentuk dasar atau leksem utama ruang, kita jumpai pula bentuk ruangan. Kamus tidak mencantumkan kategori untuk bentuk ruangan. Meskipun  jenis kata ruangan itu tidak dinyatakan, kita dapat memastikan bahwa bentuk ruangan juga tetap berkategori nomina (kata benda).

Untuk memastikan apakah bentuk ruangan itu termasuk nomina, kita dapat mengujinya dengan beberapa kriteria penentu kata benda. Ada beberapa cara yang dipakai sebagai kriteria untuk menentukan apakah satu kata berkategori nomina atau bukan.

Patokan itu antara lain (1) kata yang berakhiran –an umumnya berkategori nomina (makanan, timbangan, ruangan) (2) dapat diperluas dengan kata yang ditambah kata sifat (makanan yang enak, timbangan yang bersih, ruangan yang sejuk) (3) didahului kata depan (di pasar, ke rumah) (4) dapat diikuti atau mengikuti kata ganti penunjuk ini atau itu  (itu rumah, rumah ini) (5) hanya dapat dinegasikan atau dinegatifkan dengan kata bukan (bukan rumah, bukan timbangan).  Ruangan  jelas berkategori nomina karena dapat diuji dengan kelima kriteria di atas.

Bertolak dari latar belakang ulasan di atas, kita kembali pada pertanyaan  pokok dalam ulasan ini. Manakah konstruksi yang benar ruang makan atau ruangan makan?

Bentuk turunan ruangan  menurut kamus berarti (1) tempat  yang lega, kamar besar,  bilik dalam rumah, kelas tempat belajar, tempat dalam kapal atau perahu, tempat muatan (2) lajur ; kolom surat kabar  (3) lapangan, lingkungan.   Terlihat  jelas bahwa makna bentuk dasar ruang  berbeda dengan makna bentuk  ruangan.

Masalah yang dipersoalkan dalam rubrik ini justru mengacu pada makna bentuk ruangan dan bukan bentuk ruang. Secara lebih sederhana kita dapat mengujinya dengan kemungkinan menggantikan (substitusi) kata ruang dan ruangan itu dengan kata kamar atau bilik.

Kalau dapat diganti dengan kata kamar atau bilik maka bentuk yang dipakai haruslah bentuk ruangan. Ruangan makan sama dengan kamar makan,  ruangan tidur sama dengan kamar tidur. Apakah kata ruang pada kalimat (a) s.d. (c) dapat diganti dengan kata kamar? Jawabannya tentu bisa. Jika hanya dengan cara seperti ini maka bentuk ruang dan ruangan itu sama saja. Artinya, semuanya benar.

Untuk mendapatkan kepastian bentuk yang benar, kita memakai kata kamar atau bilik itu (unsur substitusi) itu pada frasa ruang angkasa dan ruang lingkup. Apakah berterima jika ruang pada frasa ruang angkasa dan ruang pada frasa ruang lingkup dapat diganti menjadi kamar sehingga muncul bentuk kamar angkasa *dan kamar lingkup*? Tentu saja tidak.

Dengan demikian, jelas bagi kita bahwa konstruksi yang benar dari kalimat-kalimat yang ada hanya terdapat pada kalimat (d) s.d. (f) yaitu konstruksi ruangan makan, ruangan pertemuan,  ruangan tamu. Tempat orang melakukan aktivitas makan, ruangan makan. Tempat orang bertemu, ruangan pertemuan. Untuk mengatasi masalah di ruangan makan, kita tidak perlu pergi ke ruang angkasa.

EDITOR: Redaksi Krebadia.com


sosok romo bone e1683867442101Bonefasius Rampung, S.Fil, M.Pd adalah imam Keuskupan Ruteng. Penulis buku Fatamorgana Bahasa Indonesia 1 dan Fatamorgana Bahasa Indonesia 2. Dosen dan ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Unika Indonesia Santu Paulus Ruteng