Simpulan untuk Kesimpulan

WhatsApp Image 2023 08 04 at 20.53.10

Dalam suatu pertemuan bernuansa akademis, yang dihadiri para guru dari setiap jenjang, dijelaskan perihal cara atau langkah menyusun tulisan (karya ilmiah) dalam rangka mempercepat kenaikan golongan kepangkatan. Narasumber menjelaskan langkah-langkah penyusunan karya ilmiah serta menjelaskan bagian-bagian penting karya ilmiah.

Dijelaskan bahwa bagian-bagian yang harus ada dalam karya ilmiah minimal ada tiga yaitu bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Pada bagian penutup biasanya berisi kesimpulan yang kadang-kadang disertai pula dengan saran-saran. Dalam pembicaraan selanjutnya, disebutkan kata kesimpulan di samping kata simpulan. Terdengar ucapan seperti tertulis berikut ini:

(a) Setiap karangan ilmiah biasanya diakhiri dengan penutup yang berisi kesimpulan.

(b) Kesimpulan yang dirumuskan harus berkaitan dengan apa yang telah diuraikan sebelumnya.

(c) Bagian kesimpulan biasanya berisi ringkasan uraian sebelumnya.

(d) Simpulan karya ilmiah yang panjang sering mengecohkan pembaca.

(e) Kami tertarik untuk menanggapi masalah pada butir simpulan ketiga.

(f) Ada kesan kontradiksi antara uraian dan simpulan akhir naskah itu.

Penggunaan dua bentuk dengan referensi makna yang sama seperti yang tersarankan pada kalimat (a) s.d. (f) di atas berpeluang membingungkan pembaca. Beberapa peserta pertemuan tersebut mengajukan satu pertanyaan ini.  Manakah bentuk yang benar simpulan atau kesimpulan.

Untuk memastikan bentuk mana yang tepat dan mana yang tidak tepat baiklah kita melihat bentuk dasar kata itu. Rujukan yang dapat diandalkan adalah Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Di dalam kamus kita temukan bentuk  dasar (leksem dasar) simpul dengan beberapa makna yang dipersyaratkan leksem itu. Bentuk dasar ini tergolong leksem polisemi karena mengacu pada beberapa makna. Bentuk dasar simpul yang bercorak polisemi ini, jika dikaitkan dengan kategori kata maka kata yang sama berkategori nomina, adverbia, dan verba.

Bentuk dasar simpul berkategori  nomina bermakna ikatan pada tali atau benang. Simpul sebagai adverbia, bermakna  dikulum atau tidak dibuka lebar-lebar tentang senyum. Sebagai bentuk berkategori verba, kata simpul bermakna sejajar dengan kesimpulan yaitu mengikhtisarkan berdasarkan apa-apa yang diuraikan dalam karangan, pidato.

Leksem dasar simpul yang bercorak polisemi dan berkategori nomina, adverbia, dan verba itu menurunkan bentuk-bentuk lain setelah mengalami afiksisasi. Kita jumpai bentuk menyimpul berarti mengikat (dua ujung tali) sehingga menjadi simpul; menyimpulkan berarti mengikatkan sampai menjadi simpul; tersimpul artinya sudah disimpulkan atau diikatkan, simpulan artinya sesuatu yang disimpulkan atau dikatakan; tersimpul artinya tersungging; tersimpulkan artinya sudah disimpulkan; kesimpulan artinya ikhtisar untuk uraian atau pidato; kesudahan pendapat; keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif atau deduktif.  Dari beberapa bentuk turunan  di atas, kita temukan bentuk simpulan dan kesimpulan yang dipersoalkan dalam ulasan ini.

Mencermati makna leksikal seperti ini,  membantu kita untuk menentukan pilihan bentuk yang tepat untuk mengakhiri suatu pembicaraan atau suatu uraian baik yang disampaikan secara lisan maupun yang disampaikan secara tertulis.  Membuat atau menyusun suatu karya tulis ilmiah, makalah, skripsi, tesis berarti menguraikan suatu masalah dalam bentuk tulisan.

Uraian seperti itu dituangkan dalam bentuk kalimat, paragraf, bagian, bab. Sebagai suatu uraian, bagian-bagain dimaksud tidak berdiri sendiri melainkan merupakan satu kesatuan. Untuk memperlihatkan kembali kesatuan antarbagian itu kepada pendengar atau pembaca, pembicara atau penulis biasanya menyajikan kembali uraiannya dalam bentuk rumusan-rumusan yang singkat, padat, jelas, ringkas, pendek.

Rumusan yang singkat, jelas, padat, ringkas, pendek  pada bagian akhir suatu uraian seperti ini apakah disebut simpulan atau kesimpulan? Ada dua kelompok yang membuat pilihan dengan argumentasi mereka  masing-masing. Kelompok pertama memilih bentuk simpulan sebagai bentuk yang benar dengan argumentasi bahwa bentuk simpulan itu dapat dianalogikan dengan bentuk ringkasan sebagai hasil tindakan atau aktivitas meringkaskan sesuatu.

Kita dapat menguji argumentasi seperti ini dengan menerapkannya pada bentuk yang sejajar secara paradigmatik. Pertanyaannya: apakah hasil dari rumusan yang memperjelas suatu hal disebut jelasan atau penjelasan? Hal memadatkan sesuatu disebut padatan atau pemadatan? Hal yang dijadikan agar pendek disebut pendekan atau kependekan? Kalau kita menerima bentuk simpulan maka sama artinya kita menerima bentuk padatan, jelasan. Bentuk simpulan diturunkan dari bentuk dasar simpul yang berkategori nomina. Bukan simpul yang berkategori verba. Jadi, bentuk simpulan dengan makna ringkasan atau ikhtisar patut diragukan.

Lalu, kalau bentuk kesimpulan yang diterima, maka bagaimana rumusan argumentasinya? Bentuk kesimpulan merupakan bentuk yang diturunkan dari bentuk dasar simpul dengan kategori kata verba (kata kerja) dengan makna ikhtisar, kesudahan suatu pendapat atau uraian-uraian sebelumnya. Kesimpulan adalah hasil dari penyimpulan yang menyaran pada kata kerja yang menyatakan proses. Proses menyimpulkan sesuatu disebut penyimpulan dan hasilnya kesimpulan.

Kita dapat mengambil contoh kata kerja pergi, berangkat, datang. Ketiga kata ini jika dimaknai sebagai proses pergi, berangkat dan datang kita dapat mengatakannya dengan bentuk kepergian, keberangkatan, dan kedatangan. Tidak mengatakannya dengan bentuk pergian, berangkatan, dan datangan.

Jelaslah kiranya bagi kita bahwa bagian penutup suatu karya ilmiah atau suatu uraian baik yang disampaikan secara lisan maupun yang disampaikan secara tertulis disebut kesimpulan, bukan simpulan. Kesimpulan uraian rubrik ini adalah bahwa Kesimpulan itulah yang benar bukan Simpulan. Dengan demikian kalimat  (d), (e), dan (f) dapat diperbaiki menjadi seperti kalimat (d1), (e1), dan (f1) berikut ini:

(d1) Kesimpulan karya ilmiah yang panjang sering mengecohkan pembaca.

(e1) Kami tertarik untuk menanggapi masalah pada butir kesimpulan ketiga.

(f1) Ada kesan kontradiksi antara uraian dan kesimpulan naskah itu.

 

Baca juga artikel terkait FATAMORGANA BAHASA INDONESIA atau tulisan menarik Bonefasius Rampung lainnya.
EDITOR: Redaksi Krebadia.com


bone rampung, simpulan, pergerakan, walau punBonefasius Rampung, S.Fil, M.Pd adalah imam Keuskupan Ruteng. Penulis buku Fatamorgana Bahasa Indonesia 1 dan Fatamorgana Bahasa Indonesia 2. Dosen dan ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Unika Indonesia Santu Paulus Ruteng.